~o0o~
𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰
~o0o~
Hari ini adalah hari terakhir ulangan di laksanakan. Sepertinya semua siswa-siswi sangat senang untuk menyelesaikan ulangan hari ini. Ulangan untuk mata pelajaran seni budaya tengah berlangsung saat ini.
"Psstt" bisik Yoi pada Oxal. Mata laki-laki itu menghadap ke depan memperhatikan bu Rina yang sedang memainkan handphone.
Tak ada respon dari laki-laki itu.
"Xal" panggilnya lagi.
Oxal mengangkat kepalanya. "Ada apa, Yoi?"
"Nomor 1 apa?" tanya Yoi was-was.
"Hadap ke depan. Isi jawaban dengan jujur" ucap Oxal kembali fokus ke lembar jawabannya.
Yoi berdecak. "Ah payah lo mah"
"Berisik" sentak Nadia.
Nadia menatap tajam ke arah Yoi. Nadia merasa terganggu gara-gara suara kedua manusia itu. Ia tidak bisa mengerjakan soal jika Yoi dan Oxal masih berbicara seperti ini.
Yoi terpelonjak kaget. Ah, ternyata Nadia. Ia pikir itu adalah suara bu Rina.
"Santai, Nad. Jantungan gue lama-lama" ucap laki-laki itu mengelus dada.
Seberapa keras usaha Yoi untuk meminta jawaban kepada Oxal, tidak akan membuahkan hasil. Ya sudah lah, mau bagaimana lagi. Yoi akan pasrah saja pada nilai raport nya kali ini.
Oxal melirik jam dinding yang sudah menunjukan pukul 09.10 WIB. Berarti hanya tinggal 20 menit lagi waktu akan habis dan semua siswa-siswi bisa pulang kerumah. Di sebelahnya ada Nadia yang masih mengerjakan soal. Oxal tersenyum tipis. Selama beberapa hari ini sudah menjadi kebiasaan Oxal untuk menatap wajah Nadia. Lagi pula sang pemilik wajah tidak merasa terganggu, malah hanya mendiamkan Oxal dan sibuk pada lembar jawaban. Jadi tidak masalah bukan?
"Nadia" Oxal mencolek lengan Nadia.
Nadia hanya mengangkat alisnya. Ia tidak bisa menoleh karena sedang menulis jawaban.
"Nadia, lihat aku" rengek Oxal memanyunkan bibirnya.
Nadia meletakan jari telunjuknya dibibir laki-laki itu. "Wait, dua menit. Udah ini gue selesai"
Dengusan Oxal terdengar sampai ke telinga Nadia, namun tidak gadis itu hiraukan.
2 menit sudah terlewat kan. Tapi Nadia memilih untuk menenggelamkan kepalanya diantara kedua lengannya di atas meja, dari pada menanggapi permintaan Oxal tadi.
Oxal sebenarnya kesal dengan gadis di sebelahnya ini. Tetapi, mungkin saja Nadia lelah. Oxal dapat mengerti. Laki-laki itu mengelus rambut Nadia. Lalu, ia mulai menyisir rambut Nadia dengan jarinya. Kemudian, ia membagi nya menjadi 3 bagian masing-masing untuk sisi kiri dan kanan. Setelah itu, ia mengepang rambut Nadia dengan perlahan dan teliti. Takut Nadia terusik nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OXAL : He is Bad Prince ( Sequel of LUSCYARI)
Teen FictionSequel of LUSCYARI. 1 tahun lagi umurnya genap menjadi 17 tahun. Di umur itu, Oxal van Diego akan di nobatkan menjadi Pangeran dari Kerajaan Vosamalia. Tetapi, Oxal tidak mau menjadi Pangeran. Di otaknya ada satu kata yang selalu terpikiran, yaitu...