Pulang dari sekolah Cinta, aku langsung menghubungi Omah perkara hal tadi.
"Assalamu'alaikum Omah.."
"Waalaikumussalam.. Ada apa, sayang?"
"Omah, Omah gak salah pilih TK untuk Cinta, kan?"
"Loh memangnya kenapa, sayang? Sekolah TK itu akreditasnya sudah tinggi kok."
"Agamanya bagaimana, Omah?"
"Eum, dari segi agama memang kualitasnya jauh tertinggal. Tetapi lagi pula kita bisa menyekolahkan di sekolah Islam ketika Cinta berumur enam tahun nanti."
"Tetapi Omah ingat tidak perjanjian apa yang pernah Omah buat dengan yayasan TK tersebut?"
"Oh, perjanjian ya? Omah lupa. Tetapi ditulis dalam selembar kertas."
"Dira boleh tau letak kertas itu, Omah?"
"Memangnya ada apa sih sebenarnya?"
"Masalahnya sekolah ini tidak baik bagi anak-anak, Omah. Omah tau kan kalau Dira bisa melihat hal-hal berbau mistis?"
"Apakah itu membahayakan Cinta?"
"Sangat Omah. Maka dari itu, Dira ingin sekali tau, perjanjian apa yang dibuat wali murid kepada pihak sekolah."
"Sebentar ya, Dira. Nanti Omah telp lagi. Di sini jaringannya lagi jelek--"
Tut.. Tut..
"Gimana-gimana?"tanya Muhzeo.
Kami semua sengaja berkumpul di ruang tamu untuk mengetahui hal apa yang sebenarnya terjadi.
"Omah jaringannya buruk. Jadi belum bisa kasih tau di mana letak surat perjanjian itu. Tetapi firasat gua mengacu pada suatu keburukan."ucapku sambil mengusap wajah agak kasar.
"Gua jemput Cinta dulu ya. Udah hampir waktunya dia pulang sekolah."ucap Abigail sambil bangkit.
"Hati-hati, Gail. Jangan lupa baca do'a."ucap Muhzeo memperingatkan.
"Iya. Semoga aja gak kejadian apa-apa. Baru kali ini sih gua jemput Cinta ke sekolah. Biasanya kan Pak Mul. Dan sekarang Pak Mul lagi nganter Omah. Jadi, ya gua bertanggungjawab untuk jemput Cinta sekarang."ucap Abigail sambil memakai jaketnya dan mengambil kunci motor.
"Semuanya, duluan ya."ucap Abigail sambil berjalan keluar rumah.
"Lebih baik kita semua mengaji selama satu jam sebelum Zuhur. Supaya gangguan dari luar tidak datang tiba-tiba."ucap Muhzeo mengomando.
Kami manut dan langsung bersiap-siap untuk mengaji.
👀
"Assalamu'alaikum.."sapa Abigail dari luar rumah.
"Loh, Cinta kenapa??"tanyaku saat berzikir.
"Astaghfirullah. Bantu bawa masuk"ucap Elsa sambil memapah Cinta yang terlihat lesu.
"Omah bilang dia selalu begini saat pulang sekolah. Lesu dan pucat. Gak cuma Cinta. Tetapi semua anak di sekolah itu. Tadi gua liat sendiri kok."ucap Abigail sambil berjalan ke arah kamarnya.
"Hah? Kok bisa sih?"saut Paul sambil menyentuh kening Cinta.
"Gak panas kok."ucap Paul.
Abigail membawa sebotol kapsul obat berwarna biru. Dia duduk dan menunjukkan kapsul tersebut.
"Ini obat yang biasanya omah kasih saat Cinta pulang sekolah. Kata Omah ini udah jadi suatu kebiasaan sekolah. Katanya sekolah akan memberikan obat ini sebagai vitamin anak agar fresh sehabis kembali dari sekolah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bisikan Maut ✓
HorrorTak ada yang paling mengerikan selain suara jeritan permintaan tolong di saat mereka sudah hampir di ambang Kematian. Bisikan-bisikan itu membuatku tergerak untuk membantu. Ditemani oleh The Genk of Pembasmi Syaiton, kami siap mengungkap semua hal m...