31

24.7K 1K 13
                                    

HAPPY READING !!!

HAPPY READING !!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayah ... Bunda ... hiks ... dingin,"

Geyra memeluk erat tubuh polosnya. Gadis itu tanpa sadar semakin mendekatkan tubuhnya ke tubuh Gavin yang masih tertidur. Geyra mencari kehangatan dengan masuk lebih dalam ke pelukan laki-laki itu.

Gadis itu menangis lama. Ia sudah tidak bisa tidur kembali karena kepala dan sekujur tubuhnya yang terasa sangat sakit. Geyra terus terisak pelan dalam selimut.

Selang satu jam, Gavin terbangun. Ia merasakan tubuh gadisnya yang menggigil dalam pelukannya. Gavin kemudian menyingkap sedikit selimut yang menutupi seluruh tubuh gadis itu.

Punggung tangan Gavin terasa sangat panas ketika memeriksa dahi Geyra. Laki-laki itu mencium lama kening gadisnya yang masih terisak kemudian bangkit keluar kamar setelah memakai kausnya kembali yang semalam ia lepas.

Tak berselang lama, Gavin kembali masuk ke kamar. Laki-laki itu membawa handuk kecil dan sebuah baskom yang berisi air hangat. Gavin menaruhnya di nakas. Ia kemudian berjalan menuju lemari, mengambil pakaian untuk menghangatkan tubuh Geyra.

"B-bunda hiks ... sakit," kedua mata Geyra masih terpejam. Gadis itu merasakan kepalanya sangat pusing.

"Aku bantu kompres dahi kamu, biar panasnya cepat turun."

Gavin membenarkan posisi tidur Geyra. Ia kemudian dengan hati-hati memakaikan pakaian pada tubuh gadis itu. Setelah selesai Gavin kembali menyelimuti tubuh Geyra. Ia mengecup sebentar bibir pucat gadis itu, sebelum mengompres dahinya.

Setelah selesai, Gavin kemudian mengambil tangan Geyra dan mengecupnya berkali-kali sembari memandangi wajah pucat gadis itu. Gavin tidak suka melihat gadisnya yang lemah seperti saat ini, ia lebih suka melihat gadisnya yang ketakutan seperti semalam.

Gavin ikut berbaring di samping tubuh Geyra. Hingga pagi menjelang, laki-laki itu tidak tidur kembali. Gavin terus memandangi wajah damai gadisnya tanpa bosan dan tangannya yang mengelus lembut seluruh wajah gadis itu.

Merasakan sinar matahari yang masuk melalui celah jendela, Gavin bangkit dan membersihkan diri di kamar mandi. Setelah selesai, Gavin keluar menuju dapur untuk membuatkan sarapan gadisnya. Gavin kembali ke kamar dengan membawa sarapan untuk Geyra.

"Sayang,"

Geyra yang samar-samar mendengar suara Gavin dengan perlahan membuka matanya. Matanya kembali menutup ketika cahaya matahari menusuk retina mata gadis itu.

"Mau minum?" Geyra menggeleng. Gavin membantu gadis itu yang ingin duduk. Laki-laki itu kemudian kembali mengambil piring sarapan Geyra yang tadi di taruhnya di atas meja nakas.

"Buka mulutmu sayang,"

Gadis itu menggeleng lagi. Gavin berusaha menahan amarahnya melihat tingkah Geyra. Laki-laki itu kembali mencoba menyuapi gadisnya.

Infatuated With HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang