Saat ini Citra sambil menunggu Fiki ruang tamu tanya memperhatikan beberapa piala award dari member Un1ty yang terpasang di lemari hias membuat gadis itu berdecak kagum, namun sayang rasa kagumnya sirna ketika seorang gadis memasuki dorm dengan teriak membuatnya terkejut.
“Astaghfirullah toa sekali suaranya,” gumam Citra begitu miris.
“Mila jangan teriak,” ucap Fiki.
Kini lelaki itu sedang menghampiri Citra dengan dua gelas cokelat dingin serta kue kering ditangannya, teguran dari Fiki terhebut cuma dibalas cengiran oleh Mila karena dia baru sadar jika ada seorang gadis yang cantik sejak tadi diruang tamu.
“Pacarmu ya Fik?” tanya Mila penasaran.
“Kepo saja lo, dia teman gue bukan pacar,” ucap Fiki sinis.
“Hilih endingnya pacaran awas saja,” ucap Mila.
Gadis itu kini menatap Fiki dengan sangat kesal dirinya langsung berlalu pergi meninggalkan dua sejoli yang saat ini sedang bersama, disisi lain Citra yang mendengar jawaban Fiki barusan yang anggap dirinya hanya seorang teman terasa begitu sakit.
“Sadarlah Cit, kamu jangan terlalu berharap dia hanya menganggapmj teman biasa tidak lebih harusnya kamu bahagia bukan malah jatuh cinta,” ucap Citra dalam hati.
“Citra,” ujar Fiki sedikit ngegas membuat Citra tersadar dari lamunannya.
“Ada apa Fik?” tanya Citra bingung.
“Kamu kenapa sejak dari super market hingga sekarang kamu sering melamun apa ada yang menganggu fikiranmu?” tanya Fiki lembuat membuat Citra tersenyum.
“Ah tidak ada, apa aku boleh tanya sesuatu ?”
“Tanya kan saja,” ucap Fiki yang kini mau minum.
“Waktu kita bertemu dijembatan kamu kenapa sedih waktu itu Fik?” tanya Citra hati-hati.
Hal itu membuat wajah Fiki yang awalnya tersenyum kini sedikit murung membuat Citra merasa tidak enak hati karena menanyakan hal yang sangat sensitif.
“Waktu itu aku nembak seseorang gadis kamu tau dia itu lembut, feminim dan menggemaskan dimataku dia sahabat dari awal aku audisi hingga sekarang tidak ada yang bisa gantikan posisi dia bahkan semua Youn1t mendukung kami,” ucap Fiki tersenyum manis.
Citra kini menatap lantai dengan tatapan sendu, jujur saja rasanya sangat sakit ketika orang yang kita sukai membahas gadis lain tapi rasa penasaran membuat kita ingin tahu.
“Lalu ?” tanya Citra.
“Karena lelah menyimpan perasaan selama bertahun-tahun aku akhirnya memberanikan diri saat itu untuk mengungkap perasaanku, tapi ternyata aku sudah terlambat dia telah punya kekasih,” ucap Fiki tersenyum miris.
“Lalu apakah kalian tetap bersahabat?”
“Kami tetap menjadi sahabat aku akan selalu ada disampingnya dalam susah senang seperti kata orang cinta pertama tidak bisa dilupakan dan dia cinta pertamaku aku akan menjadi rumah untuknya pulang dan menjadi bahu ketika dia terluka,” ucap Fiki.
“Terus kamu tidak cari pacar lagi Fik?”
“Tidak, tadikan aku sudah bilang akan menunggunya berapa lama pun itu dan menjadi rumahnya dan cuma dia yang akan menjadi sahabatku wanita satu-satunya yang berharga setelah keluarga, ayo dimakan kuenya susah payah aku bawakan,” ucap Fiki membuat Citra mengangguk paham.
Jleb!
Jujur penjelasan dari Fiki tadi telah berhasil membuat hatinya terasa sesak, saat ini dia merasa begitu bodoh karena penasaran akan kisah Fiki tapi dia tidak ingin lelaki itu tau tentang perasaannya sampai kapan pun.
“Pantas Fik kamu menganggapku hanya seorang teman bukan sahabat karena dari awal aku tidak ada harapan untuk di posisi itu apa lagi menjadi kekasihmu,” ucap Citra dalam hati.
Dan kini suara bel membuat Fiki berjalan dan membukanya muncullah seorang gadis membuat senyum Citra kini terbit sedangkan Fiki menatapnya dingin.
“Ayo pulang kak,” ajak Citra membuat gadis itu mengangguk ramah.
“Citra lain kali kalau mau minta jemput mending jangan sama gadis ini karena seluruh pintu tidak akan terbuka untuknya,” ucap Fiki dingin.
“Sebegitu bencinya kalian kepadaku, tidak adakah keadilan buatku jujur ini sangat menyakitkan harus sampai kapan aku bersabar,” ucap gadis itu dalam hati.
“Maaf Fik lain kali aku akan memastikannya,” ucap Citra.
Kini dirinya sangat merasa bersalah pada gadis didepannya, dan merasa tidak enak hati kepada Fiki yang kini berubah menjadi dingin pada gadis didepannya.
“Kalau gadis ini yang menjemputmu pulang lebih baik tadi aku yang mengantarkanmu,” ucap Fiki dingin.
Namun mata lelaki itu kini enggan menatap gadis didepannya saat ini membuat Citra mengangguk paham jika mereka sangat membenci gadis didepannya, hingga suara langkah kaki menuruni tangga membuat mereka bertiga reflek menoleh kepada lelaki dan perempuan yang saat ini menghampiri mereka.
“Eh ada Citra dan wanita rendahan,” ucap Sandy yang senyum ke Citra dan menatap gadis disampingnya dengan dingin.
“Hai Ra,” sapa Mila ramah membuat Ara tersenyum, Yap! Gadis yang dibenci oleh mereka adalah Ara.
“Hai juga,” sapa Ara balik dengan senyum tipisnya.
“Mila ini ceweknya Fenly jadi jangan pernah lagi menampakkan dirimu didepan Fenly,” bentak Sandy membuat Ara tersenyum tipis.
“Bang tidak boleh begitu,” tegur Mila.
“Tidak semua yang terlihat dimata itu kebenarannya bisa jadi dibalik itu ada alasannya, Citra ayo kita pulang,” ajak Ara hingga mereka berdua pun berlalu meninggalkan mereka dengan pemikirannya.
.selamat membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
UN1TY|| So Bad (END)
Fanfic(Book : 03) Sinopsis : Seorang lelaki yang berasal dari sebuah boygoup ternama kini tengah naik daun bernama UN1TY, Dia sedang mengalami jatuh cinta pada seorang gadis yang memiliki paras baby face sifat random pada semua orang, namun disaat dia ing...