~o0o~
𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰
~o0o~
Suara ricuh menggema di seluruh penjuru istana. Para penghuni istana hanya bisa geleng-geleng kepala karena tingkah belasan orang yang Oxal bawa dari dunia sang Ratu.
Sangaji, Arya, Manu, Ray, Sharka, Haidan, Alden, Jeck, Ben, Yoi, Galuh, Alvin, Juan, Nadia dan Oxal kini mereka semua duduk di ruang makan istana. Semuanya kegirangan serta tak menyangka bisa berada didalam sebuah bangunan yang megah ini. Terkecuali Nadia. Gadis itu diam sembari menatap heran semua orang.
Makanan dihidangkan untuk mereka semua. Ini juga termasuk sambutan kedatangan mereka. Mungkin sekitar 15 menu makanan di hidangkan di atas meja?
Para pelayan serta beberapa pengawal saling berbisik membicarakan mereka semua.
Tope, seorang pengawal berbisik. "Mereka sangatlah berisik"
"Mereka siapa? Sepertinya mereka bukan dari sini?" bisik seorang pelayan bernama Margaret.
"Mereka adalah teman Tuan Muda. Mereka memang bukan dari sini. Mereka itu datang dari dunia Ratu" jawab Raica yang juga seorang pelayan.
Nadia terus menarik perhatian Margaret sedari tadi. "Gadis cantik itu siapa?" tunjuk Margaret dengan dagunya.
"Aku tidak tahu. Tapi pandangan Tuan Muda kepada gadis itu memiliki arti yang berbeda" ucap Raica.
Margaret dan Tope mengangguk setuju dengan ucapan Raica. Tiba-tiba suasana ruang makan istana menjadi hening seketika. Seorang perempuan cantik dan seorang pria tampan menghampiri mereka semua. Itu adalah Kano sang Raja dan Kanaya sang Ratu. Para pelayan dan pengawal menunduk hormat kepada dua orang itu. Oxal dan yang lainnya ikut menundukan kepalanya hormat.
"Kemari" Kano meminta anaknya untuk mendekat.
Oxal sedikit takut dengan ekspresi ayahnya saat itu. Perlahan laki-laki itu mendekati Kano.
"Sudah puas sekarang? Sampai kapan bertingkah seperti anak kecil seperti ini? Mencoba kabur dari istana, lalu berkeliaran. Kau itu calon pangeran, Oxal!"
Oxal memalingkan wajahnya kesamping. Bentakan ayahnya saat itu benar-benar sangat keras.
"Karena kau, teman-teman mu bisa saja berada dalam bahaya"
Oxal memejamkan matanya sebentar. Laki-laki itu tidak mampu menjawab ucapan ayahnya. Ia sendiri tahu jika ia memang melakukan kesalahan.
Mulut teman-teman Oxal sudah menganga lebar karena kaget. Bagaiamana tidak? Baru saja mereka mengetahui fakta bila Oxal adalah seorang calon pangeran.
"Bicarakan di luar" ucap Kanaya pada ayah dan anak itu.
Setelah Kano dan Oxal keluar dari ruang makan istana, Kanaya langsung menghampiri semua teman Oxal. Perempuan itu tersenyum menyapa semuanya.
"Ayo di makan. Jangan didiemin makanannya, nanti dingin"
Semua teman Oxal agak terkejut. Sebabnya Kanaya berbicara santai kepada mereka. Karena Oxal dan orang-orang di dunia ini menggunakan bahasa formal kepada mereka.
"Kalian temennya, Oxal?"
Bagi Sharka, Haidan, Jeck, Alden dan Ben untuk menjawab pertanyaan itu sangatlah bimbang. Ingin menjawab iya tapi mereka semua tidaklah dekat dengan Oxal. Malahan mereka pernah membuat masalah dengan laki-laki itu. Akhirnya mereka memilih untuk mengangguk saja bersama yang lainnya.
"Panggil tante aja gapapa, kalau mau panggil mommy lebih bagus"
Kanaya senang saat ini. Perempuan itu tidak pernah sekali pun kedatangan teman Oxal dari luar istana. Yang ia tahu, di Luscyari Oxal dekat dengan Steven, Drew dan Dryas saja. Sekarang anaknya itu membawa banyak teman dari luar dunia ini.
"Kalian kenapa bisa sampe disini?"
Alvin mulai membuka suaranya. Dari pada mereka semua hanya diam dan manggut-manggut saja menanggapi ibu dari temannya itu.
"Jadi gini, tante. Kan kita lagi ada kegiatan kemah. Terus, Nadia ini hilang" Alvin menunjuk Nadia. Nadia yang ditunjuk pun tersenyum ramah kepada Kanaya. Gadis itu menjadi tidak enak sudah merepotkan semua orang.
"Semua orang jadi pada panik nyariin dia"
"Nah, dia ini ga sengaja masuk ke gua" Kali ini Alvin menunjuk Haidan.
"Kita semua pada ngikutin dia, tan. Kita semua kaget ngeliat ada cahaya biru berbentuk portal gitu didalem gua" lanjutnya.
"Si sok pemberani ini nyaranin buat masuk kedalam portal itu. Emang dia ini ga ada takut-takutnya, tan" ucap Alvin mendapat belitan tajam dari Jeck.
Kanaya terkekeh. Mereka ini lucu sekali. Ia jadi teringat masa-masa mudanya dulu. Dimana ia bisa datang ke Luscyari dan akhirnya memilih untuk menetap disini sebagai seorang ratu.
"Kalian masih sekolah?" tanya Kanaya. Pasalnya wajah mereka semua nampak masih muda. Perempuan itu belum tahu jika di dunia nya Oxal bersekolah dan tinggal di sebuah apartemen.
"Masih, tan" jawab Ray.
"Sekolah dimana?" tanya perempuan itu lagi.
"SMA Cendekia Mulia" ucap Juan bangga menyebutkan nama sekolahnya.
Kanaya tertawa. Takdir memang tidak akan kemana. "Itu sekolahnya punya kakak tante"
"Tante serius? Jadi Pak Daniel itu pamannya Oxal?" tanya Yoi heboh. Wah, ia benar-benar tidak percaya. Apakah ini mimpi? Tolong cubit Yoi bila ini benar-benar mimpi!
Kanaya menggangguk. Entah mengapa ia tidak bisa berhenti tersenyum. "Iya dong, masa iya tante bohong?"
"Kalo boleh tau, sebenernya Oxal siapa?" tanya Sangaji penasaran. Begitu suara Sangaji terdengar, langsung membuat semuanya terdiam.
Kanaya merasa tidak adil dan tidak pantas jika ia yang menjawab pertanyaan itu dan memberitahu kebenerannya kepada mereka semua.
"Biar Oxal sendiri yang kasih tau ke kalian ya?"
"Jangan pulang sekarang. Ini udah malem, besok pagi aja ya?" pintanya.
"Siap tante!" ucap semuanya serempak.
TBC
Aaaaa jadi flashback waktu Kanaya first time ke istana
Jangan lupa vote, komen dan follow ya!
02, Juli 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
OXAL : He is Bad Prince ( Sequel of LUSCYARI)
Teen FictionSequel of LUSCYARI. 1 tahun lagi umurnya genap menjadi 17 tahun. Di umur itu, Oxal van Diego akan di nobatkan menjadi Pangeran dari Kerajaan Vosamalia. Tetapi, Oxal tidak mau menjadi Pangeran. Di otaknya ada satu kata yang selalu terpikiran, yaitu...