10

39.7K 2K 5
                                    

HAPPY READING !!!

"Banyak bacot lo, minggir! Biar gue yang cari Geyra,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Banyak bacot lo, minggir! Biar gue yang cari Geyra,"

"Gak, lo lemah soalnya, mending gue yang nyari." kukuh Gavin dengan mempertahankan dirinya tetap pada tubuh Garvin.

Laki-laki itu melangkah keluar dari ruang kerjanya setelah membuat ruangan tersebut hancur berantakan. Salah satu penjaga tiba-tiba menghampirnya.

"Lapor Tuan, sepertinya Nona kabur melalui taman belakang,"

"Panggilkan penjaga taman belakang!"

"Baik Tuan." penjaga itu kemudian bergegas mencari temannya yang bertugas menjaga taman di belakang rumah.

Dari kejauhan dia melihat penjaga itu, dengan sedikit berlari laki-laki itu menghampirinya. "Dipanggil Tuan di ruang tengah," masih dengan mengatur nafasnya penjaga tadi membuka mulutnya.

Laki-laki yang memakai baju hitam, sama dengan yang dipakainya, tangannya terlihat bergetar, tubuhnya pun sama tetapi dia tetap berjalan melangkah menemui tuannya untuk bertanggung jawab atas kelalaian yang telah di perbuat.

BUG BUG BUG

Baru saja penjaga itu tiba di depan sang tuan, Gavin langsung menonjoknya keras berkali-kali. Wajahnya pun sekarang sudah hampir dipenuhi lebam akibat pukulan keras Gavin.

"Bawa dia ke ruang bawah." perintahnya setelah puas membuat wajah penjaga itu bengkak kepada beberapa penjaga yang sejak lima menit lalu sudah berada disana.

"Baik Tuan." Dua dari mereka membopong tubuh laki-laki yang sudah lemas dan membawanya ke ruangan yang dimaksud Gavin.

"Kita cari di luar!" perintahnya lagi kepada beberapa penjaga yang masih berada di sekitarnya.

Mereka pun melangkah cepat keluar dari rumah menuju jalanan menggunakan mobil hitam untuk mencari gadis sang tuan. Gavin ikut mencari gadisnya dengan mengendarai mobil hitam miliknya sendiri.

Di lain tempat, tepatnya di rumah Damian, terlihat laki-laki itu tengah duduk bersama dengan Keyra. Gadis itu duduk di atas pangkuan Damian. Keyra sebenarnya sangat tidak nyaman dengan posisi duduknya saat ini, tapi sekeras apapun menolak, laki-laki itu akan terus memaksa bahkan sampai mengancamnya.

Awalnya Keyra diajak ke rumah Damian untuk menyusun rencana membantu Geyra keluar dari rumah Garvin. Namun, malah berakhir seperti ini. Dimana pinggang gadis itu dipeluk erat lengan Damian dan kepala laki-laki itu yang berada di ceruk lehernya.

"Bagaimana kabar adikku?" tanya Keyra kepada Damian yang masih menciumi leher dan rahangnya.

Damian yang mendengar pertanyaan gadisnya, menghentikan kegiatannya dan mengeluarkan ponsel di saku celana kemudian menempelkannya di telinga laki-laki itu setelah mendial nomor Garvin.

Lama panggilan itu belum juga diangkat, Damian memilih memutuskannya sepihak, lalu berganti memanggil kontak anak buah Garvin.

"Halo, Tuan Damian," terdengar suara anak buah Garvin yang berasal dari ponsel Damian membuat Keyra memfokuskan telinganya untuk menguping pembicaraan mereka.

"Dimana Garvin?"

"Tuan Garvin sedang mencari Nona Geyra yang menghilang Tuan."

Keyra pun terkejut mendengar bahwa adiknya menghilang dari rumah Garvin. Ia harus segera keluar dari rumah Damian dan turut mencari keberadaan Geyra.

Damian segera memutuskan sepihak panggilan tersebut dan membuang ponselnya asal ketika merasakan pergerakan gadisnya yang hendak berdiri. Laki-laki itu semakin mengeratkan lengannya di pinggang ramping Keyra, mencegah aksi gadis itu.

"Lepas, aku ingin mencari adikku," mohon Keyra sembari tangannya yang berusaha melepas pelukan Damian.

"Tidak sayang, biar dia saja yang mencari,"

"Tapi, Geyra juga adikku, sudah menjadi tanggung jawabku mencari dia,"

"Aku bilang tidak ya tidak!" bantah Damian keras.

"Damian, a-aku mohon ..." bujuk Keyra dengan menahan air matanya agar tidak jatuh. Namun, laki-laki itu sama sekali tidak mengindahkan ucapannya. Ia justru menyatukan bibir mereka dan melumatnya.

Air mata Keyra seketika turun. Kedua tangannya berusaha menjauhkan tubuhnya dari tubuh laki-laki itu. Tetapi usaha Keyra tidak membuahkan hasil apapun. Bibirnya terus dilumat paksa Damian.

Merasa gadisnya kehabisan nafas, Damian melepas pagutannya dan beralih menarik kasar tangan gadis itu. Kaki Keyra yang pendek sedikit kesusahan untuk mengimbangi langkah kaki Damian yang panjang, sehingga gadis itu berkali-kali jatuh di atas kerasnya keramik rumah Damian.

Tanpa memedulikan Keyra, Damian terus melangkah hingga langkahnya berhenti di depan pintu bercat cokelat. Laki-laki itu membukanya kemudian berjalan masuk masih dengan tangannya yang menggenggam erat tangan Keyra.

Damian mengambil sebuah tali dari dalam lemari, lalu laki-laki itu mendudukkan kasar Keyra di atas kursi yang ada di dalam ruangan tersebut.

"Lepas! Aku mau mencari adikku!" gadis itu panik ketika Damian mengikat kedua tangannya di belakang kursi. Ia terus menggerakan tangannya berharap ikatan itu terlepas. Namun, bukannya terlepas tangan gadis itu justru merasakan sakit akibat perbuatanya sendiri.

Selesai mengikat, tangan Damian menyingkirkan rambut yang menutupi wajah cantik Keyra ke belakang telinga. Lalu, jemari laki-laki itu mengusap lembut kedua pipi gadisnya yang basah.

"Biarkan aku keluar, Damian, aku mohon ..."

Laki-laki itu mengecup pelipis Keyra, lalu keluar dari sana tanpa membalas ucapannya.

"Geyra ... maafin kakak."

Infatuated With HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang