22.Kecewa

302 14 0
                                    

Happy Reading
.
.
.

22. Kecewa

Vanca berjalan melewati jembatan, untuk menemui seseorang. Seseorang  yang telah membantunya dalam menjalankan misinya.

"Gimana lo seneng,  Fanny sama Joan udah putus? " tanyanya.

Orang itu menghela napasnya. "Iya gue seneng, dengan itu. Kalau gue nggak bisa milikkin Fanny, maka Joan juga nggak bisa milikkin Fanny. "

Vanca tersenyum miring. "Gue nggak nyangka, hati lo busuk juga Van. Tega lakuin ini sama sepupu sendiri "

Ya, lelaki itu adalah Vano.


Vano menggeleng. "Seperti apa yang lo bilang, seseorang akan menjadi jahat karena keadaan. Dan itu, yang gue rasain saat ini."

Vano diam sebentar, setelahnya ia menatap Vanca dengan intens." Gue akan berhenti di sini, gue akan berhenti jadi orang jahat. Hubungan Fanny dan Joan udah hancur. Dan gue rasa, itu udah cukup. Gue bakalan pergi yang jauh dari sini. Cukup sampai sini, gue akan lupakan segalanya. Gue akan lupain semuanya tentang cinta, masalah gue sama Joan, dan... Tentang kejahatan ini. Anggap aja gue pengecut, pergi gitu aja setelah memberikan masalah pada seseorang. Dan.. Gue berharap lo lakukan hal sama kaya gue. Berhenti di sini, jangan lakuin hal jahat lagi. Karena, bisa aja perlakuan jahat lo akan balik sama diri lo. Bahagialah karena pilihanmu, bukan obsesi mu"

Vanca tertampar dengan perkataan Vano.

"Maksud lo apa? "

Vano menggeleng. "Lepasin Joan, lo harus tau kalau Joan memang udah sepenuhnya lupain lo,dan di hatinya cuma ada Fanny. "

"Nggak usah sok tau lo! "

"Gue tahu, kalau dia nggak cinta sama Fanny. Sekarang Fanny di penjara. Tapi apa? Dai nggak masukin Fanny kepenjara kan? Itu artinya, dia sebenarnya sedikit nggak percaya kalau Fanny bisa berlaku jahat. Jadi, lebih baik cari yang lain, yang udah jelas-jelas cinta sama lo. " jelas Vano.

"Gue juga heran, kenapa waktu itu lo tolak Al. Gue emang nggak atau apa-apa, tapi gue tau saat itu Al sungguh mecintai lo. Sebelum hubungan gue sama Joan separah ini, gue juga kenal sama Al, walau hanya sebatas kenal. Waktu dia kembali ke Jakarta, gue sempet  ketemu dia di Bandara dan nggak sengaja denger dia ngomong sama seseorang. Bahwa, tujuan dia pergi jauh itu buat lupaian lo. Tapi, dia gagal. Dia berusaha bersikap biasa aja seakan dia emang udah lupain lo, walau sebenarnya dia masih menyimpan rasa sama lo" lanjut Vano.

Vanca lagi-lagi dia tak berkutik. Benarkah? Benarkah Al masih mencintai dirinya.

"Tapi.. Gue rasa sekarang perasaan Al sama lo mungkin perlahan memudar, seiring bertambah dekatnya Al sama Rosa "

"Lo diem, jangan sok-sokan jadi pengamat." sahut Vanca.

Vano tersenyum miring, ia tak menyangka bahwa ia bisa mengenal ular berwujud seperti bidadari.

"Gue nggak peduli tentang perasaan Al, yang terpenting sekarang gimana caranya buat Hubungan Fanny, dan Joan semakin hancur." kata Vanca.

Vano memegang pundak Vanca. Vanca diam mematung,ada apa ini? Mengapa jantung Vanca jadi tak karuan seperti ini?

"Lo boleh lakuin apa yang lo mau, asal satu, setelah semua rencana lo berhasil stop jadi orang jahat. Dan yang terpenting, kalau lo mau lanjutin rencana lo Jangan sampai Fanny tersakiti baik fisik, maupun batin. Ngerti? " setelah mengatakan itu, Vano pergi meninggalkan Vanca yang masih menetralkan irama jantungnya.
Vanca menggeleng kuat, semoga apa yang ada di dalam pikirannya itu tidak benar.

My Boss My Crush ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang