Special Part: Kehidupan Rosa 📒

251 10 0
                                    

"Hidup itu singkat, jadi gunakan waktu mu sebaik mungkin "
.
.
.
.

Special Part: Kehidupan Rosa 📒

Gadis cantik ini berjalan dengan tergesa menuju rumahnya. Dia Rosa Arianty, gadis tangguh yang rela melakukan apapun demi keberlangsungan hidupnya. Siapa sangka, dibalik sifatnya yang ceria dia menyimpan begitu banyak derita dalam hidupnya. Ayahnya meninggalkan Rosa, Ibu serta adiknya demi seorang Wanita jalang. Hari demi hari Rosa jalankan dengan berat, karena menjadi tulang punggung keluarga tidaklah mudah. Ditambah lagi, Ibunya sedang sakit dan perlu banyak biaya, yang membuatnya harus bekerja lebih lagi.

Ia melangkahkan kakinya dengan cepat. Sesekali menyapa orang yang memanggilnya.

"Eh neng ocha, tos lami teu papendak"
(Eh Neng ocha udah lama nggak ketemu)

Rosa tersenyum."Muhun Bi, abdi nuju sibuk di Jakarta"
(Iya Bi, saya lagi sibuk di Jakarta)

Rosa masuk ke dalam rumah berbahan anyaman bambu itu. Matanya langsung tertuju pada seorang wanita paruh baya, yang sedang terbaring lemah di atas Ranjang.

"Teh Ocha? "

Riri adik Rosa, langsung menghamburkan pelukannya pada sang kakak.

"Teh Ibu teh, Ibu makin parah " ujar Riri.

Rosa mendekat ke arah Ibunya.

"Ibu maafin teteh. Teteh baru pulang, teteh terlalu sibuk di kota. Sampai Teteh lupain Ibu"

Ibu membuka mata, ia sempat terkejut melihat anak sulungnya ada di sini.

"Teh Ocha? Tos lami?" (Teh Ocha, udah lama?)

Rosa menggeleng. "Nembe Bu. "

Ibu bangun dari ranjangnya, Rosa mencegahnya.

"Ibu, tidur aja. Ibu nggak usah bangun Bu"

Ibu menggeleng. "Teh, kenapa ke sini? Kerjaan teteh gimana?"

Rosa menggeleng."Ibu nggak perlu khawatir, Teteh udah izin kok. Sama Pak Joan."

Ibu memandang anaknya yang semakin kurus, ia yakin jika anak sulungnya itu tidak makan dengan teratur untuk hidup irit.

"Kamu kurus banget sekarang" lirih Ibu

Rosa tersenyum hambar."Teteh mau hidup irit Bu, biar Teteh punya uang yang banyak buat berobat ibu, Buat sekolah Riri juga."

Ibu menangis haru."Maaf, andai aja Ibu nggak sakit-sakitan. Kamu nggak perlu bekerja sekeras ini."

"Itu udah jadi kewajiban aku, buat hidupin Ibu sama Riri. Ibu nggak perlu minta maaf"

"Tapi, andai saja Ibu nggak sakit kamu nggak akan kaya gini, Nak." ujar Ibu.

Rosa ikut meneteskan air matanya. "Teteh mau angkat derajat Ibu, teteh mau bangun rumah. Biar kita bisa tinggal di tempat yang lebih layak dari rumah yang sekarang.

Ibu mengusap kepala anaknya. "Jangan kecewain Nak Joan Ya, dia udah baik ngasih pekerjaan buat kamu. Dia sama baik kaya papanya, Alm. Pak Jodie"

Rosa menganggukkan kepalanya. "Iya Bu, Rosa nggak akan kecewain Pak Joan. Pak Joan, sama Pak Jodie emang baik banget sama kita bu. Jadi, nggak mungkin Aku kecewain mereka."

"Ya udah, Ibu istirahat dulu ya, biar aku buatin makanan." kata Rosa.

Rosa beridiri dari sana, dan menghampiri Riri.

"Ri, kamu lagi buat apa? "

Riri menoleh."Kak, ini aku lagi buat pisang cokelat. Terus nanti aku jualin deh, ketemen sekelas aku lumayan buat bantu Teteh, kan? Kalau Riri ada keperluan sekolah, Riri nggak usah minta Teteh. "

Mata Rosa berkaca-kaca mendengarnya, hidup adik dan ibunya sangat memprihatinkan. Rosa merasa gagal menjadi seorang anak, dan juga seorang kakak.

"Maafin Teteh ya, Ri" ujar Rosa pelan.

Riri langsung menoleh, dan memeluk sang kakak. "Nggak kok, Teteh nggak usah minta maaf. Yang anaknya Ibu kan bukan Teh Ocha doang, Riri juga anak Ibu kan. Jadi, Riri juga mau berbakti sama Ibu. Lagian bentar lagi kan Riri kelas 12, pas udah lulus Riri langsung cari kerjaan."

Rosa bingung harus berbuat apa, kondisi ibunya semakin parah. Ditambah adiknya yang memprihatinkan. Tiba-tiba Rosa teringat dengan tawaran wanita itu, apa Rosa harus menerimanya?

Jika ia terima, maka ia akan jadi orang jahat. Tapi, jika tidak bagaimana? Ia sangat membutuhkan uang.

Rosa menghela napasnya, semoga keputusannya ini tepat. Ia segera menghubungi wanita itu.

"Hallo? "

"bagaimana Rosa "

"Saya terima tawaran mbak"

"Bagus, Lusa kita ketemu. Tempatnya saya sharelock"



••••••

Rosa sudah dihapan wanita itu sekarang. Ia sudah, berbicara dengan wanita licik ini.

"Gimana penawaran saya tadi? Kamu setuju? Kamu akan dapat bayaran yang besar jika kamu melakukannya dengan baik. Dan satu lagi, kamu akan dibantu oleh dua orang lainnya, nggak perlu khwatir." ujar Wanita itu

"Tapi, apa rencana mbak ini nggak terlalu jahat? " tanya Rosa.

"Kamu tenang aja, kalau kalau kamu ketahuan kamu nggak akan terseret hukum."

Rosa menghela napasnya. "Baik, jika mbak bisa manjamin. Saya akan melakukannya dengan baik."

Wanita itu tersenyum."Bagus, lakukan sebaik mungkin. Hancurkan hidup Fanny, dan juga Joan. Mengerti? "

•••••••

Huhu sorry ya kalau bahasa sundanya acak acakan. Aku emang orng Sunda, tapi kalau tulis tulis kaya gini tuh aga gimana gitu.

Segini aja ya?

See you

My Boss My Crush ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang