"kalau cemburu itu bilang. Nggak usah gengsi kali, Boss"--Fanny"
•••••
"Ngobrolin apaan sih, kok kayaknya seru"
Vano, dan Fanny menghentikan tawanya, dan menoleh ke arah suara.
Mereka terkejut, mendapati Joan yang tengah menatap mereka datar. Fanny berdeham, dan menyapa Bossnya."maaf pak"
Joan melirik ke arah Vano. Mengisyaratkan untuk pergi dari sana. Vano menghela nafas, dan beranjak dari sana. Sebelum, si laknat itu ngamuk.
Selanjutnya, ia melirik ke arah Fanny. Fanny yang ditatap, hanya tersenyum kikuk.
"kenapa pak, liat-liat. Saya tau, saya cantik"ucap Fanny sombong.
"kata siapa? " tanya Joan
"kata saya lah pak"
"Muka udah kayak kereta Thomas, aja sombong, kamu" Ejek Joan.
"meskipun muka saya macam Thomas. Tapi, saya seksi, iya kan pak" Fanny menaik turunkan alisnya. Menggoda Bossnya ini memang tak ada habisnya.
Joan tak menggubris "ya sudah, ini sudah waktunya pulang. Kerjaan kamu sudah selesai, hari ini lembur kamu sampai sini. Makasih atas kerja kerasnya. "
Joan melenggang pergi dari sana. Begitulah, Bapak Joan Dikta Pratama. CEO muda, tampan, dingin dan jarang berbicara. Namun, ia akan selalu berucap terima kasih kepada karyawan, yang telah membantu dalam mengembangkan perusahaannya. Tanpa mereka, perusahaan yang didirikan Joan, tidak akan sebesar ini. Atas Rasa terima kasihnya, kepada Karyawan. Joan memberi jatua berlibur bersama karyawannya, pada akhir tahun.
'Don't Judge a book, at the cover '
Mungkin itulah pribahasa yang tepat dari seorang Joan. Di balik sifatnya yang dingin, ada rasa kemanusiaan di dalam hatinya.
Fanny membereskan barang-barang yang ada di mejanya, kantor sudah mulai sepi. Hanya ada beberapa karyawan yang masih, bekerja lembur. Setelah itu, ia keluar dari gedung ini.
"Ros, duluan ya.. Selemat berlembur "ledek Fanny.
Rosa mendengus mendengarnya"yok,take care"
Fanny mengangguk, dan mulai berjalan ke halte. Ia menunggu bus di sini. Perlu waktu lama menunggu bus, membuat Fanny menghela nafas lelah. Saat ia lembur, dan pulang larut malam. Maka, bus akan sangat langka. Seperti sekarang contohnya .
Kenapa nggak menaiki ojol, atau taksi online? Jawabannya tidak. Karena menurut Fanny Buss itu lebih hemat. Dibanding, manaiki Transportasi online.
"Kalau sampai lima menit lagi tuh Buss nggak datang, gue sumpahin supirnya pada Bisul! " gerutu Fanny.
Atensi Fanny teralih, saat suara deruman Mobil seperti Menghampirinya. Fanny sangat tidak mengenal mobil itu.
Mobil tersebut berhenti, dan sang pengemudi menurun kacanya. Oh, ternyata Vano.
"nugguin Buss Fan? "tanya Vano.
Wah nawarin tumpangan nih"--bantin Fanny.
"iya nih. Kayaknya gak ada" ujar Fanny
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss My Crush ✔
Humor"Oh My Gosh dia kan mas crush gue waktu SMA? " ••••• Bagaimana jadinya jika, bossmu adalah orang yang pernah kamu suka terdahulu, suatu kebahagiaan, atau suatu bencana? Tifanny Alexa mengalaminya, ketika ia harus bekerja di perusahaan Joan, yang no...