16

32.4K 1.5K 13
                                    

HAPPY READING !!!

"BI IRMA!" seru Geyra senang melihat Bibi Irma masuk ke dalam kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"BI IRMA!" seru Geyra senang melihat Bibi Irma masuk ke dalam kamar. Gadis itu ingin menyambut sang bibi namun bagian bawahnya masih sakit.

"Seperti biasa Nona, saya diperintah Tuan untuk mengantarkan makanan," Bibi Irma menerbitkan senyum tulusnya.

Geyra mengangguk antusias. Gadis itupun tidak berbeda dengan pelayan itu, ia melengkungkan bibirnya ke atas sejak sang bibi masuk.

"Seperti biasa, bibi suapin aku," dengan menyengir Geyra menirukan ucapan bibi.

"Siap Nyonya," balas bibi bergurau. Merekapun tertawa bersama karena mendengar panggilan Bibi Irma.

"Sudah Nona, mari makan," tawa Bibi Irma sudah sedikit mereda disusul dengan Geyra. Kemudian sang bibi menyuapi Geyra dengan tenang diselingi percakapan diantara mereka.

"Bibi, gimana obatnya?" Geyra sedikit memelankan suaranya.

"Beres Non, udah bibi beli,"

"Makasih," ucap Geyra dengan melebarkan senyumnya. Sekarang gadis itu sudah tidak khawatir lagi setelah terjadinya insiden yang sangat ia benci. Geyra tidak akan pernah membiarkan benih laki-laki itu tumbuh di dalam rahimnya.

"Sama-sama Non Geyra,"

"Maafin aku selalu ngrepotin bibi," wajah senang Geyra berubah sedih. Geyra sangat merasa tidak enak karena semenjak dirinya tinggal di rumah ini, ia sudah banyak merepotkan sang bibi.

"Bibi sama sekali tidak merasa direpotkan Non. Bibi justru senang karena semenjak Non Geyra di rumah ini, bibi jadi bisa merasakan punya anak perempuan,"

"M-maaf Non saya lancang,"

"Astaga bibi, gak apa-apa. Bibi bisa cerita apa aja sama aku. Jangan sungkan-sungkan. Bibi juga bisa anggap aku sebagai anak bibi," ucap Geyra kemudian memeluk tubuh sang bibi dari samping.

Bibi Irma lalu meletakkan piring makanan Geyra di meja dan membalas pelukan gadis itu. Mereka berpelukan cukup lama. Geyra sangat merasa nyaman dalam pelukan itu. Gadis itu memejamkankan kedua matanya, membayangkan yang memeluknya saat ini adalah sosok ibunya.

"Mari Nona, diminum obatnya," ajak Bibi Irma dengan tangannya menyerahkan segelas air dan tangan lainnya memegang obat.

Geyra mengangguk, kemudian menerima obat dan air tersebut. Dimasukkannya obat ke dalam mulutnya lalu menenggak air putih tadi hingga habis. Geyra menyerahkan kembali gelas yang sudah kosong kepada Bibi Irma, lalu pelayan itu menyimpannya pada nampan.

Ceklek

Pintu kamar terbuka lagi, kali ini yang masuk adalah Garvin. Geyra menghela nafas lega karena laki-laki itu tidak masuk ketika ia meminum obat yang dibeli bibi. Garvin melangkah mendekati gadisnya dan seorang pelayan yang sedang duduk bersebelahan di sofa kamar.

Infatuated With HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang