17

8.4K 1.9K 254
                                    





Inak lagi di dokter, tapi notif nagih banyak bener. Gak sempet edit, maklomi yak. Komen yang banyak, karena aodetan tergantung antusiaame kalian ihik 😘

*****

Yasri menyulut cerutunya. Dia menghisap kemudian menghembuskan asap yang tampak pekat di bawah sinar bulan.

Angin malam menerbangkan rambutnya yang ikal dan tipis. Yasri sudah menggunakan berbagai macam tonik rambut, tapi nyatanya bagian  depan dan tengah kepalanya menipis dan hampir botak.

Jendela yang terbuka membawa sinar bulan memasuki ruangan, menjadi satu-satunya sumber penerangan.

Yasri memang suka bermain dalam gelap. Baginya itu memberikan sensasi tersendiri ketika harus meraba-raba dan memburu kenikmatan. Namun, kali itu bukan itu alasan tunggal dia mematikan lampu kamar.

Endang berada di belakangnya, terbaring lemas dan hanya tertutup selimut. Benar, akhirnya Endang masuk juga ke rumahnya. Setelah bertahun-tahun mereka berusaha menahan diri.

Dalam sepuluh tahun ini, Endang bukan satu-satunya gundik Yasri. Dia tidak sesetia itu.

Bahkan mereka sempat putus nyambung beberapa kali. Terakhir, mereka bahkan berpisah selama lima tahun karena Endang memilih menjadi tenaga kerja ke luar negri.

Kini setelah Endang pulang, asmara  itu kembali terjalin. Bahkan lebih liar. Pengalaman di luar negri membuat Endang tak lagi takut-takut seperti dulu.

Meski masih memiliki suami, Endang tak keberatan menghampiri Yasri setiap dipanggil. Bahkan malam ini, saat lelaki itu sangat suntuk dan stress, Endang nekat masuk lewat pintu belakang agar mereka bermain di salah satu kamar pembantu yang telah kosong di rumah lelaki itu.

Permainan mereka panas membara. Sensasinya luar biasa. Endang suka bagaimana perasaan khawatir akan dipergoki istri Yasri yang tertidur di lantai atas sedangkan dirinya sedang menunggangi suami perempuan itu.

Ini yang tak bisa diberikan Abdul padanya. Rasa berdebar-debar dan percintaan habis-habisan. Jadi jangan salahkan Endang yang mencari pelampiasan.

"Bang ... ayo ke sini. Aku ingin dipeluk," rengek Endang manja.

Yasri yang belum berpakaian, berbalik. Meski keadaan remang-remang dia bisa melihat mata Endang yang tertuju padanya.

"Kapan kamu akan pergi?"

"Apa?" tanya Endang kaget. Wanita itu segera duduk.

"Perlu kuulangi?"

"Kamu mengusirku, Bang?"

"Kamu memang harus pulang kan?"

"Tapi-"

"Istriku bisa terbangun dan menemukan kita."

"Kamu bilang ditelpon, dia kalau sudah tidur seperti mayat."

Yasri mendengkus dan membuang muka.

"Apa kamu bosan padaku, Bang?"

"Bicara apa kamu ini?"

"Dulu kamu tak pernah mengusriku, meski sudah puas. Apa kamu tidak mencintaiku lagi?"

Omong kosong tentang cinta. Yasri hanya menyukai tubuh Endang. Apalagi sekarang. Dia makin pintar merawat diri. Keahlian ranjangnya pun bertambah hebat. Sayang saja bagi Yasri untuk melewatkannya, terutama saat kepalanya buntu akibat terlalu banyak masalah.

Yasri akhirnya meletakkan cerutunya di bingkai jendela kemudian mendekati Endang. Duduk di pinggir ranjang. Wanita itu beringsut mendekat dan memeluknya dari belakang, menempelkan tubuh mereka.

Mengejar OmbakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang