19 || Maaf

102 10 1
                                    


Chapter ini bakal panjang, so baca nya yang enjoy ya!


*****




"Dar, sorry banget ya gue masih harus ketemu Coach Henry pembina karate, nggak bisa diatur ulang jadwalnya kalau nggak sekarang. Lo tau sendiri kan Coach Henry gimana? Sorry banget ya."

Dara mengangguk tanpa sepengetahuan Albi, "It's okay Kak, santai aja. Gue bisa minta jemput Papah kok."

"Kalau Om Haris sibuk di kantor gimana? Gue pesenin grab aja ya?"

"Tapi—"

"Banyak alesan lu ah, bacot. Dara pulang bareng gue, bye."

Tut.

Sambungan telepon dimatikan sejenak, Biru pelakunya. Biru muncul begitu saja, dan menyahut ponsel Dara membuat pemiliknya terkejut dan masih mencerna keadaan.

"Malah diem di tempat, ayo buru naik." tegur Biru membuat Dara menoleh

"Gue naik grab aja." tolak Dara masih gengsi

Biru memutar bola matanya malas, "gak usah banyak tingkah deh lu, gak inget kaki lo pincang gitu kena apa?"

"Mau di begal lagi?"

"Gak lah!" jawab Dara cepat

"Kalau gitu yaudah ikut gue aja, bentar lagi hujan juga. Mau nginep sampe pagi lo di sini?"

Dara tidak memberikan respon membuat Biru menghela napas, "temen temen lain udah balik duluan juga. Lo mau ngarepin siapa?"

"Tapi kalau Lo mau tetep mau pesen online gak pa-pa. Tapi kali ini bukan tanggung jawab gue seandainya lo ntar dibegal lagi atau malah parahnya supirnya bapak bapak duda terus nafsu sama lo, kerasukan setan di perkos—"

"Oke  fine, gue balik sama lo!" final Dara membuat Biru nyengir dan menyodorkan helm untuk Dara

"Inget! Gue balik sama lo karena terpaksa. TERPAKSA!"

Biru mendengus, "Iya iya terpaksa, nggak sukarela. Budek juga nih kuping gue lama lama!"

Dara menanggapi dengan cemberut, ia pun naik ke atas jok motor Biru. Sementara Biru mulai menyalakan mesin motornya kemudian beranjak membelah jalan raya yang berangsur sepi.

Beberapa menit kemudian, sampailah keduanya di depan rumah Dara. Gerimis mulai turun, karena sejak tadi cuaca memang mendung.

Dara melepas helm nya, dan tak lupa mengembalikan ke sang pemilik dan berucap terima kasih.

Melihat Dara yang berbalik badan hendak membuka pagar membuat Biru memanggilnya "Heh Dara!"

"Apa lagi?" tanya Dara menoleh malas

"Gue... Nggak ditawarin masuk nih? Basa basi gitu?"

"Nggak ada. Dah sana balik lo, dicari bunda lo tuh!"

Biru memandang rumah nya sendiri, "Dih bisa banget lo ngusirnya."

Dara pun tak peduli, ia memilih membuka gerbang rumahnya. Saat ia hendak melangkah masuk justru ia berhenti. Tanpa berbalik badan ia berucap,

PLAYBOY CLASSMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang