~o0o~
𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰
~o0o~
Dentuman musik dan berbagai macam Game Arcade mengisi tempat itu. Nampak, seorang laki-laki dan gadis tengah asik bermain Street Basketball.
"Taruhan, berani ga?" tantang si gadis.
Laki-laki itu menaikan satu alisnya. "Kenapa tidak?"
"Siapa yang paling dikit masukin bola ke ring, harus nurutin permintaan si pemenang" ucap gadis itu menatap sang laki-laki remeh.
"Siapa takut?"
Ready? Go!
"Oxal, liat aja pasti lo kalah" pede Nadia.
Oxal tak menyerah begitu saja. "Lihat hasilnya nanti, Nadia"
Bersusah payah Nadia mengejar poin Oxal, tetapi poin laki-laki itu malah semakin cepat bertambah. Padahal Nadia sudah sangat percaya diri akan menang dan dapat menyuruh Oxal menuruti permintaannya. Senjata makan tuan rupanya.
Tetes keringat terus mengucur di dahi Nadia. Gadis itu lelah karena terlalu bersemangat. Meski begitu, Oxal mampu membantu Nadia melupakan masalah kemarin walau sebentar.
Oxal tidak sadar bahwa Nadia sudah duduk di salah satu bangku besi, dekat sana. Oxal masih saja memasukan bola ke ring. Laki-laki itu seperti anak kecil yang baru pertama kali di bawa ke Time Zone. Ada benarnya juga, Oxal tak pernah datang ke tempat seperti ini. Istana rasanya seperti penjara.
"Tuan Muda" panggil seseorang. Orang itu menunduk hormat kepada Oxal.
Oxal tak menanggapi. Sepertinya karena suara musik terlalu kencang di sini. Laki-laki yang terpaut 3 tahun umurnya di atas Oxal itu menepuk bahu Oxal lembut. Oxal menyingirkan tangan laki-laki itu dari bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OXAL : He is Bad Prince ( Sequel of LUSCYARI)
Ficção AdolescenteSequel of LUSCYARI. 1 tahun lagi umurnya genap menjadi 17 tahun. Di umur itu, Oxal van Diego akan di nobatkan menjadi Pangeran dari Kerajaan Vosamalia. Tetapi, Oxal tidak mau menjadi Pangeran. Di otaknya ada satu kata yang selalu terpikiran, yaitu...