27. Semua demi Agios

49 24 39
                                    

~o0o~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~o0o~

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

~o0o~

Oxal dan Agios berbaring di atas dedaunan kering. Keduanya berada di hutan sejak 5 hari yang lalu. Oxal berusaha untuk kabur ke dunia Nadia dengan membawa Agios. Namun tidak akan masuk akal jika singa putih berbadan besar itu datang kesana. Pastinya akan membuat kehebohan yang luar biasa.

Sejak 5 hari, Oxal dan Agios belum bisa berbuat apa-apa. Karena gua sebagai pintu keluar masuk dua dunia itu dijaga ketat oleh beberapa pengawal. Bila Oxal dan Agios memaksa untuk menerobos barisan pengawal, tentunya laki-laki itu yang duluan dibawa kembali ke istana.

Hari sudah malam. Suhu malam itu lumayan dingin. Ditambah hembusan angin yang cukup kencang mampu membuat bulu tangan Oxal berdiri. Oxal tidak bisa menyalakan api unggun. Hutan itu sangat gelap. Sekecil apapun api yang ia buat nanti, tentu akan terlihat oleh para pengawal. Handphone yang berasal dari dunia Nadia diandalkan menjadi penerangan Oxal saat dibutuhkan.

Agios tak perlu sesuatu untuk menghangatkan dirinya. Bulunya saja sudah sangat lebat. Oxal menjadikan kaki gempal Agios sebagai bantal. Laki-laki itu juga mencari celah untuk lebih dekat dengan bulu putih milik Agios.

"Agios" panggil Oxal dengan mata tertutup.

GRAUM

Agios mengaum dengan nada kecil. Itu perintah dari Oxal agar ia menjawab setiap ucapan Oxal dengan pelan atau bisa dengan menganggukan kepalanya.

"Kau lapar?"

Oxal tidak mempermasalahkan perutnya yang tak terisi. Namun laki-laki itu mengkhawatirkan Agios yang makan minimal 3 kali sehari. Dan yang membuat Oxal kesusahan mencari makanan singa putih itu adalah ia perlu berburu mencari daging hewan berkaki empat. Masalahnya, laki-laki itu harus berhati-hati saat berburu. Banyak sekali para pengawal yang berkeliling di hutan itu mencari keberadaannya.

Oxal terlebih dahulu mengecek jam tangannya. Pukul 19.35. Ia harus bergegas sebelum langit menjadi sangat gelap dan binatang buas berkeliaran. Seharusnya laki-laki itu tak perlu takut terhadap binatang buas. Agios juga termasuk binatang buas. Bahkan ukuran tubuhnya berkali-kali lipat lebih besar.

Oxal berdiri. Lalu mengelus kepala singa itu. "Kau tunggu di sini, baik?"

GRAUM

"Ingin rusa? Kambing hutan? Babi? Atau apa?"

Agios mengeluarkan lidahnya. Sepertinya singa putih itu sudah sangat lapar sampai-sampai air liurnya menetes.

"Tapi, entah mengapa aku ingin menangkap burung kali ini. Burung yang sangat kecil"

Agios menatap tuannya itu datar. Mana kenyang perut besarnya hanya memakan seekor burung.

Oxal terkekeh kecil. Ia hanya membawa panah dan pedang sebagai senjata. Menangkap burung akan lebih mengeluarkan tenaga dan juga menghabiskan anak panahnya ketimbang memanah seekor rusa.

OXAL : He is Bad Prince ( Sequel of LUSCYARI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang