14.Masalah Lagi

265 10 0
                                    

Playing Now
.
.
.
Belum siap kehilangan--Steven Pasaribu.
.

.
.
Happy Reading

14.Masalah Lagi

Gladys terbangun dari tidurnya, setelah ia mendengar bising di bawah sana. Dengan setengah sadar, ia memutuskan turun ke lantai bawah. Betapa terkejutnya ia, melihat para maid tengah disekap. Ia melangkahkan kakinya dengan cepat.

"Heyy siapa kalian? Mau apa? " tanya Gladys sarkas.

"Hey cantik, sini sayang mau abang jajanin nggak?" Pria memakai baju serba hitam itu, mendekat ke arah Gladys.

Gladys mundur beberapa langkah."S-siapa k-klian. Kenapa kalian ke sini? " badannya bergetar menahan rasa takut.

"Jangan takut cantik sini.. " Pria itu memegang tangan Gladys. Dengan cepat Gladys menghempasnya.

"Wahhh berani juga nih cewek"

"Ahhh lepasss, tolongggg. "

"Percuma minta tolong, nggak akan ada yang bantu."

"Kalian siapa sih?? " Gladys mengambil ponselnya untuk menghubungi sang kakak.

"Halo ada apa? "

"K-kak, t-tolong. Ahhhh--"

"Glad? Gladyss!! "

Gladys meringgis, saat pisau itu dengan beraninya menusuk perutnya. Cairan kental berwarna merah itu, tak berhenti keluar dari tubuhnya. Ia merasakan sakit di perutnya.

"ahh" lirihnya.

"Kita kabur, kita udah berhasil. Tinggal laporan sama si Boss."

Para penjahat itu berhamburan keluar rumah. Sedangkan para maid, tak tau harus berbuat apa. Karena tangan mereka diikat. Deruman mobil terdengar, lalu ada sesosok orang yang datang. Joan lah yang datang. Matanya membulat, melihat adiknya yang meringgis kesakitan.

"Astaga! Gladys"

Joan berlari menghampiri adiknya, yang lemah tak berdaya.

"Astaga ada apa ini? " Joan melirik sekelilingnya. Ia menghampiri para maid, dan melepaskan ikatannya, serta penutup mulut mereka.

"Ada apa sebenarnya? Kenapa ini terjadi?" tanya Joan.

"Tadi, tiba-tiba ada sekelompok orang yang datang. Terus, kita disekap, dan berakhir Non Glad ditusuk."

Joan menghela napas frustrasi. Siapa yang berani melakukan ini? Apa musuhnya? Atau musuh Gladys?

Tak banyak pikir panjang, ia membawa sang adik ke rumah sakit.

"Glad bangun, Glad. Jangan tanggalin Abang. Abang nggak punya keluarga selain kamu" lirih Joan.

Setelah beberapa lama, Joan sampai di tempat tujuan.Ia memarkirkan mobil, di depan Rumah Sakit.

"Tolong! Tolong adik saya"

Para suster, dan dokter pun menghampiri mereka.

"Tunggu di sini ya Pak, kami akan periksa adik Bapak."

Joan mengangguk, dan membiarkan mereka memeriksa adiknya.

Joan menggeram kesal, siapa yang berani melakukan hal ini. Ia berjanji, akan membalas orang yang biadab itu. Beraninya berbuat hal kriminal seperti ini.

My Boss My Crush ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang