29 || Camp

31 4 0
                                    






Plis, sejauh ini cuma part ini yg terpanjang. aku sampai butuh waktu 2 days buat bisa end chapter. So, mending spam comment dan vote dulu guys ^^






*****







"Tolong masuknya antri ya! Jangan rebutan!" pandu Pak Bambang menggunakan pengeras suara



Siswa-siswi Aritmatika langsung berjejer rapi berjalan menuju bis masing-masing dan mencari tempat duduk yang menurut mereka nantinya adalah yang ternyaman.

"Jangan di sini Ca, deket ban nanti pas kena jalan berlobang sakit diperut!" larang Jeha langsung menarik tangan Aca

Di lain tempat Biwa dan Dara masih berdiri di ujung pintu mengedarkan pandangan mereka

"Eh eh Dar! Di belakang mereka aja yuk?" ajak Biwa menunjuk kursi kosong di belakang Aca dan Jeha

Dara mengangguk, "ayo."

Keduanya langsung menghampiri kursi tersebut, disusul yang lain juga mulai menduduki kursi kursi yang masih belum terisi.

"susst susst Zan Fauzan!"

"Apa?" tanya cowok yang melepas headset nya

"Pindah gih, gue mau duduk situ." bisik Biru menoel bahu Fauzan

Fauzan menggeleng cepat, "sistem nya kan siapa cepat dia dapat, di belakang banyak yang kosong tuh."

"Etdahh, lo jadi temen ga support banget sih?" desak Biru sesekali menoleh ke samping

"Apa sih?" tanya Fauzan kesal

Juna yang sudah gregetan langsung menarik Fauzan agar berdiri membuat cowok itu mencak mencak tak terima, "gue duluan woi!"

"Bentar doang, janji." ujar Biru menampilkan deretan gigi nya dan langsung meloncat duduk di kursi bekas Fauzan

Fauzan mengacak rambutnya frustasi, "dasar paok!"

Perjalanan menuju puncak di awali dengan absensi kehadiran lalu berdoa di pimpin oleh guru yang menjadi koordinator di masing-masing bus.

Suasana di bus sangat ramai, mulai dari karaoke, jogetan, sibuk memposting instastory, vc an, pacaran, dan masih banyak aktivitas seru yang dilakukan oleh siswa-siswi di dalam bus.

Dara hanya mengeratkan jaket yang ia kenakan, menyenderkan kepalanya di kaca sambil mendengarkan lagu Darari dari Treasure.

Bukan Biru namanya kalau tidak rusuh. Cowok itu berdiri dan menepuk pelan bahu Biwa, mengisyaratkan gadis itu untuk bertukar tempat dengannya. Biwa yang sebenarnya malas, akhirnya berdiri dengan pasrah dan berpindah di samping Juna tak lupa menaruh bantal leher di antara dirinya dan Juna.

Jaga jarak itu perlu bukan?

"Lo Teume ya?"

Dara sedikit tersentak, ia langsung menegakkan kepalanya, "Lo lupa sama janji semalem?"

"Lo kali yang lupa. Gue kan paling ga suka nunggu lama."

Biru memajukan wajahnya dan berbisik, "ya lo kan bisa bangunin gue, tinggal masuk ke kamar gue kaya semal—"

Dara buru buru menutup mulut Biru dan mendorong jidat cowok itu menjauh, "jangan sampai ada pembantaian di perjalanan ini ya!" ancam Dara melotot kecil

Biru hanya menaikkan alisnya dan melepas tangan Dara lalu memelintir ke belakang, "lo tuh demen banget nantangin gue.. "

Dara meringis kecil, "lo jangan bikin gue darah tinggi ya, lepasin nggak?!"

"No, lepasin sendiri lah. Katanya bisa bela diri, karbitan apa gimana dah?"

PLAYBOY CLASSMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang