~o0o~
𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰
~o0o~
Nadia melangkah menuju ruang kerja sang ayah. Gadis itu berhati-hati saat akan mengetuk sebuah pintu yang berada di dekat tangga. Sekelebat bayangan muncul di hadapan Nadia. Ternyata itu Sharka. Sharka hanya memandang Nadia dalam diam. Berselang 3 detik, Sharka memutuskan pandangan terlebih dahulu. Laki-laki itu tidak mampu bertemu Nadia hingga saat ini. Ini pertama kalinya mereka bertemu setelah pembagian rapor waktu itu. Sharka pergi dan masuk kedalam kamarnya.
Nadia mengangkat bahunya acuh. Ia malas berurusan dengan laki-laki itu lagi dan lagi.
Nadia mengetuk pintu ruang kerja Davin sebanyak 3 kali. "Pa, Ini Shekya"
"Masuk, sayang. Papa masih kerja ini" jawab Davin dari dalam.
Nadia membuka pintu dengan perlahan. Ia takut menganggu Davin.
"Pa, ini" Nadia menyerahkan selembar kertas.
Davin menghentikan pekerjaan sejenak. Kemudian, pria itu melepaskan kacamata yang bertengger di hidungnya. Davin mengambil kertas itu dan mulai membacanya.
"Kegiatannya sama kaya kakak?" tanya Davin.
Pasalnya, Davin sebelumya mendapatkan kertas yang sama beberapa jam yang lalu. Kala itu Sharka datang sambil menenteng selembar kertas. Laki-laki itu hanya mengetuk pintu dan membukanya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Iya, Pa" ucap Nadia.
Kepala Davin mengangguk. "Ohhh"
"Kalo gitu pergi nya bareng Sharka aja ya?" pintanya.
Nadia membulatkan matanya. Bagaimana ia bisa pergi bersama Sharka. Sharka sudah cukup menguras emosinya saat itu. Oleh ulah laki-laki itu juga seluruh sekolah menjadi kaget ketika tahu bila mereka adalah saudara.
"Pa" ucap Nadia dengan nada memelas. Ia tidak mau.
"Shekya" tekan Davin dengan senyuman. Nadia hanya bisa menghela napasnya.
Ddrrtt ddrrtt ddrrt
Handphone Nadia berdering. Suara notifikasi panggilan Whatsapp membuat Nadia langsung menjawab telpon itu.
"Bentar, Pa. Shekya mau angkat telpon"
Shani
Panggilan berlangsung 00.10
Halo
Halo. Kenapa, Shan?
Kita sekelompok kan, Nad?
KAMU SEDANG MEMBACA
OXAL : He is Bad Prince ( Sequel of LUSCYARI)
Teen FictionSequel of LUSCYARI. 1 tahun lagi umurnya genap menjadi 17 tahun. Di umur itu, Oxal van Diego akan di nobatkan menjadi Pangeran dari Kerajaan Vosamalia. Tetapi, Oxal tidak mau menjadi Pangeran. Di otaknya ada satu kata yang selalu terpikiran, yaitu...