Kalian kelas berapaa?
****
"Aduh kebiasaan deh ini anak kerjaan nya pesen paket mulu paket mulu." omel Pavita, seorang wanita paruh baya yang merupakan ibu rumah tangga sosialita
Pavita yang saat itu memakai daster dan rambut diroll itu bergegas menaikkan anak tangga sambil membawa bungkusan di tangan kiri nya dan sapu di tangan kanannya, maklum tadi nya nyapu teras emang.
Pavita memasuki kamar anaknya yang tidak terkunci, ia masuk ke dalam ruangan yang bisa dikatakan tidak rapi namun tidak berantakan. Pas pas an. Hanya saja dekat kamar mandinya banyak bertumpukan baju di keranjang cucian dan juga pintu kamar mandi yang dibiarkan terbuka
"Punya anak gadis nggak bisa ya yang rapi dikit, baju ginian kalau enggak emaknya kaga mau nyuci sendiri. Padahal tinggal nyalain mesin loh." omel Pavita merapikan baju baju di keranjang cucian dan menggendong nya
Ia hendak menutup pintu kamar mandi tapi terurungkan karena ada yang menyita perhatiannya.
Pavita masuk dan matanya terbuka lebar, keranjang cucian yang ia bawa terjatuh dan baju nya basah terkena lantai yang setengah mengering itu. Badan Pavita bergetar hebat, wanita itu menguatkan diri untuk membungkuk dan meraih benda yang terjatuh di lantai kamar mandi
Dengan tangan gemetar, Pavita mengangkat benda itu dan menutup mulutnya, "Positif?"
🌻🌻🌻🌻
"BIMA CEMENNN"
"LONCAT BIM LONCAT NGAPE MALAH JONGKOK?"
"INI GUE LONCAT BODOH!"
MIPA 2 sedang seru serunya praktek olahraga. Mereka tak henti-hentinya menertawakan teman-teman mereka yang sedang praktek di depan.
Lain halnya dengan Jeha. Gadis ini meringkuk memeluk lututnya, perutnya serasa kram seperti sedang haid. Kepala nya juga agak berat.
"Cukup cukup, ayo minggir. Yang cewek segera persiapan!" Instruksi Pak Tirta membuat siswi MIPA 2 segera berdiri dari posisi lesehan mereka
Jeha membuka mata usai mendengar instruksi tersebut. Ia pun berusaha berdiri namun saat berdiri badannya oleng hampir terjatuh untung saja Dara segera menangkapnya
"Kalo sakit tempatnya di UKS." ujar Dara bersuara dingin
Jeha menggeleng, "Gue—"
"Huekkkk"
Semua menoleh menatap Jeha yang tiba-tiba mual kering tak karuan. Aca, Biwa, dan Dara panik. Bagaimana pun juga mereka sudah berteman lama, mau marah tetap saja reflek kepedulian masih
"Lo masuk angin??" tanya Aca khawatir
Jeha menggeleng, "Gue—"
"ANAK SAYA HAMIL DAN SAYA HARUS KETEMU SAMA PELAKU YANG MENGHAMILI ANAK SAYA SEKARANG JUGA PAK!"
Murid MIPA 2 dan IPS 1 yang kebetulan di area lapangan itu menoleh. Mereka terinterupsi oleh suara keributan dan teriakan yang di duga dari seorang ibu-ibu.
"Hamil?? Emak siapa itu woi??"
"Hamil? Aritmatika siapa yang hamil??"
Murid-murid saling berbisik, bahkan yang kelasnya dekat lapangan menoleh mengintip rame rame ke jendela dan yang di lantai atas berbondong-bondong keluar dan melihat dari atas sana. Padahal mereka sedang pembelajaran
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYBOY CLASSMATE
Teen Fiction[UWUPHOBIA MINGGIR!] Ini kisah tentang playboy yang akhirnya percaya dengan cinta dan mencoba mendapatkan cintanya Dan ini kisah tentang gadis remaja yang mencoba kembali jatuh cinta Juga kisah remaja lainnya di Aritmatika. **** Selamat membaca, jan...