~o0o~
𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰
~o0o~
Sudah 3 minggu sejak kepulangan Anggota AQUADISH dan yang lainnya kembali ke dunia asal mereka. Kini hubungan Nadia dan Sharka sudah membaik. Davin merasa sangat bahagia melihat putra dan putrinya dapet akrab seperti sekarang. Davin telah meminta Nadia untuk kembali pulang kerumah. Namun gadis itu menolak secara halus. Kata Nadia, ia masih ingin berada di apartemen untuk beberapa waktu. Untuk berjaga-jaga, siapa tahu Oxal akan kabur mendekati hari penobatannya.
Kelas XII mulai sibuk mempersiapkan ujian yang sebentar lagi akan hadir dalam hidup mereka. Tinggal menghitung beberapa minggu saja. Waktu yang ditunggu-tunggu pun pasti akan datang.
Oxal memutar-mutarkan pena dengan jarinya. Laki-laki itu saat ini sudah menerima kenyataan. Setelah Nadia dan sahabat-sahabat mencoba berbicara serta memberikan penjelasan kepada Oxal, laki-laki itu mulai paham. Tak lupa juga minggu kemarin ia datang ke Luscyari. Ayah dan ibunya berbicara kepada Oxal secara perlahan agar Oxal dapat lebih mengerti.
Penobatan itu akan terjadi 4 bulan lagi. Tepat saat itu Oxal akan berumur 17 tahun. Kano sudah memilih keputusan dengan mempertimbangkan keinginan anaknya. Oxal bisa menyelesaikan sekolahnya di dunia ini hingga tamat. Tetapi dengan satu syarat. Oxal tetap akan menjadi pangeran. Untuk tugas dan yang lainnya bisa dipikirkan nanti.
Tepukan di pundaknya membuat Oxal sadar dari lamunannya. Oxal menoleh kesamping. Ia menangkap pelaku yang sedang menawarkan sebuah cookies kepadanya.
"Mau?" tanya Nadia.
"Tentu. Apa perlu kau bertanya seperti itu?" Oxal terkekeh. Ia langsung mengambil sebuah cookies coklat yang Nadia berikan.
Bagi Oxal, makanan manis itu nomor satu.
"Kenapa ga keluar kelas? Lagi istirahat loh ini" Nadia mengunyah cookiesnya.
Oxal menggeleng. "Aku mengikuti mu, Nadia. Jika kau keluar, aku juga akan keluar"
Nadia mengejek. "Kan ada geng lo. Harus banget ya ngintilin gue kemana-mana?"
"Iya, harus. Karena aku menyukaimu" ucap Oxal spontan.
Pipi Nadia langsung memerah. Perlukah laki-laki itu ceplas-ceplos tanpa memikirkan jantungnya yang sudah berdetak tak karuan? Semakin hari godaan Oxal selalu ada peningkatan. Entah dapat pelajaran dari mana. Sekarang Nadia tak bisa menahan rasa malunya.
"Nad, kau demam?" tanya Oxal panik. Laki-laki itu memeriksa dahi Nadia.
"Gu-gue ga demam kok" tangkis gadis itu.
Dahi Oxal menyengrit. "Tapi pipi mu sangat merah"
Nadia menarik napas panjang. Lalu ia berdiri
"OXAL! TANGGUNG JAWAB LO! GILA!" setelah mengatakan itu ia berlari keluar kelas.Oxal tertawa gemas. Nadia benar-benar menggemaskan. Ia sengaja melakukan hal itu untuk melihat reaksi Nadia. Ternyata di luar dugaannya. Gadis itu meminta pertanggung jawaban dari dirinya.
🍦
"Yang Mulia"
"Pangeran ku!"
"Beri penghormatan kepada yang Mulia!"
Ray menggeplak pelan kepala Galuh, Juan dan Alvin secara bergantian. Semenjak mereka tahu Oxal adalah seorang calon pangeran, Mereka jadi suka sekali menggoda Oxal sekarang.
"Sakit bego!" protes ketiganya bersamaan.
"Lo liat noh Oxal udah emosi gara-gara lo semua" Ray menunjuk Oxal.
Alvin melirik Oxal yang baru saja datang dengan semangkok bakso ditangannya. "Affah iyah, Xal?" tanyanya.
"Tidak" jawab Oxal seolah-seolah dia membela Alvin, Galuh dan Juan.
Ray berdecak. "Waduh ga prend kita. Potek hati gue, Xal"
Seluruh anggota AQUADISH yang berada di kantin itu tertawa bersama karena tingkah sahabat-sahabatnya itu. Suara mereka cukup keras, sehingga banyak siswa-siswi yang berada di dekat mereka pun menatap mereka. Ah, mereka tidak terganggu. Hanya senang aja melihat hubungan pertemanan antara anggota AQUADISH.
Ngomong-ngomong tentang Sharka, Sharka dan Sangaji sudah mulai berbaikan. Tetapi masih saja ada rasa gengsi diantara keduanya. Seperti saat ini, Sharka dan teman-temannya baru saja lewat didepan mereka.
"Ka, gabung sini aja!" ajak Arya. Ia melihat Sharka dan teman-temannya membawa makanan ke arah kelas mereka. Dari pada jauh bolak-balik, lebih baik makan didekat kantin saja kan?
Sharka menatap Sangaji. Sangaji membalas tatapan itu dengan anggukan. Setelah mendapat persetujuan laki-laki itu, Sharka dan teman-temannya ikut makan bersama mereka.
"Jeck, ada info loker ga nih?"
Baru saja Jeck ingin memasukan mie ayam ke dalam mulutnya. Karena pertanyaan itu ia berhenti sejenak. "Loker apa?"
"Gas ngeng" ucap Manu seraya memperagakan sedang mengegas sebuah motor.
Tadinya Jeck bingung. Bila Manu benar-benar mempertanyakan sebuah pekerjaan, ia tentu tidak ada. "Ngomong balap aja kek susah banget lo!"
"Santai, bang" desis Manu.
"Ada entar malem di Jalan Cakrawala deket taman Sari"
Sesudah mengingat dimana lokasi yang Jeck sebutan, Manu akhirnya setuju. "Oke. Lo ngikut ga?"
Jeck mengangguk. "Gue sama Ben"
"Gue sama Yoi. Iya kan?" tanya Manu menepuk pundak Yoi.
Yoi hanya mendengus. Padahal ia dari tadi diam saja. Kenapa malah ikutan-ikutan?
"Aku tidak di ajak?" Oxal bertanya tiba-tiba membuat semuanya disana diam tak menjawab.
Sudah 20 detik tak ada jawaba. Mereka semua hanya saling pandang. Bingung ingin mengatakan apa pada laki-laki itu. Oxal masih setia menunggu jawaban dari teman-temannya.
"Bukannya ga diajak. Tapi kan bentar lagi mau jadi pangeran. Jaga-jaga, ga ada yang tahu lo bisa kecelakaan kapan aja" jelas Sangaji enteng tanpa beban.
Semua temannya melolot. "ASTAGA PAK KETU"
Sangaji mengendikkan bahunya acuh. Ada apa? Apa ia salah? Atau mereka hanya kaget karena ia berbicara panjang lebar?
TBC
Akhirnya semuanya damai
Seneng juga ngeliat nyaMaaf kalo ngagetin besti 😔
Jangan lupa vote, komen, dan follow ya ❤14 Juli 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
OXAL : He is Bad Prince ( Sequel of LUSCYARI)
Teen FictionSequel of LUSCYARI. 1 tahun lagi umurnya genap menjadi 17 tahun. Di umur itu, Oxal van Diego akan di nobatkan menjadi Pangeran dari Kerajaan Vosamalia. Tetapi, Oxal tidak mau menjadi Pangeran. Di otaknya ada satu kata yang selalu terpikiran, yaitu...