23.Dua garis

345 11 0
                                    

Happy Reading
.
.
.
.

23.Dua garis

Fanny sudah beberapa kali memuntahkan isi perutnya.

Fanny masuk ke dalam sebuah toilet di salah satu cafe. Perasaannya harap-harap cemas, di tangannya sudah ada sebuah benda. Fanny melirik ragu benda itu, apakah ia harus melakukan ini? Ia harus melakukan ini. Fanny bergegas masuk ke dalam toilet, dan menunggu hasilnya. Selama beberapa menit hasilnya sudah keluar, Fanny memejamkan matanya, dan menarik napasnya dalam-dalam, setelah itu ia membuka matanya perlahan.

Dua garis

Alat itu menandakan dua garis. Fanny diam, sedih? Iya. Kecewa? Itu sudah pasti. Khawatir?Tentu.

Ia sedih karena itu artinya, ia bukan seorang wanita suci. Ia kecewa, kecewa karena tak bisa menjaga diri sendiri dengan baik. Khawatir jika sang ibu mengetahuinya.

Fanny menggeleng, ini pasti salah. Tapi, Fanny sudah memakai alat itu tiga sekaligus dan ketiga hasilnya sama. Fanny menangis detik itu juga. Di dalam perutnya sekarang ada nyawa, anak yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Arsen, lelaki sialan itu. Dia membuat Fanny seperti ini, sumpah demi Tuhan Fanny benci lelaki itu.

"Nggak mungkin, nggak mungkin." lirihnya.

"Kenapa kamu hadir, terlalu cepat? " gumam Fanny seraya meraba perutnya.

"Kenapa? Arsen, kenapa lo lakuin ini?! Apa salah gue sama lo? Apa! "

Selama sebulan ini Fanny selalu mengurung dirinya, semenjak kejadian itu. Fanny memang sering merasa lelah. Ia tak menyangka jika hal itu,tanda jika dirinya sedang mengandung anak dari pria sialan. Pria yang tak pernah Fanny sangka kembali hadir dalam hidupnya.

Fanny berdiri saat ia merasa sedikit tenang.

"Hi, cantik "

Fanny menoleh, pria sialan itu. Sejak kapan dia di sini?

"Ngapain?" tanya Fanny datar.

Arsen tersenyum."Ingin menjenguk, Ibu dan calon anak ku. Eh ralat, anak kita."

Fanny benci mendengar kata 'anak kita'. Ia tak sudi mengakui hal itu.

"Gimana sayang? Kamu mual-mual nggak? Kepalanya pusing? Atau kamu lagi ngidam sesuatu? "

Plak

"Keterlaluan lo kak! Apa salah gue sama lo! "

Arsen tersenyum miring."Sayang, kamu jangan gitu kesian Baby kita."

"Berhenti ngomong kaya gitu, gue nggak sudi ngakuin ini anak kita"

"Loh? Emang itu anak kita kan? "

Fanny menggeleng."Lo jahat, lo jahat sama gue kak. Kenapa lo lakuin ini? "

Arsen membelai rambut Fanny."Because I love you, and I want you"

"Ini Bukan Cinta, kalau cinta lo nggak mungkin lakuin ini sama gue kak. Kenapa sih? Atau ada yang nyuruh lo? "

Entah apa tapi Fanny berpikir ini ada kaitannya dengan Vanca. Apa benar, jika wanita itu ada sangkut pautnya?

"Jawab kak! "

My Boss My Crush ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang