Part 25

7.7K 1.8K 116
                                    


🌊🌊🌊

"Sayang kenapa diam saja? Kamu tidak merindukanku?" Sysha menyadarkan dagunya di dada Ombak. "Kamu terlalu kaget melihatku ya? Ini kejutan! Kejutan karena kamu sudah berusaha keras hingga akhirnya selesai ujian. Aku mencintaimu!"

"Aku tidak."

Senyum lebar Sysha luntur. Dia menatap Ombak dengan bingung. Sysha menoleh ke belakang untuk mencari-cari tanda bahwa ini hanya sekedar lelucon. Namun, ekspresi Bu Delima dan Langit sama tegangnya. Sysha kembali menatap Ombak dengan mata berkaca-kaca. "Kamu bercanda kan?"

"Tidak. Sekarang lepaskan. Aku tidak mau dipeluk."

"Ombak, Nak-"

"Jangan ikut campur, Bi." Ombak melepaskan pelukan Sysha. "Jika kamu ke sini sebagai teman lama, aku akan bersikap baik. Jika tidak, sebaiknya kamu pulang. Aku malas melihat wajahmu."

Ombak kemudian kembali ke kamarnya. Meninggalkan Syhsa merasa baru saja ditampar dengan sangat keras.

*****

Satu kaleng coca-cola diletakkan di dekat kaki Ombak. Lelaki itu hanya melirik sekilas karena kembali sibuk dengan motornya.

"Butuh nasihat?"  tanya Langit yang melihat wajah adiknya tertekuk. Suasana di rumah memang menjadi tambah tak enak sejak kedatangan Sysha.

Pak Irfan dan Bu Delima memutuskan untuk berbicara dengan gadis itu. Sedangkan Langit ditugaskan menemani Ombak.

Ombak melewatkan sarapan bersama dan sibuk di garasi. Dia tak mau berbicara dengan siapapun.

"Aku punya nasihah yang bagus, Dik."

"Satu-satunya hal bagus yang bisa kamu lekakukan sekarang adalah enyah."

"Tidak mau." Langit membuka coca cola-nya sendiri dan meneguk. Lelaki itu mengusap bibirnya dengan punggung tangan kemudian berkata, "Ibu dan Ayah sudah memberitahu Sysha tentang pernikahanmu."

Ombak tak peduli.

"Saat datang ke sini, Sysha belum tahu kamu sudah menjadi suami orang. Ingat kami semua merhasiakannya bahkan dari keluarga besar. Sysha ke sini dengan niat memperbaiki hubungan kalian. Sudah sangat lama, dia berharap akhirnya memiliki kesempatan."

"Wah, rupanya dia sudah bicara banyak hal denganmu."

"Aku pendengar yang baik," jawab Langit kalem.

"Bagus jadi kamu juga bisa memberitahunya  kami bukan pasangan lagi."

"Untuk hal itu, sebaiknya kamu membicarakan dengannya.  Meski tak tahu alasannya, aku sadar hubungan kalian berakhir dengan  tidak baik." Langit kembali meneguk cola-nya. "Kamu masih marah padanya. Bukankah itu berarti kamu masih punya perasaan pada Sysha?"

Ombak memejamkan mata. Dia memikirkan apa resiko terbesar jika memukul kepala kakakmya dengan kunci inggris di tangannya sekarang.

Sysha adalah kerabat dari pihak ibu Ombak. Umur gadis itu tiga tahun  lebih tua dari Ombak. Namun, semenjak kecil, Sysha sudah sangat menyukai Ombak.

Dan Ombak pun menyukainya, dulu.

Ibunya selalu ingin memiliki anak lagi. Seorang perempuan. Namun, hingga akhir hayatnya tak pernah mampu hamil kembali. Sysha yang juga tetangga Ombak di kota, adalah gadis yang manis dan berhasil mencuri hati ibunya. Ibu Ombak sangat menyayangi Sysha dan mengatakan ingin gadis itu yang akan menjadi menantunya kelak.

Mengejar OmbakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang