TERUNGKAP!

2.1K 236 1
                                    

Nadir.lespa

Halo semua! Kembali lagi dengan aku si Nadir yang tidak pernah memberikan identitas sedikit pun kepada kalian.
Di blog kali ini sesuai janjiku kemarin, aku akan mengupas tajam kasus pembantaian salon kecantikan yang nampaknya sudah mulai tidak terdengar lagi beritanya ya?

Ya, karena memang sang pembantainya sudah tiada. Mari sisihkan sedikit waktu untuk mendoakan beliau agar tenang di sisi yang Maha Kuasa. Aamiin.

Ini cerita khayalan atau bagaimana kak?

Ini asli sesuai fakta. Nanti aku akan cantumkan nomor keluarganya yang memungkinkan pihak korban meminta ganti rugi atas perlakuan anaknya yang memang sudah menjatuhkan banyak korban.

(Asli dalam cerita dunia nyatanya Dira ya. Bukan dalam kisah nyata di dunia kita)

Sadis juga anaknya ya kak?

Menurutku sih sebelum menyimpulkan cerita ini, masalah ini bukan sepenuhnya salah pihak yang melakukan pembantaian. Tetapi karena mulut orang Indonesia yang sudah terbiasa "body shaming ".

Loh, body shaming?

Ya!

Mau dengar bagaimana kisah ini terkuak? Mari kita lanjutkan..

Denpasar, 14 April 20XX

Aku Yuura Kananta. Seorang anak perempuan yang sangat jelek menurut teman-temanku. Aku gendut dan memiliki kulit yang hitam. Walaupun aku termasuk jajaran orang-orang yang berprestasi, tetapi tetap saja itu semua tak dihargai.

Aku selalu dijauhi teman-temanku lantaran, ya itu. Aku memiliki rupa yang sangat buruk. Pernah waktu itu aku menyukai seorang lelaki. Hingga salah seorang temanku mengintip buku diary-ku saat aku tengah meceritakan betapa sempurnanya lelaki itu. Saat itu juga aku langsung menjadi sasaran bully satu kelas. Aku tak pernah menceritakan kasus pembully-an ini kepada mamah. Aku tak mau teman-temanku dimarahi mamah. Cukup aku saja yang menanggung ini sendirian.

Ya, sendirian.

Setiap pulang sekolah, aku biasa mampir dulu di UKS yang memang jarang dihuni orang. Beruntunglah teman-teman pembully-ku tak tau tempat ini. Kalau tau, mungkin aku bisa mati di sini.

Saat itu adalah saat yang paling tepat untukku mengeluarkan semua unek-unekku. Aku menangis karena perlakuan biadab teman-temanku. Kadang dia mencubitku hingga bekasnya membiru. Kadang pula dia diam-diam memotong rambutku dari belakang. Setega itukah anak SD melakukan bullying? Ya, saat itu aku masih duduk di bangku sekolah dasar.
Tapi nyatanya hal itulah yang mereka lakukan kepadaku. Aku tak pernah jahat kepada mereka. Tetapi mengapa selalu aku yang disalahkan. Selalu aku yang menjadi korban bullying. Apa salahku?

Aku pernah bertanya pada langit yang cerah. Jawabannya tetap sama seperti yang lain. Hanya terdiam dan berusaha mendengarkan saja.

Aku pernah berpikir bahwa Tuhanku itu tidak adil. Tetapi nyatanya, Tuhan sayang padaku karena masih memberikanku kesabaran untuk menjalani hidup ini. Walaupun aku tau bahwa terpaan cacian dan hinaan buruk tak pernah pergi dari indera pendengaranku.

Mereka pernah sesekali mengunciku di dalam gudang sekolah. Mereka tau kelemahan ku yang saat itu sangat takut pada kecoa. Aku dibiarkan di sana sampai pagi kembali. Pak satpam melihatku ketika ku rasa tubuhku sudah membiru karena dingin yang benar-benar menyeruak. Semenjak saat itu mamah mulai mengetahui jika aku merupakan korban bully.

Mamah menangis dan menyesal karena kurang memberikan perhatian kepadaku. Mamah mengajakku, papah, dan kak Ryo untuk pindah ke Jakarta. Berharap kami bisa membangun hidup baru yang jauh dari kata bully. Sejak saat itu, mamah berjanji untuk selalu mengawasi ku dari mulut-mulut orang yang tak bertanggungjawab.

Bisikan Maut ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang