31. Kebenaran

46 8 1
                                    

~o0o~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~o0o~

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

~o0o~

Hari semakin malam. Sebelum tidur, alangkah baiknya Oxal berbicara kepada teman-teman nya terlebih dahulu. Beberapa teman Oxal tadinya sudah berada di kamar masing-masing. Karena masih terdengar suara bising dari kamar mereka, jadi nampaknya mereka semua belum tidur. Maka dari itu Oxal mengajak mereka semua untuk datang ke taman istana sebentar saja.

Teman-teman Oxal sudah berkumpul di taman. Oxal berjalan beriringan dengan seekor singa putih berbadan besar. Itu adalah Agios. Tidak ada salahnya mengenalkan Agios kepada mereka kan? Mereka tidak akan jantungan dadakan, bukan? Mereka juga tidak akan pingsankan?

"Weh, mamen! Gede banget, ancrit" Arya yang tadinya duduk di sebuah kursi kayu, laki-laki itu malah terjatuh karena kaget.

Manu terusik dengan teriakan cempreng milik laki-laki itu. "Apasih mulut lo! Alay ba-, Woah! Gila lo, Xal!" Baru saja ia ingin protes pada Arya, ia sendiri lah yang terjungkal gara-gara melihat Agios.

"Ini singa? Kucing? Harimau? Raksasa atau apa?" Alden mendekati Agios tanpa ragu. Laki-laki itu mengelus bulu halus milik Agios tanpa rasa takut.

"Singa" jawab Oxal ketus. Apakah mata Alden rabun atau bagaimana? Singa sebesar ini masih bertanya kalau Agios adalah hewan apa.

Saat yang lainnya menghampiri Agios dan mencoba dekat dengan singa itu, ada seseorang yang diam saja di tempatnya. Nadia dan Agios masih memiliki hubungan yang buruk. Karena Agios masih kesal dengan Nadia yang menginjak ekornya. Nadia juga malas bertemu singa putih itu.

"Kau tak ingin berteman dengan Agios?" tanya Oxal pada Nadia.

Nadia menggeleng. "Ga mau. Dia kalo ngaum suaranya gede banget. Ditambah angin dari mulutnya bisa buat gue terbang"

Oxal terkekeh saat Nadia mengucapkan hal itu. "Kaunya saja yang memiliki badan kecil"

GRAUM

Agios mengaum kencang sehingga membuat Oxal khawatir. Laki-laki itu langsung menoleh ke arah Agios. Tetapi melihat ekspresi Agios yang senang, sepertinya Agios menyukai teman-temannya. Agios bisa mencium bau seseorang yang baik dan yang jahat.

Ada 5 alasan ketika Agios mengaum. Alasan yang pertama yaitu Agios setuju. Alasan yang kedua yaitu Agios lapar. Alasan yang ketiga yaitu Agios kesakitan. Alasan yang keempat yaitu Agios suka. Dan terakhir, Alasan yang kelima yaitu Agios tidak suka.

Ketika bersama Nadia, Agios mengaum karena kesakitan waktu itu. Namun sebenernya Agios menyukai Nadia. Singa putih itu menyukai bau Nadia karena gadis itu merupakan orang yang baik. Tetap saja ada gengsi di antara singa dan gadis itu.

"Lo hutang penjelasan" ucap seorang laki-laki.

Oxal menoleh kesamping. Ia mendapati Sangaji yang berdiri di sebelahnya. "Kau benar"

"Bisa kah kalian mendekat?" pinta Oxal pada teman-temannya.

Semuanya berhenti mengelus Agios. Lalu beralih ke arah Oxal yang memanggil mereka.

"Aku sebenernya tidak ingin membohongi kalian. Bahkan berniat seperti itu pun tidak. Hanya saja aku terpaksa karena keadaan seperti ini" Oxal menatap tak enak kepada semua temannya. Semua temannya hanya diam menunggu Oxal melanjutkan ucapannya.

"Saat kita bertemu untuk pertama kali, sebenernya aku ingin jujur pada kalian tentang siapa aku. Tetapi, aku pikir tidak ada gunanya. Bisa saja kalian tidak akan percaya pada ku, bukan?" tanyanya.

Semua temannya bengong. Tidak ada yang menjawab. Anehnya, kenapa Sharka beserta teman-temannya tertarik dengan pembicaraan ini. Mereka fokus mendengarkan Oxal berbicara.

"Sebentar lagi umur ku 17 tahun. Di umur itu,  aku akan resmi menjadi seorang pangeran dari kerajaan ini. Kerajaan Vosamalia" umum Oxal lesu.

"Serius ini? Temen gue bakal jadi seorang pangeran?!" tanya Galuh antusias.

Sangaji berdecak. Ia kesal dengan seseorang yang suka memotong pembicaraan. "Biarin dia nyelesain omongannya" tegur laki-laki itu.

"Iya, aku akan menjadi pangeran. Bukannya aku bahagia dengan jabatan itu, aku malah menolaknya mentah-mentah. Aku tidak ingin menjadi seorang pangeran" Oxal terkekeh hampa.

Juan tidak habis pikir lagi. "Kalo gue jadi lo, gue ga bakal nolak" protesnya.

"Menjadi seorang pangeran tidak seenak yang kau bayangan, Juan. Aku sedari kecil sudah di sibukan dengan segala macam kegiatan. Aku berkuda, aku berlatih mengangkat pedang dan memanah. Dan masih banyak lagi" jelas Oxal.

"Lo dateng ke dunia kita cuman untuk kabur biar ga jadi pangeran?" tanya Ray.

"Benar. Aku tidak pernah bersekolah di dunia ini. Hanya belajar di rumah dengan seorang pembimbing yang dipercayakan oleh kerajaan. Walau begitu, di dunia ini juga mempunyai banyak sekolah dan akademi. Tapi tetap saja aku tidak bisa. Padahal anak-anak yang memliki umur sama dengan ku, dapat melakukannya. Hal itu membuat ku iri" Oxal mengakhiri ucapannya dengan senyuman.

Mereka semua mengerti perasaan Oxal. Bila menjadi Oxal yang menginginkan kebebasan, mungkin mereka akan melakukan hal yang sama seperti laki-laki itu.

Namun berbeda dengan Nadia. Gadis itu sedikit tidak suka cara Oxal yang kabur dari istana.

"Lo ga coba bicara sama orang tua lo dulu?" tanya Nadia.

Oxal menggeleng. "Tidak. Karena aku yakin tidak akan diizinkan"

"Itu cuman pikiran lo. Lo ga tau karena lo belum nyoba buat ngomong" tegas Nadia, kemudian berdiri dan pergi dari tempatnya.

TBC

Huaa! Oxal bentar lagi mau end gays
Siap - siap salam perpisahan huhu 🥲
3 bab menuju end, maybe?

Huaa! Oxal bentar lagi mau end gays Siap - siap salam perpisahan huhu 🥲3 bab menuju end, maybe?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote, komen, dan follow ya bby

05 Juli 2022

OXAL : He is Bad Prince ( Sequel of LUSCYARI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang