19

26.3K 1.4K 130
                                    

HAPPY READING !!!

"Kak," panggil Geyra lembut kepada seseorang yang sedang duduk membelakanginya di depan meja rias

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak," panggil Geyra lembut kepada seseorang yang sedang duduk membelakanginya di depan meja rias.

Keyra langsung mengangkat kepalanya dan menoleh ke arah suara itu berasal. Dan benar dugaannya, suara tersebut adalah milik sang adik. Keyra seketika menerbitkan senyumnya setelah melihat keberadaan Geyra.

Geyra berjalan mendekat menuju kakaknya. Keyra lantas bangkit dan memeluk tubuh adiknya erat. Geyra pun membalas pelukan Keyra tak kalah erat.

"Kakak kenapa gak bilang sama aku,"

Keyra sontak melepas pelukannya dan memandang adiknya sendu. Tangan gadis itu mengusap pipi adiknya yang basah karena air mata.

"Maafin kakak Gey,"

"Aku maafin kak. Tapi kakak beneran mau nikah sama dia, apa kakak ... cinta?" senyum bahagia Keyra seketika berubah menjadi senyuman terpaksa. Gadis itu sedang mencari jawaban yang tepat untuk pertanyaan adiknya.

"Kakak ... terpaksa menikah sama dia. Kalau kakak menolak, kakak takut dia gak jadi bantu kamu pergi dari rumah itu," hati Geyra teriris mendengar serangkaian kata yang diucapkan sang kakak barusan.

"Tapi, aku juga gak mau lihat kakak menderita. Aku gak mau cuma karena aku kakak rela menikah sama laki-laki yang gak kakak cinta. Aku gak rela kak ..." air mata mengalir deras dari kedua mata Geyra. Keyra lalu memeluk kembali tubuh sang adik dan mengusap punggungnya yang bergetar.

"Kakak gak masalah, asal kamu bisa bebas dari laki-laki itu dan hidup seperti dulu lagi," Geyra lantas menggeleng.

"Gak kak hiks ... aku gak akan biarin kakak ngelakuin ini. Aku takut ... setelah kakak menikah nanti, kita jadi jarang ketemu."

Air mata Keyra akhirnya menetes. Gadis itu sudah tidak kuat membendungnya lagi. Dalam beberapa saat, kakak beradik itu menangis dalam pelukan erat mereka. Isakan Geyra semakin mengeras ketika membayangkan hal yang ditakutkannya terjadi.

Keyra segera menghapus air matanya yang mengalir, ia tidak ingin adiknya melihat dirinya menangis. Kemudian Keyra mengurai pelukan mereka. Bibir gadis itu tersenyum menenangkan dan jemarinya mencoba menghapus bekas air mata di pipi Geyra.

"Kakak bakal berusaha buat sering temuin kamu Gey. Gak ada yang bisa pisahin kita, kakak janji setelah menikah nanti, kakak akan segera membantu kamu pergi dari rumah itu,"

"Tapi hiks ... Aku gak mau kakak hidup menderita karena terpaksa menikah,"

"Kakak udah bilang gak apa-apa,"

"Gak hiks ... ayo kita pergi jauh dari sini," tangan Geyra menarik tangan kakaknya menuju jendela besar dalam ruangan itu. Ia kemudian membukanya dan menyuruh sang kakak keluar.

"Kakak keluar dulu, nanti baru aku,"

"Tapi Gey ..."

"Cepet kak keburu mereka dateng!" Keyra kemudian menuruti perintah Geyra. Setelah berhasil, Geyra pun menyusul.

Bersamaan dengan itu, pintu kamar dibuka oleh Damian. Laki-laki itu geram melihat gadisnya tidak ada di dalam. Damian kemudian berjalan cepat menuju jendela yang sedikit terbuka. Dan benar tebakannya, ternyata gadisnya dan Geyra kabur dari jendela tersebut.

Damian melangkah cepat keluar dari sana. Garvin yang melihat tangan laki-laki itu mengepal lantas mengikuti langkah Damian.
Ia menarik pundak Damian sedikit kasar agar menghadap dirinya.

"Dimana Geyra?"

"Mereka kabur." balas Damian tenang, namun tangannya masih mengepal erat.

Mendengar itu, Garvin segera berlari cepat keluar dari rumah. Damian pun ikut menyusul laki-laki itu. Mereka berlari ke arah belakang rumah, di mana Keyra dan Geyra kabur.

Di tempat lain, Geyra membantu kakaknya yang kesusahan berlari. Geyra tidak tahu mengapa kakaknya jadi susah berlari seperti saat ini, padahal waktu dulu ia dan Keyra sangat suka berlari pagi-pagi. Mungkin Geyra akan menanyakan pada sang kakak nanti setelah mereka berhasil keluar dari rumah Damian.

Bruk

Tubuh Keyra terjatuh, gadis itu sudah tidak kuat menahan sakit di pahanya. Geyra hendak kembali membantu kakaknya bangkit namun tangan gadis itu ditahan Keyra.

"Tinggalin kakak Gey. Kamu harus cepet pergi dari sini," suruh Keyra dengan sesekali menoleh ke belakang.

"Kakak juga harus ikut,"

"Kaki kakak sakit, kakak udah gak kuat lari lagi,"

"Biar aku gendong kak,"

"Gak Gey. Kamu cepet lari, takut mereka lihat kita," desak Keyra lagi.

"Hiks ... gak kak, aku gak bakal ninggalin kakak sendiri di sini," Geyra terus berusaha membantu kakaknya bangkit. Gadis itu tidak akan mungkin tega membiarkan sang kakak hidup bersama dengan laki-laki itu.

Kedua tubuh gadis itu menegang ketika mendengar suara kekehan yang sangat mereka kenali dari arah belakang. Geyra dengan cepat kembali membantu Keyra bangkit.

Usaha Geyra kali ini berhasil, merekapun berlari kembali dengan sedikit tertatih. Namun baru beberapa langkah, tubuh Keyra kembali jatuh. Tidak hanya Keyra, tubuh Geyra ikut ambruk karena sebuah timah panas mengenai betisnya.

"GEYRA!"

Infatuated With HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang