15.Donor

283 10 0
                                    

Happy Reading

.
.
.
.

15.Donor

Fanny melangkahkan kakinya menuju Rumah Sakit. Joan memberi tahunya jika Gladys masuk Rumah sakit. Fanny sedikit sedih karena, ia baru bertemu Gladys sekali. Sekalinya ketemu lagi, malah dalam keadaan seperti ini. Fanny mendekat, samar-samar ia mendengar ucapan dokter.

"Adik bapak butuh pendonor darah, dia sangat kehilangan banyak darah." ucap sang Dokter.

"Gimana nih gue sama Gladys nggak satu golongan Gue A, dia O." ujar Joan.

"Biar saya aja, saya O" potong Fanny.

Semua orang di sana menoleh ke arah Fanny.

"Fan?"

Fanny tersenyum."Aku mau donorin darah aku buat Gladys, sayang."

Joan mendekat."Sayang makasih ya"

Al rasanya ingin muntah, Joan bersikap seperti ini sama saja dunia akan kiamat. Bagaimana tidak Seorang Joan tak pernah seperti ini."kesian banget hidup gue, Jomblo mulu. Kapan Al dapet cewek ya Allah." keluhnya.


"Baik mari ikut saya mbak"

Fanny mengangguk, dan mengikuti dokter itu. Sementara Joan, dan Al memilih menunggu di ruang inap Gladys.

"Cewek lo selain cantik baik juga, ya"

Joan mengangguk membenarkan. "Iya gue beruntung bisa ketemu dia. Mungkin gue nggak akan bisa lupain Vanca, kalau nggak ada dia"

"Pengen deh punya pacar kaya Fanny" gumam Al.

"Apa Al? Coba sekali lagi"

Al terkekeh. "Canda elahhh, gitu aja ngamuk. "

Joan tak menanggapi ucapan Al, ia menunggu Fanny mendonorkan darahnya. Tak lama Dokter keluar, bersama Fanny.

"Alhamdulillah Mas, darah mbak ini cocok sama adiknya Mas. Jadi, transfusi bisa dilakukan secepatnya. " ujar sang Dokter.

"Baik dokter lakukan yang terbaik ya.. "

"Al, gue titip Glad ya.. Mau ngajak Fanny jalan dulu."

"Sialan lo! Gue mau ngedate sama ayang Rosa juga." umpat Al.

Joan tak memperdulikan umpatan Al, ia menggandeng tangan Fanny untuk menjauh dari sana. Ia membawa Fanny ke Taman.

"Fan, makasih kamu udah mau mondonorkan darah kamu buat adik saya." ungkap Al.

Tangan Fanny terulur untuk mengusap lengan Joan. "Saya ikhlas pak, lagian saya udah biasa kok ikut amal buat donor darah kok. Di sana banyak banget kan orang yang ngebutuhin darah."

Joan tersenyum, menanggapi ucapan Fanny. "Kamu emang baik Fan, nggak salah saya suka sama kamu"

"Hah? Apa Pak? "

Joan masih tersenyum."Saya suka sama kamu"

"Hah Apa Pak Coba sekali lagi! "

"SAYA SUKA SAMA KAMU"

Fanny terdiam di tempat, apa ini bukan mimpi, Joan mencintainya juga? Jika ini mimpi, tolong jangan bangunkan Fanny.

"TAPI BOHONG! " ucap Joan kemudian.

My Boss My Crush ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang