Part 19

8.5K 1.8K 118
                                    

Kepikiran gitunua azab buat Yasri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kepikiran gitunua azab buat Yasri.🤣
























🌊🌊🌊

Gosip itu telah tersebar!

Nung Astiti membeku di tempatanya saat mendengar pertanyaan dari pemilik kios. Hari ini dia ke desa untuk membeli gula. Apuk Mardi itu sangat suka kopi, dan kebetulan persediaan gula di rumah hampir habis. Nung Astiti juga harus membeli sabun cuci piring.

Hanya satu kios di desa itu yang menjual berbagai kebutuhan pokok standar. Kios itu tidak besar, tapi selalu ramai mengingat tak ada saingan. Dan kini Nung Astiti merasa menyesal datang ke kios itu.

"Nung kok diam? Jadi beritanya benar?"

"Nak Menah dengar dari mana?" tanya Nung Astiti sembari berusaha mengendalikan diri.

"Dari ibu-ibu yang berbelanja tadi pagi."

"Siapa mereka?"

"Aduh, Nung. Nama tidak penting. Toh ini berita sudah tersebat kemana-mana. Katanya Nak Jiddah dengar langsung dari majikannya."

"Berita itu tidak benar. Safira anak yang baik."

"Kalau masalah itu saya juga tahu. Anaknya sudah cantik, sopan, penurut. Tapi gimana sama anak pemilik pabrik gula itu? Mukanya memang tampan, tapi tidak ramah. Penampilannya juga urakan. Anak saya kan satu kelas sama dia. Katanya Anak itu pintar, tapi tak mau berteman. Cuma sama Safira dia mau bicara ...."

"Anak pemilik pabrik itu bukan urusan  saya."

"Aduh, Nung ini bagaimana sih. Ya  memang bukan urusan, Nung. Tapi lihat anak asuh Nung ikut terseret. Safira itu gadis polos, saking polosnya bisa dimanaaftkan. Soalnya orang-orang sering melihat mereka boncengam berdua. Mesra. Di sini mana ada anak muda lain yang berani seperti itu?"

"Nak Middah pernah lihat sendiri?"

Nak Middah salah tingkah mendengar pertanyaan Nung Astiti. "Ya nggak pernah. Tapi kan saya dengar dari orang-orang."

"Kan belum tentu benar."

"Tapi masak iya Mandor Yasri bohong? Dan ini kan Mandor Yasri lagi cerita sama Istrinya yang kebetulan didengar Nak Jiddah. Ini pasti rahasia."

"Yang tersebar juga akhirnya. Hati-hati bisa jadi fitnah, Nak Middah. Apuk Mardi tak akan suka cucu kesayangannya dibicarakan seperti ini."

"Ya kalau tidak mau dibicarakan, Safira diminta jaga sikap. Ingat dia gadis, tapi kemana-mana sama pemuda yang bukan suaminya. Terus sekarang ada celana dalam ditemukan setelah bejana. Kalau orang akhirnya berprasangka, yang mau disalahkan siapa? Jangan sampai malah dibiarkan dan mendatangkan bala lebih besar."

Mengejar OmbakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang