Penjaga Baru dan Kelanjutan misteri kematian Yuura

2K 225 12
                                    

Aku masih menerawang jauh sembari menatap langit-langit kamar rumahku. Waktu sudah pukul sebelas malam. Lampu rumah juga sudah sebagian dimatikan. Hanya tersisa lampu belajar yang menerangi kamarku.

Aku masih setia pada beberapa coretan buku. Menganalisis kejadian Yuura yang sangat cocok dilakukan di malam hari. Apalagi ditambah dengan diriku yang baru bangun dari tidur yang terlalu sore. Rasanya, kecepatan otakku melejit berkali-kali lipat.

"Yuura."gumamku sambil mengetuk-ngetuk pensil ke arah buku.

"Apa.. hm, dia ada sangkut pautnya dengan hal mistis yang ada di sekitarnya?"

Aku terus berpikir keras di tengah angin malam yang semakin menusuk.

"Malam hari, pukul sembilan, kembali dengan segar."

"Salon kecantikan, puncak pembantai jam sepuluh malam, dan menyisakan jasad yang sudah mengeriput."

"Adakah sangkut pautnya?"

Aku kembali berpikir dengan lebih kuat. Membuat beberapa skema dan juga sketsa gambar.

"Sepertinya bisa ku jadikan sebagai tersangka. Aku harus mengikuti kata paman. Besok aku akan memastikannya di tempat kejadian. Kalau memang instingku benar, maka memang itulah yang dilakukannya selama ini."

Aku tersenyum puas. Mungkin alasan ini cukup untuk ku jadikan acuan guna menggali informasi dan meyakini bahwa memang ada sangkut paut antara Yuura dengan kasus pembantaian itu.

"Hoahem.. sudahlah. Aku sudah mengantuk kembali. Lebih baik aku pergi tidur karena memang akan ada kuliah tambahan di hari esok."

Aku mulai menaruh beberapa alat tulis itu di laci kecil samping tempat tidur.

Aku mulai mematikan lampu dan juga menarik selimut kesayanganku. Berharap malam ini adalah malam yang tenang tanpa seribu gangguan apapun.

"Selamat malam."ujarku setelah berdoa.

Aku mulai memejamkan mata secara perlahan.

Dor.. dor.. dor..

Aku menutup tubuhku dengan selimut untuk mencegah suara itu masuk lebih dalam ke telingaku.

Dor.. dor.. bragh.. dor.. dor..

Cetek..

"Aduh siapa sih! Baru juga tidur!"ujarku sambil menyalakan lampu belajarku kembali.

Dor.. dor.. dor..

"Bentar kek!"ujarku yang sudah kesal sembari menyingkirkan selimut dan berniat untuk membuka pintu.

Ceklek..

"Ngapain sih udah malam ta--

Aaaa!!!!"

Sebuah makhluk menerjangku dengan rambut yang mirip seperti ular.

"Astaghfirullah! Pergi kamu!!!"ujarku sambil berusaha bangun dan lari.

Makhluk besar itu mulai mendekatiku. Barang-barang yang ada pun langsung ku lempar jauh-jauh.

"Pergi kau setan!"

Dia mulai menjulurkan lidahnya. Rambutnya yang bagai ular itu seperti siap untuk mematokku. Jari di tangannya tak utuh lagi.

Lampu di kamarku seketika berkedip. Suasana semakin mencekam. Ditambah dengan hawa yang semakin panas. Ya Allah, kenapa jadi seperti ini?

"Tidak usah ganggu urusan Yuura! "

Bisikan Maut ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang