14

33.2K 1.6K 4
                                    

HAPPY READING !!!

Garvin masih memeluk tubuh mungil Geyra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Garvin masih memeluk tubuh mungil Geyra. Kedua matanya memejam, menikmati pelukan itu. Tangan kanannya mengelus lembut punggung Geyra sedangkan tangan kirinya masih menggenggam kedua tangan gadis itu.

"Kenapa ... harus aku?" suara Geyra terdengar lemah dalam pelukannya. Tubuh gadis itu sudah tidak lagi berontak seperti tadi karena Geyra merasa akan sangat percuma.

"Takdir Tuhan sayang," balas Garvin dengan mengecup kepala Geyra.

Air mata menetes lagi dari kedua mata Geyra, namun kali ini tanpa isakan. Gadis itu menatap kosong dinding di depan sana.

Lima menit kemudian, Garvin melepas pelukannya. Menangkup wajah gadisnya agar menatap balik dirinya, namun yang ia dapat hanya tatapan kosong dari gadis itu.

Perlahan Garvin menyatukan bibir mereka lalu melumatnya lembut. Mencoba menyadarkan Geyra dari lamunannya. Dan berhasil, tetapi reaksi gadis itu tidak sesuai dengan ekspetasi Garvin. Laki-laki itu menginginkan gadisnya membalas ciumannya, namun Geyra malah mendorong tubuhnya agar lumatan itu terlepas.

"A-aku mohon hiks ... lepasin aku. Biarin aku pergi," isakan Geyra kembali terdengar. Jika ada orang lain yang mendengar isakannya pasti mereka akan sangat iba. Berbeda dengan Garvin, laki-laki itu bahkan sama sekali tidak merasa bersalah atas apa yang ia lakukan selama ini.

"Dengar sayang. Aku tidak akan pernah melepaskanmu sampai kapanpun. Tidak akan ada yang bisa memisahkan kita, karena kamu hanya milikku, dan itu berlaku untuk selamanya," ucap Garvin dengan bibirnya yang tertarik ke atas.

Senyuman laki-laki itu terlihat sangat tulus. Geyra merasa tatapan mata Garvin  menyorotkan rasa penuh kasih sayang untuk dirinya. Sangat kontras dengan tatapan mata gadis itu yang menatap kedua mata Garvin penuh benci.

"Kamu egois," desis Geyra.

"Maaf sayang," balas Garvin seraya hendak menarik tubuh gadisnya ke dalam pelukannya lagi. Geyra segera menahan dada bidang Garvin yang terlihat akan memeluknya kembali.

"Aku mau ketemu kak Keyra,"

"Dengan syarat, balas pelukanku lagi." senyum tulus Garvin berganti dengan senyum jahil.

Geyra menuruti kemauan laki-laki itu karena jujur gadis itu sangat merindukan sang kakak. Ia memeluk tubuh Garvin malas. Berbanding terbalik dengan Garvin, laki-laki itu sangat merasa senang karena gadisnya menuruti keinginannya.

"Tidak untuk sekarang," Garvin berucap dalam pelukan mereka. Geyra segera melepas pelukan itu dan menatap tajam Garvin setelah mendengar ucapan laki-laki itu barusan.

"Ck, aku udah ngelakuin syaratnya," balas gadis itu kesal.

"Kamu masih sakit sayang. Jadi, menurutlah atau aku akan menambah rasa sakitnya."

Geyra mengangguk malas sebagai jawabannya. Hal itu membuat Garvin gemas, laki-laki itu lantas mengecup secepat kilat bibir manis gadisnya. Rasa kesal Geyra pun semakin bertambah. Gadis itu mengusap kasar bibirnya, menghilangkan bekas bibir Garvin.

Melihat tingkah gadis itu, Garvin tertawa pelan. Ia mengambil tangan Geyra yang sedang mengusap kasar bibirnya sendiri dan menggantinnya dengan tangan laki-laki itu, mengusap lembut bibir yang tadi ia kecup.

"Aku beli obatnya dulu, biar kamu cepat sembuh." Garvin kemudian keluar dari kamar setelah mencium kening Geyra.

•••

"Kabar adikku gimana?" tanya Keyra langsung setelah melihat Damian masuk.

"Baik," balas Damian singkat seraya melangkah mendekati gadisnya yang masih diikat.

"Damian, aku minta tolong lepas. Aku harus pergi bekerja,"

"Mulai hari ini, kamu keluar dari tempat kerjamu dan tinggal di rumah ini selamanya bersamaku," tangan Damian menyingkirkan rambut panjang Keyra ke belakang telinga, lalu mengecup lama puncak hidung gadis itu.

"Kamu jangan bercanda Damian," ucap Keyra, gadis itu menganggap ucapan Damian tadi hanya sebuah lelucon.

"Aku tidak bercanda sayang. Bergantilah aku akan menunggu di luar." laki-laki itu meletakkan sebuah kaus berwarna putih dan celana pendek hitam di atas paha Keyra. Kemudian ia membuka ikatan tali di tangan gadis itu. Selesai membuka, Damian berjalan keluar dan tidak lupa menguncinya dari luar.

Keyra bingung harus menuruti perintah laki-laki atau tidak. Tetapi karena dia belum berganti dari kemarin, akhirnya gadis itu mengganti bajunya. Keyra sedikit tidak nyaman dengan celana yang di berikan Damian. Celana itu sangat pendek hingga paha putihnya terlihat.

Gadis itu terkejut ketika tiba-tiba Damian kembali masuk. Nasib baik dirinya telah selesai berganti, akan sangat malu jika laki-laki itu masuk ketika dirinya belum selesai berganti.

Langkah kaki panjang Damian terus berjalan mendekati Keyra. Tatapan matanya tidak pernah terlepas sedetik pun dari wajah cantik gadis itu. Keyra dibuat terbius oleh tatapan Damian selama beberapa detik. Gadis itu segera menyadarkan dirinya, ia harus memikirkan bagaimana cara agar keluar dari sini.

Sesampainya di hadapan sang gadis, tangan kanan Damian merengkuh pinggang ramping Keyra. Tangan kirinya mengusap pipi gadis itu. Dengan perlahan Damian mendekatkan wajahnya. Keyra yang paham dengan itu, segera menginjak keras kaki Damian dan hal itu membuat Damian sontak melepas rengkuhannya.

Tidak membuang kesempatan, Keyra langsung berlari keluar dari kamar itu secepat mungkin. Ia harus segera menuju pintu keluar agar bisa pergi dari rumah ini.

Di dalam kamar, Damian terkekeh melihat tingkah Keyra. Ia tidak menyangka gadisnya akan seberani ini.

"Aku tidak sabar untuk menghukummu, Keyra sayang." ucap laki-laki itu sendiri seraya tertawa mengerikan.

Infatuated With HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang