5

54.4K 2.3K 11
                                    

HAPPY READING !!!

Perlahan seorang gadis membuka kedua kelopak matanya saat merasakan usapan lembut di pipi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perlahan seorang gadis membuka kedua kelopak matanya saat merasakan usapan lembut di pipi. Gadis itu cepat-cepat mendudukkan diri setelah mengetahui keberadaan Garvin.

Geyra semakin memojokkan tubuhnya di sudut ruangan ketika tangan Garvin hendak kembali menyentuhnya. Ia tidak boleh lemah mulai sekarang agar laki-laki itu tidak berbuat seenaknya lagi.

"Nanti ingin makan dengan apa?" basa-basi Garvin mencoba menyamankan Geyra.

Gadis itu menggeleng. Tubuhnya masih bergetar sejak tadi. Ia sekuat tenaga menahan air matanya supaya tidak turun. Gadis itu tidak ingin memperlihatkan ketakutannya lagi di hadapan Garvin.

"Besok kakakmu ingin bertemu untuk yang terakhir kali." ucapan Garvin berhasil membuat Geyra mengalihkan pandangannya.

"M-maksud kamu?" suara gadis itu terdengar terbata. Ia masih belum bisa berpikir jernih apa maksud dari ucapan Garvin.

Garvin tidak menjawab, laki-laki itu hanya diam dan menerbitkan senyum tulusnya sembari memandangi wajah cantik gadis itu. Garvin akhirnya memilih bangkit, membiarkan gadisnya menenangkan dirinya kembali.

•••

BUG BUG BUG

"Argghh!" teriak Garvin di dalam kamar.

Sedari tadi laki-laki itu terus memukul keras dinding untuk melampiaskan amarah. Ia tidak peduli nasib tangannya yang sudah memar dan mengeluarkan darah.

"Apa yang lo lakuin, Bangsat!"

"Hahaha, cuma menuhin hasrat gue,"

"Pergi lo, njing! Lo buat dia ketakutan,"

Pyar!

Garvin memukul cermin di sampingnya keras hingga retak tak terbentuk.

"Lo gak ada hak ngusir gue!"

"Jangan pernah muncul lagi di hadapan Geyra!"

"Cewek lo, cewek gue juga, kalau lo lupa,"

"Bajingan!"

"Bwahaha, pinter juga ya lo milih cewek. Cantik, bibirnya manis, tubuhnya sex-"

"Bacot, diem lo arrgghh!"

Laki-laki itu berteriak dan memegang kepalanya erat, menahan sakit. Ia sedari tadi terlihat seperti orang gila, berbicara sendiri, kemudian berteriak layaknya orang kesetanan.

Garvin memiliki alter ego. Ia mengalami itu semenjak ditinggal mati ibunya lima belas tahun silam. Sisi lain Garvin bernama Gavin, dia memiliki sifat pemaksa dan keras sama seperti Garvin. Yang membedakan hanyalah, Gavin sangat haus sex.

"Alter ego, sialan!"

Garvin kemudian keluar dari kamar dan pergi menuju dapur. Sampai di depan lemari pendingin ia membukanya, lalu mengambil satu botol wine dan menenggaknya habis.

Brak

Laki-laki itu melempar asal botol kosong winenya hingga pecahan kacanya berserakan di lantai. Para pelayan yang berada di dapur terlonjak kaget, dan seketika tubuh mereka membeku di tempat. Mereka tidak berani menoleh ke arah sumber suara.

Setelah Garvin pergi, mereka baru berani melihat apa yang telah terjadi dan bergegas membereskan pecahan kaca yang berserakan di lantai.

•••

Terakhir kali, jadi maksudnya Geyra gak bakal ketemu kak Keyra lagi.

Batin gadis itu terus berperang sedari tadi, memikirkan kata yang diucapkan Garvin. Tidak tahu mengapa, otaknya menjadi lama berpikir ketika laki-laki itu berada di dekatnya, mungkin karena rasa takut yang menghinggapi.

"Gak mungkin, pasti tadi aku cuma salah denger, mustahil kak Keyra gak nolongin aku." Geyra terus mencoba meyakinkan dirinya berusaha berfikir positif.

Beberapa saat kemudian, gadis itu mendengar suara kunci yang sedang diputar oleh seseorang. Ia memandangi pintu di ujung sana seraya berharap di dalam hati semoga bukan laki-laki itu pelakunya.

Harapan Geyra terkabul yang membuka pintu ternyata sang bibi. Wanita itu seperti biasa membawa nampan berisi makanan untuk Geyra.

"Selamat Sore Nona," sapa Bibi dengan senyumnya yang terbit sedari masuk.

"Sore bibi. Sekarang udah sore ya, aku kira di sini malam terus, lagian ruangan ini gak ada jendelanya," ucap polos Geyra.

"Dia gak mampu apa ya Bi buat jendela di sini. Oh makanya dia nyulik aku biar dapet uang tebusan kan Bi. Pasti bener tebakanku," Bibi mendengar kalimat panjang yang terlontar dari bibir gadis cantik di depannya masih dengan senyum tulusnya.

"Sekarang makan buah ini ya, agar Nona tetap sehat," wanita itu dengan sengaja mengalihkan pembicaraan. Gadis yang diajak bicara pun mengangguk tidak berniat membahasnya lagi.

"Suapin ya,"

"Siap Non." Geyra pun memakan buah itu dengan disuapi sang bibi. Mereka terlihat seperti seorang ibu dan anak yang sedang menghabiskan waktu bersama.

"Tau gak Bi, temen kampusku yang namanya Salsa cerewet banget. Dia suka nyontek, suka malu-maluin kalo lagi di luar. Kaya pas waktu itu aku sama dia lagi jogging tuh di taman, terus dia malah nyanyi-nyanyi sendiri, mana suaranya jelek, aku kan jadi malu. Makanya aku tinggalin dia sendiri waktu itu hahaha,"

Geyra terus berceloteh ria pada bibi. Gadis itu tanpa sadar melupakan sejenak kesedihannya. Entah mengapa, ketika berada di dekat sang bibi, gadis itu merasa sangat nyaman. Ia menjadi teringat kembali dengan mendiang sang ibu.

"Lalu teman Nona marah karena ditinggal Nona?" masih dengan tangannya menyuapi Geyra bibi bertanya.

"Si Salsa kesel Bi, terus dia diemin aku. Tapi baru dua jam aja dia udah gak tahan hahaha, karena pas hari itu ada tugas dari dosen,"

"Asik juga ya teman Non Geyra,"

"Iya Bi, tapi dia juga kadang nyebelin kaya yang udah aku bilang tadi." Bibi mengangguk masih dengan senyumnya yang belum luntur.

"Bibi keluar dulu ya Non mau ngelanjutin pekerjaan Bibi," tangan bibi yang hendak berdiri ditahan Geyra.

"Sebentar, temenin aku dulu di sini sampai aku tidur."

Bibi mengangguk mengiyakan. Ia pun mengelus kepala Geyra yang berbaring di pangkuannya hingga gadis itu terlelap.
Lalu bibi dengan pelan memindahkan kepala Geyra ke lantai berusaha agar gadis itu tidak terganggu. Setelah itu, ia keluar dari sana.

Infatuated With HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang