Sydney - Apakah Harus Say Goodbye?

431 80 14
                                    

Hampir setahun sudah kulewati di tempat perantauan, mengadu nasib, dan menikmati segala prosesnya dengan doa, ikhtiar, dan tawakal. Untuk mengisi kekosongan selepas mengajar di sekolah, aku memutuskan untuk membuka les privat untuk warga negara asing yang ingin belajar lebih tentang bahasa dan budaya Indonesia. Baru sebulan didirikan, respon dan antusiasnya bahkan melebihi ekspektasiku. Beberapa dari mereka merupakan teman terdekatku selama di Sydney yang kemudian merekomendasikanku kepada rekan atau saudaranya yang lain.

Beberapa kali si manja Elsa membujukku untuk pulang karena rasa rindu yang 'katanya' tak tertahan. Aku hanya bisa tertawa dan menenangkannya bahwa semua akan baik-baik saja dan aku akan segera kembali setelah sukses nanti. Dasar bocah manja! Eits, tapi manjanya hanya padaku saja, sih xixixi.

Turf ... entah kenapa sampai saat ini aku belum bisa menerimanya sebagai orang spesial di hidupku. Dia memang sudah banyak membantuku, menemani di kala aku sedih, mengobati setiap luka hati, dan berperan penting dalam mengisi lembaran hari-hariku selama di sini. Entah ... yang ada di pikiranku sekarang hanyalah bagaimana caranya agar aku sukses dan dapat kembali ke Indonesia secepatnya.

Namun, ada yang perlu kalian ketahui tentang lelaki itu. Beberapa keanehan sempat kutangkap, tapi beberapa kali juga dia menepis dengan alasan yang cukup logis. Semakin tak kupedulikan keanehannya itu, semakin aku menemukan hal-hal janggal pada dirinya.

Pertama, aku pernah melihat di tangan dan celananya terdapat darah ketika ia baru saja keluar dari apartemen seseorang. Dapat kuyakini dengan pasti kalau darah itu bukan darah yang berasal darinya. Namun, ia mencoba menyangkal dengan mengatakan kalau darah tersebut berasal dari pahanya yang terdapat luka sobek. Secara logis, jika pahanya sobek dan menimbulkan darah, mengapa celana yang dikenakannya tidak ikut sobek? Lagi pula darah yang kulihat bukan berasal dari paha yang menembus ke celananya. Melainkan celana tersebut seperti "hanya tak sengaja menjadi lap darah".

Kalau kita sangkutkan pada pernyataan, "Siapa tau dia sudah mengganti celana dan darahnya masih mengalir?" Oh, tentu tidak. Jelas jika mengalir, seharusnya darahnya tidak mengotori satu tempat saja, melainkan mengucur hingga minimal hampir menuju betis. Lagipula tiga jam sebelumnya sempat aku bertemu dengannya yang berpakaian lengkap dengan celana yang sama ketika digunakan pada saat itu.

Sebetulnya masih sangat banyak yang ingin kuceritakan. Hanya saja karena hari ini aku benar-benar lelah, maka dari itu aku lebih memutuskan untuk beristirahat dan pulang ke apartemen saja demi kembalinya kebugaran tubuhku yang sudah sangat tak terkontrol ini. Maklum sudah jam 1 malam.

Langkah kaki yang baru saja menjejak di seperempat jalan terhenti tatkala tiba-tiba saja di tengah keheningan malam, samar-samar terdengar seseorang berteriak dengan mulut yang seperti dibungkam. Tubuhku sedikit kutarik untuk bersembunyi dari balik sebuah tembok sebelum akhirnya melihat seorang perempuan dengan tubuh yang  dipenuhi noda darah keluar dari sebuah kamar dan berlari dikejar oleh seorang laki-laki. Naluriku tak tinggal diam. Entah ada hantu apa yang merasukiku hingga aku berhasil menyusup masuk ke dalam apartemen wanita itu dan memastikan bahwa ada sesuatu yang tak baik sedang terjadi. Karena kebetulan sekali selama di Sydney ini, beberapa kali aku pernah belajar bersama dengan rekanku dari kepolisian yang selalu bersedia mengajarkanku mengenai taktik menjadi seseorang detektif dadakan. Sedikit konyol, sih. Tanpa ilmu yang mendalam aku berani melakukan hal ini.

Dengan cekatan aku memasang dua kamera yang selalu kubawa di beberapa sudut ruangan bermodalkan nekat. Sebelum akhirnya bersembunyi untuk memastikan hal apa yang terjadi di dalam ruangan ini.

Namun, belum sempat aku menemukan tempat aman, ada sekelebat bayangan menarikku kencang hingga aku terhempas masuk ke sudut ruangan yang tertutup. Tempat yang sangat strategis untuk bersembunyi, tapi akhirnya aku mulai sadar bahwa tepat di sebelahku, ada sesosok perempuan penuh darah berambut pendek yang menundukkan pandangannya.

Bisikan Maut ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang