1. Sekolah

185 134 92
                                    

o0o~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

o0o~

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

~o0o~

Seorang laki-laki mengedarkan pandangannya di tempat yang ramai itu. Laki-laki itu memperhatikan sekeliling dengan senyuman yang teukir. Hari ini, detik ini, ia dapat merasakan seperti remaja yang terpaut usia sama dengannya. Ia mengelus name tag yang selalu di impi-impikan. Tertera disana, nama lengkap Oxal van Diego.

Kaki Oxal bergerak melewati koridor yang dipenuhi siswa-siswi. Tidak heran mengapa dia menjadi pusat perhatian sekarang. Tubuh tegap dengan tinggi badan mencapai 180 cm, rambut hitam rapi, kulit pucat di hiasi dengan bibir merah muda dan wajah tampan sebagai pelengkap.

Banyak siswa-siswi berbisik mengenai siapa laki-laki yang baru menginjakan kaki di SMA Cendekia Mulia. Apakah ia murid pindahan?

"Anak baru ga sih?"

"Pindahan dari SMA mana nih?"

"Gila! Cakep banget njir"

"Tinggi banget. Anak basket kali"

"Baguslah, biar dia masuk tim basket kita"

Begitulah beberapa kalimat yang Oxal tangkap. Yah, tolonglah. Oxal merasa seperti seorang penjahat yang ditatap penuh selidik. Namun, ia tak ingin ambil pusing. Ia melanjutkan langkahnya menuju ruang kepala sekolah.

BRAK!

Badan Oxal mendarat dengan tepat di atas lantai koridor. Entah siapa yang ia tabrak barusan. Sungguh, Oxal tidak sengaja.

"ADA MATA GA SIH LO?!" Suara itu melengking bersamaan bangkitnya tubuh Oxal.

Kepala Oxal tertunduk untuk melihat dari mana asal sumber suara itu. Seorang gadis membereskan buku-buku yang berserakan karena terjatuh.

"Aku tidak sengaja! Lagi pula, kenapa kau bediri di sini? Ini jalan milik bersama! Bukan milik mu saja!"

Dahi gadis itu menyengrit. Masih jaman berbicara formal saat ini? "LO JALAN PAKE MATA SAMA KAKI LAH! JANGAN MULUT DOANG! MATA TUH DI PAKE!" tunjuknya ke arah mata dan kaki Oxal.

Oxal tertegun. Baru kali ini seseorang berani membentaknya selain Kano dan Kanaya. Ah iya satu lagi, jangan lupakan Lula yang berani pada dirinya. "Maaf"

"Terserah lo!" Gadis itu beranjak pergi meninggalkan Oxal yang masih terpaku di sana.

Kenapa gadis ini melenggang pergi begitu saja? Pikir Oxal. Kalian lihat bukan? Oxal baru saja mengucapkan kata maaf beberapa detik yang lalu.

"Idiot" umpatnya jengkel.

🍦

Nadia telah sampai di kelas dengan menghentak-hentakan kaki. Ia melemparkan tas ke kursi dan membanting buku dengan sangat keras. Semua murid XI IPA 5 hanya meringis mendengar itu. Mereka tak berani menganggu Nadia yang sedang dalam mode singa. Gadis itu duduk menenggelamkan kepalanya di atas meja. Demi apa pun ia sangat kesal sekarang.

OXAL : He is Bad Prince ( Sequel of LUSCYARI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang