SELESAI

32.6K 1.2K 35
                                    

HAPPY READING !!!

"Ck, gadis bodoh!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ck, gadis bodoh!"

Gavin berjalan cepat menuju gadisnya yang terjatuh di samping tubuh Sinta.

"Non Geyra,"

Sinta memangku tubuh lemas Geyra. Tangannya bergetar ketika melihat banyak darah pada dada gadis itu. Sinta pun sudah tidak bisa membendung air matanya lagi.

"M-makasih Sinta, udah m-mau b-bantu aku keluar dari r-rumah itu. M-maaf udah ngrepot-tin kamu," Geyra tersenyum menenangkan menatap wajah sedih Sinta.

"Tidak Nona, saya tidak sama sekali merasa direpotkan Nona. Saya minta maaf, semua ini terjadi karena salah saya,"

Geyra menggeleng lemah mendengar ucapan Sinta. Air mata Sinta semakin mengalir deras ketika melihat sang nona meringis menahan sakit.

"Minggir!"

Suara dingin Gavin membuat Sinta segera menyingkir dan membiarkan laki-laki itu memangku tubuh Geyra.

"Sayang, kenapa kamu melakukan ini? Harusnya dia yang terluka, bukan kamu,"

Geyra dapat melihat tatapan khawatir Gavin. Gadis itu pun kemudian merasakan wajahnya basah karena ketetesan air mata laki-laki itu.

"A-aku harap, k-kamu menyesal s-sama apa yang udah selama ini, sshh, k-kamu lakuin ke aku,"

Dengan susah payah, Geyra berusaha berbicara sembari menahan sakit akibat sebuah peluru yang menembus tepat di dadanya. Tidak, Gavin sama sekali tidak berniat melukai gadisnya. Ini semua terjadi karena Geyra yang melindungi pelayan itu.

"Jangan tinggalkan aku sayang, aku tidak mau kehilanganmu. Sampai kapanpun aku tidak akan siap kehilanganmu."

Gavin memeluk tubuh lemah gadisnya erat. Air matanya menetes lagi mengenai rambut gadis itu. Gavin takut sekarang, laki-laki itu sangat takut jika gadisnya pergi meninggalkannya.

"Bangsat! Kenapa kalian hanya diam?! cepat siapkan mobil!"

"B-baik Tuan." anak buah Gavin kemudian pergi untuk mengambil mobil sebelum sang tuan bertambah marah.

"Bertahanlah sayang, jangan menutup matamu dulu aku mohon,"

Gavin mengecup berkali-kali kening Geyra. Keadaan gadis itu semakin lama semakin lemas. Wajahnya yang perlahan memucat dan darah yang sedari tadi terus mengalir dari dada gadis itu. Sehingga saat ini gaun putih yang tengah dipakai Geyra sudah terlihat sangat kumuh dengan banyak bercak warna merah di sana.

Tiba-tiba Geyra melihat wajah sang kakak yang menatapnya dengan berurai banyak air mata. Geyra pun ikut menangis. Gadis itu ingin bangkit dan menghapus air mata kakaknya, namun tubuhnya terasa sangat lemas.

"Kak Keyra, maafin aku. Jaga diri kakak baik-baik di sini, aku udah gak kuat kak. Aku udah ditunggu Ayah sama Bunda di sana. Aku ... pamit kak." Geyra berucap dalam hati pada bayangan wajah sang kakak. Dadanya semakin terasa sakit sekarang. Sehingga membuatnya sangat sulit untuk menggerakkan bibirnya.

Infatuated With HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang