5. Pahlawan Kepagian

123 103 30
                                    

~o0o~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~o0o~

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

~o0o~

Padahal, Nadia dan Oxal tengah membereskan buku serta alat tulis karena sebentar lagi akan pulang. Walau begitu, tetap saja ocehan terus keluar dari mulut Nadia. Nadia benar-benar tak habis pikir dengan Oxal yang diam saja ketika di pukul oleh Sharka.

"Lain kali, lo ga usah jadi pahlawan kesiangan deh" Nadia melemparkan penghapus yang ia pinjam pada Oxal.

Oxal menangkapnya. Lalu, ia memasukan penghapus tersebut ke dalam kotak pensil, dan menutup reselting tas miliknya. "Tidak Nadia, aku pahlawan kepagian"

"Maksudnya?" tanya Nadia bingung.

"Aku menolong mu di waktu 10 pagi. Tandanya itu belum siang" terang Oxal.

Nadia menipiskan bibir. Laki-laki di depannya ini sengaja berpura-pura bodoh atau memang tidak mengerti sama sekali?

Yoi yang sudah siap untuk pulang menghampiri Oxal. "Xal"

"Ya?" sahut Oxal selagi merapikan meja serta bangkunya.

"Gue mau maen kerumah lo gapapa?" alis Yoi naik turun menunggu jawaban dari Oxal.

Kerumah Oxal? Istana maksudnya? Oh tidak tidak. Oxal tak ingin membongkar rahasia mengenai dirinya. "Aku tidak punya rumah. Aku tinggal di apartemen"

"Kalo gitu, gue ikut" ucapan Yoi mendapat angguan dari laki-laki itu.

Oxal mendapat jadwal piket yang sama seperti Nadia. Maka dari itu, sekarang Oxal, Nadia dan 5 teman lainnya tengah membereskan kelas dan menyapu lantai.

Yoi bosan menunggu Oxal tanpa ada kerjaan. Dengan baik hati, laki-laki itu membantu menghapus papan tulis. Tidak ada yang salah, bukan? Yoi berniat untuk menolong.

Kelas sudah rapi dan bersih. Oxal menggendong tas di punggungnya. 5 teman lainnya sudah pulang lebih dulu. Tersisa Oxal, Nadia, dan Yoi di kelas itu. Mereka berjalan keluar kelas. Sekolah sudah kosong. Hanya terlihat petugas kebersihan dan beberapa guru.

"Bertiga lebih baik" Oxal merangkul bahu Yoi dan Nadia.

Oxal berdecak. Raut wajah Nadia berubah seketika menjadi kebingungan karena ulahnya. "Kita pulang bersama, Nadia"

🍦

Pulang bersama dua laki-laki itu ternyata tidak sesuai dengan yang Nadia harapkan. Nadia pikir, mereka akan langsung pulang ke apartemen dan dapat beristirahat di unit masing-masing. Namun, Oxal membuat diri Nadia dan Yoi repot karena harus mengikuti Laki-laki itu membeli permen kapas dipinggir jalan menuju apartemen. 

Nadia melirik handphonenya di atas nakas. 1 notifikasi chat membuat Nadia malas untuk membaca dan membalasnya. 3 kali notifikasi itu berbunyi membuat Nadia risih. Akhirnya, Nadia membuka chat dari orang itu.

OXAL : He is Bad Prince ( Sequel of LUSCYARI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang