~o0o~
𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰
~o0o~
Oxal baru saja kembali dari kamar mandi. Entahlah sudah berapa lama dia di situ tadi. Mungkin 15 menit? Tak tahan buang air besar katanya. Ketika memasuki kelas, kelas sudah kosong. Hanya tersisa beberapa murid saja. Bangku Nadia tak berpenghuni. Apakah gadis itu pergi? Kemana? Dan bersama siapa? Shani? Namun, gadis itu ada di kelas sedang menulis sesuatu.
"Nadia kemana?" Oxal sedikit canggung pada Shani. Maklum, belum terlalu akrab.
"Ga tau. Dia tadi ngajak keluar, tapi tugas gue belum selesai" jawab Shani tanpa menoleh pada Oxal.
"Uhm, terimakasih" Oxal duduk kebangkunya.
Makanan berbentuk bulat di laci Nadia menarik perhatiannya. Dengan hati-hati, ia mengeluarkan 12 macaron milik Nadia. Diambilnya 3 buah macaron berwarna ungu, coklat dan kuning. Lalu Oxal kembali memasukannya ke dalam Laci.
"Maaf kan aku, Nadia. Macaron mu benar-benar membuat ku hilang akal" batin Oxal memakan macaron satu persatu.
Setelah Macaron itu habis, Oxal merasa bosan dan tak enak hati belum meminta izin pada Nadia karena mengambil makanan gadis itu diam-diam.
"Yoi, apa kau melihat Nadia?" tanya Oxal pada laki-laki yang sedang bermain gitar.
Yoi menggeleng. Ia terlalu sibuk mengatur cord gitar, jadi tak terlalu memperhatikan. "Gue ga liat dia, Xal"
Oxal menatap beberapa teman sekelasnya sedang makan. Banyak juga anak kelas lain yang masuk ke kelas nya. "Waktu istrahat sudah berbunyi?"
Yoi meletakan gitar di atas meja. Ia merangkul bahu Oxal. "Udah, kantin yuk"
Dua laki-laki itu keluar dari kelas. Mereka berjalan menuju kantin yang sudah ramai. Baru saja melewati lorong dekat perpustakaan, samar-samar Oxal mendengar seseorang berbicara dengan nada keras. Oxal menyuruh Yoi untuk pergi duluan ke kantin.
Oxal mengintip dari balik lorong. Ada Nadia dan 5 laki-laki di sana.
"Oi" seseorang laki-laki menghadang Nadia dengan kakinya.
Nafas Nadia terkecat. Ia kaget, namun sebisanya untuk bersikap biasa saja. Nadia tetap berusaha berjalan menghiraukan laki-laki itu.
Laki-laki itu menghembuskan napas kasar di depan wajah Nadia. Nadia yang kesal, langsung memalingkan wajahnya. "Minggir"
Laki-laki itu tak tinggal diam. Ia menarik seragam Nadia, hingga gadis itu tersungkur di lantai. Oxal masih berdiri ditempatnya dengan tangan terkepal. Kuku laki-laki itu sudah memutih.
Nadia tidak ingin membuat masalah. Tetapi ia juga tak mau diperlakukan seperti ini. "Apa lagi, Sharka?!"
Laki-laki bernama Sharka tersebut berjongkok. Ia menunjuk dahi Nadia dan mengetuk-ngetuk dengan jarinya. "Gue ingetin lagi sama lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
OXAL : He is Bad Prince ( Sequel of LUSCYARI)
Teen FictionSequel of LUSCYARI. 1 tahun lagi umurnya genap menjadi 17 tahun. Di umur itu, Oxal van Diego akan di nobatkan menjadi Pangeran dari Kerajaan Vosamalia. Tetapi, Oxal tidak mau menjadi Pangeran. Di otaknya ada satu kata yang selalu terpikiran, yaitu...