"Buktikan."
Safira mengerjap. Napasnya yang bertalu karena mengejar Ombak, tercekat. Pemuda itu mendesak sang gadis di antara pintu dan tubuh tingginya.
"Kenapa hanya diam? Bukankah selama ini kamu pandai bicara?"
"A-aku ....."
"Tidak benar-benar menyukaiku? Salah, kamu mencintaiku? Dalam surat-suratmu, kamu mengatakan begitu. Jadi ayo buktikan."
Safira terdiam, lidahnya kelu.
"Mereka semua mengatakan mencintaku, tapi hanya membual. Mereka tidak mampu membuktikan kata-kata itu. Jika kamu ternyata sama seperti mereka, tinggalkan kamar ini dan jangan pernah kembali. Kamu akan menjadi satu tambahan omong kosong dalam hidupku."
"Aku tidak seperti itu!"
"Kalau begitu buktikan!"
"Aku tidak tahu caranya!"
"Biar kutunjukkan caranya."
Safira terhenyak saat Ombak mulai membuka kancing seragamnya.
Tbc
Love,
Rami
Inak kambek, ngehehehe.
Ini cerita mainstream sejagat raya. Jangan berekspekatsi tinggi-tinggi. Kalo kalian gumoh, cukup tinggalakan cerita ini tanpa meninggalkan komentar yang menyulut emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Ombak
Roman d'amour(DALAM PROSES PENERBITAN) Ombak tak bisa dikejar, sama seperti tak dapat digenggam. Kakeknya mengatakan itu pada Safira. Namun, perasaanya yang terlalu besar membuatnya bebal. Hingga di suatu hari Safira dihantam kenyataan, Ombak memang selalu data...