Author Pov's.
Kenan dan Laras izin pamit untuk pergi ke taman belakang sebentar. Lampunya cukup terang untuk berbicara di malam hari. Kak Kenan takut jika Laras, temannya itu akan meninggalkannya setelah tau fakta jika adiknya adalah seorang indigo. Ditambah lagi dengan mamahnya yang kadang masih bisa melihat makhluk seperti waktu itu. Pasalnya tak banyak dari kita yang dapat mempercayai keberadaan makhluk tanpa melihatnya terlebih dahulu.
Mengapa Kenan sangat tidak ingin kehilangan Laras?
Ketahuilah, Kenan adalah seorang anak pendiam. Sikapnya bukan dingin. Dia cenderung lebih suka menyendiri. Jika disapa dia akan tersenyum hangat. Tetapi tak ada yang mau menjadi teman dekatnya. Karena dia seperti ketakutan ketika mendapat teman baru.
Dan di saat seperti itulah Laras datang. Dia tak pernah mundur untuk mendekati Kenan. Baginya Kenan adalah lelaki menawan dengan sifat yang unik. Kenan termasuk ke dalam daftar ciri-ciri sahabat yang harus dimiliki Laras. Hingga akhirnya Kenan luluh dan disitulah mereka mulai bersahabat.
"Kenan,"
"Laras,"
"Kamu dulu."ucap mereka bersamaan kembali.
Kenan menggaruk tengkuknya. Menunjuk ke arah Laras dengan jari jempolnya.
"Kamu dulu aja."ujar Kenan sambil tersenyum.
Laras tersenyum canggung. Ia tak pernah merasakan hawa ini saat berdekatan dengan Kenan. Biasanya ia kan tampak biasa-biasa saja.
"Eum, aku mau nanya boleh?"tanya Laras dengan agak bimbang.
Kenan tersenyum. Berusaha menata hatinya untuk apapun yang terjadi selanjutnya.
"Boleh kok. Soal adikku ya?"tanya kak Kenan dengan berat.
Laras mengangguk perlahan.
"Silahkan."ujar Kenan kembali.
"Adik kamu.. eum maaf ya, indigo?"tanya Laras dengan was-was.
Kenan mengangguk dan tersenyum.
"Ya begitulah. Dia mulai mendapatkan penglihatan di umurnya yang ke-9 tahun. Saat mengetahui itu, aku benar-benar kaget dan takut. Di situ aku membencinya. Aku tak kuat dengan hal-hal berbau mistis. Karena itu membuat mamah mengirimkanku ke Belanda, tempat nenekku tinggal."ujar Kenan sambil melihat sekitar.
"Pantas ya kamu kayak orang blasteran."ucap Laras sembari tersenyum.
Kenan hanya menanggapinya dengan senyuman tipis.
"Lalu apa yang membuatmu kembali lagi kesini?"tanya Laras kembali.
"Rindu.."
Ucapan Kenan itu berhasil mengundang perasaan di hati Laras.
"Jadi, aku rindu pada adikku. Aku sadar. Bila aku tak bisa mengontrol egoku, maka aku yang akan menyesal jika aku tak sempat menjaga adikku atau bahkan melihatnya ketika nanti dia sudah pergi kelak."
Ucapan ku itu direspon positif oleh Laras.
"Aku ngerti kok. Kalau aku jadi Dira, pasti aku sangat senang karena kamu mau menemuinya dan menerima segala kekurangannya. Kata mamah, dulu aku punya kakak. Tetapi kakakku meninggal ketika umurku beranjak sepuluh bulan. Kakak demam tinggi waktu itu,"ucapan Laras itu berhasil mengundang rasa penasaran pada diri Kenan.
"Kalau aku boleh minta, lebih baik aku tidak terlahir. Aku ingin sekali mempunyai seorang kakak. Sampai saat ini pun aku masih mengharapkan kehadiran kakak di sisiku. Walau aku tahu, itu sangat mustahil untuk terjadi. Tetapi aku tahu, posisi Dira melebihi diriku. Membayangkannya saja tentu akan membuatku selalu sedih. Jika kakak yang disayanginya ada, tetapi tak mau bertemu dengan adiknya. Beruntungnya dia punya kamu. Kamu tidak egois. Kamu mampu menerima adikmu apa adanya. Kamu kakak yang hebat!"ujar Laras sambil mengacungkan jempolnya di depanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bisikan Maut ✓
HorrorTak ada yang paling mengerikan selain suara jeritan permintaan tolong di saat mereka sudah hampir di ambang Kematian. Bisikan-bisikan itu membuatku tergerak untuk membantu. Ditemani oleh The Genk of Pembasmi Syaiton, kami siap mengungkap semua hal m...