25.Kebenaran

350 13 0
                                    

Happy reading

25.Kebenaran

Flashback on

"Pergi aja,  Aku bisa besarin dia sendiri."

Alex menatap istrinya sendu, sudah beberapa kali ia meminta istrinya agar ikut dengannya. Tapi, ia justru menolaknya dengan mentah.

"Sayang aku mohon, ikut aku ya... Jika hal ini berhasil, kita akan bahagia kaya dulu, kita harus ambil apa yang seharusnya kita milikki."

Lessa tetap kekeh pada pendiriannya."Kalau mau pergi, pergi aja. Kalau mau bawa anak-anak aku nggak akan izinin. Jov, sama Tifa masih kecil"

Alex menghela napasnya."Nggak bisa, aku nggak bisa hidup tanpa kalian.".

"Yaudah, kalau nggak bisa hidup tanpa kita. Ya, jangan pergi."

"Sayang mohon ngerti, ini--"

"Stop! Pilih kita, atau dendam kamu yang nggak jelas itu? "

"Nggak jelas kamu bilang! Lessa, udah berapa kali Mas bilang ini itu demi kalian, demi kalian."

Lessa tersentak."Terserah kamu mau pergi atau nggak, tapi jangan bawa anak-anak! "

"Aku nggak peduli, terserah mau ikut atau nggak. Tapi, aku mau bawa Jov Tifa biar sama kamu. Dia masih terlalu kecil buat aku bawa"

"Nggak bisa gitu, emang Mas pikir Jov udah gede, dia juga masih kecil. Jov, sama Tifa sama aku. Kamu pergi aja sendiri! "

Alex geram, ia membanting semua barang yang ada di dapur. Hingga membuat kedua anaknya terbangun.

"Ayo, Jov ikut Ayah" Alex Membawa Jov ke dalam gendongannya.

"kita mau kemana Ayah, ini kan macih malam? " tanya gadis kecil itu.

Alex tersenyum."Kita pergi yang jauh"

Alex membawa kopernya,dan membelai rambut anak keduanya yang tengah menatap mereka berdua.

"Tifa di sini jadi anak yang baik ya, jangan nakal oke? Ayah sama kak Jov pergi."

"Ikutc" racaunya.

"Maaf sayang, maafin Ayah. Ayah nggak bisa bawa kamu."

Alex keluar dari sana, tanpa memedulikan Lessa yang menangis karena Jovanca dibawa pergii.

"Kak Jov, kak Jov ndak boleh pelgi. Kak Jov, nanti Ifa main cama ciapa, Kak Jov! "

Jov yang berada di gendongan sang Ayah, juga menangis kencang. Ia tak mau berpisah dengan Ibu, dan adiknya.

"Ibu, Ifa... Ayah, kenapa mereka nggak diajak? "

"Suatu saat kamu akan tau sayang, ini belum saatnya kamu tau, Nak."

Sementara itu,Lessa berusaha menenangkan Tifa yang belum reda menangis. Ia menggenggam surat yang diberikan untuk Tifa.

My Boss My Crush ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang