28.Terungkap(1)

358 13 0
                                    

Happy Reading

28. Terungkap(1)

Decitan brangkar terdengar, seantero koridor rumah sakit ini. Arsen, lelaki itu benar-benar tak berdaya menerima tonjokan dari Joan. Buktinya lelaki itu sampai dibawa ke Rumah sakit.

"Baik, kami akan menolong pasien keluarga dan kerabat Pasien mohon tunggu di luar"

Semua orang yang ada di sana mengangguk, terkecuali Joan. Pria itu menunduk sedari tadi. Entah merasa bersalah atau apa.

"Al, gue jahat banget ya? Padahal, Arsen temen gue juga. Kalau dia kenapa-kenapa gimana? "

Al menghela napasnya,"Gue tau lo emosi, kalau gue di posisi lo gue juga bakal kaya gitu."

"itu,emang balasan buat dia karena dia udah berani sakitin Fanny." ucap Vanca.

"Lo kenapa sih? Kok kayanya dari tadi ngotot banget ngomong kaya gitu" sindir Al.

Vanca menggigit bibir bawahnya."Ya... Aku ngomong sesuai fakta kan? Itu emang-"

"Udah stop, jangan bahas itu dulu bisa? Di dalam Arsen lagi Kritis loh. Jangan bahas itu dulu bisa? " cegah Joan.

Al, dan Vanca diam mereka menunggu kabar dari Dokter yang menangani Arsen. Tak lama kemudian, Dokter itu pun keluar. Mereka langsung mendekat, dan meminta penjelasan pada Dokter.

"Bagaimana Dok? "

Dokter itu menghela napasnya."Apa Kalian sudah menghubungi keluarganya? " tanya sang Dokter.

Joan mengangguk."Mereka sedang di perjalanan. Kenapa dok? "

"Begini Pak, kami sudah melakukan yang semaksimal mungkin. Tapi, Tuhan mungkin berkehendak lain, Pak. Mohon, Maaf kami tidak bisa menyematkan pasien, karena Pasien terlambat ditangani Pak. Pasien sudah meninggal."

Degh

Arsen? Pria meninggal?

Semua langsung diam, mencerna apa yang barusan dokter itu katakan.

Tak lama setelahnya,  Ayah Arsen datang dengan tergesa. Ia menatap Joan, ia ingat jika Joan salah satu sahabat Putranya.

"Bagaimana keadaan putra saya, Joan? "

Joan melirik Al, dan meminta dirinya untuk berbicara.

"Begini om, Arsen dia-anu  om-"

"Anu apa? "

"A-Arsen meninggal Om, barusan nyawa dia nggak tertolong." ucap Al.

Anton, pria paruh baya itu lemas. Putra sulung nya meninggal.

"Om, maafkan saya, saya yang udah buat Arsen seperti ini Om. Tolong maafakan saya.... "

Ayah Arsen menghiraukan Joan, ia pergi begitu saja untuk melihat jasad mendiang Anaknya.

"Al gue--udah jahat banget Al. Gue udah bunuh Arsen Al."

Al menghela napasnya."Ini nggak sepenuhnya salah lo, Jo. Ini udah takdir aja, mungkin ini emang udah takdirnya Arsen meninggal."

Joan diam, ia tak tahu harus apa sekarang. Jika sudah begini, apa yang bisa ia perbuat. Ia tak mungkin bisa membuat Arsen kembali hidup, Al benar mungkin ini udah takdir.

My Boss My Crush ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang