Playboy cap kaki tiga
OiBangun dong
P
P
P
Mau ngomong nih gue
lu sadar ga sih? ini jam 3 pagi
notip dari lo bikin gue kaget
sampe hal yg mau lo bilang
unfaedah gue gedor pintu kamar lo
Yeuu galak amat mbak
buruan jamal, gue ngantukBesok bangun pagi, temenin gue sepedahan
Ga jauh jauh amat kok
ogah, sendiri aja kan bisa
Bentaran doang
Ya ya ya yaaaa????
iyain biar cepet
Oke mantap, jangan lupa lo
hm
Dihh sok cuek
Tau ga sih? cwe yang pernah dm gue
Yang primadona kampus
bodo amat anjiiiirrr
gue ngantuk lo ajak gibah
Jungna dan Jungkook sedang bersiap-siap. Jungkook sedang mengeluarkan sepeda dari garasi, Jungna masih memakai sepatunya.
Selesai mengikat tali sepatu, gadis itu melakukan sedikit pemanasan. Untuk menghilangkan rasa kantuk juga sebenarnya. Waktu menunjukkan pukul enam kurang sepuluh menit.
Sebenarnya cuaca sekarang sangat mendukung untuk Jungna kembali tidur. Mendung dan dingin. Karena kakak durjana ini jam tidurnya jadi tersita.
"Kenapa sih tiba-tiba ngajak sepedahan. Biasanya juga sendirian," ia menghampiri Jungkook.
"Sekali-sekali, gue liat lo rebahan mulu. Ngga olahraga."
"Peduli banget?" Jungna mendelik, "suka-suka gue lah."
"Harusnya lo berterima kasih punya kakak baik hati kayak gue ini. Masih mengingatkan pentingnya olahraga."
"Iyain aja," jawabnya tidak tertarik. Ia mulai menggoes sepedanya meninggalkan Jungkook yang masih menggerutu.
Jungkook menyusul, mengayuh sepedanya lebih cepat untuk menyusul Jungna. Tidak ada obrolan. Keduanya sibuk menatap ke sekeliling yang masih sepi.
Ada beberapa orang yang juga berolahraga seperti mereka. Entah olahraga lari atau sama seperti keduanya, bersepeda.
Menggoes sepeda selama kurang lebih sepuluh menit, kedua mata Jungkook menyipit. Seperti mengenali seseorang yang menaiki sepeda berada tak jauh didepannya.
"Kayak kenal. Dek, agak cepetan. Gue mau nyusul tuh orang." Jungna hanya mengangguk dan menyamakan laju sepedanya dengan sang kakak.
"Nah kan bener. Oi Woo! Sepedahan disini juga lu."
Pemuda itu sedikit terkejut. Sepedanya hampir oleng. Saat mengenali sosok yang berada di sisi kanannya, raut wajanya berubah menjadi ceria.
"Yoi, gue baru aja pindah ke komplek ini."
"Serius?"
"Kemaren lusa. Olahraga sekalian keliling komplek."
"Rumah lo blok mana?"
"Blok C."
"Nomor?"
"21."
"Beda empat rumah aja anjaayyy. Kece nih."
"Lo nomor 25?"
"Pinter. Sering-seringlah main ke rumah. Gue gabut orangnya, bingung mau ngapain."
Ia tertawa kemudian mengangguk. "Iya, kapan-kapan deh gue main ke rumah lo."
Menyadari Jungkook tidak sendiri, matanya menangkap seorang gadis yang berada di belakangnya. Ia tersenyum.
Jungna jadi kelabakan. Terkejut karena tiba-tiba dilemparkan senyuman seperti itu. Padahal tadinya masih mengobrol dengan Jungkook. Mungkin karena dirinya sibuk melamun menatap jalanan, ia tidak sadar sedang diperhatikan.
"Adek lo ya?"
"Iya adek gue. Biasanya gue sendiri, tapi hari ini gue ngajak dia. Biar ngga bosen aja sendirian."
Pemuda yang sedari tadi berbincang dengan Jungkook memelankan laju sepedanya agar bisa sejajar dengan Jungna. "Gue Eunwoo, temen SMA Jungkook. Salken ya," Tangan kirinya terulur ke arah Jungna dengan keadaan mengepal. Mengajak untuk tos tinju.
"Jungna. Adeknya Jungkook, salken juga," jawabnya sambil membalas tos tinju dari Eunwoo.
"Btw kelas berapa?"
"SMA kelas dua."
"Ooh."
"Dia SMAnya sama kayak kita kok Woo."
"Kita lulus berarti Jungna baru masuk ya?"
"Iye baru masuk dia."
Selanjutnya Eunwoo dan Jungkook kembali larut dalam obrolan mereka. Jujur saja Jungna masih deg-degan karena senyum Eunwoo tadi.
Ia merutuk dalam hati. Hanya disenyumi saja ia bisa salting seperti ini. Tapi senyumnya sangat... Ah sudahlah, ia sudah tidak bisa mendefinisikannya.
First impression Jungna adalah, Eunwoo orangnya yang ramah, bukan sksd melainkan humble. Murah senyum dan... tampan. Ekhem.
Mimpi apa dirinya tadi malam bisa bertemu laki-laki setampan Eunwoo, tetangga pula. Alhamdulillah. Setidaknya jam tidurnya tidak terbuang sia-sia.
"Jungna ketinggalan tuh. Pelan-pelan aja Kook jalannya. Dek jangan ngelamun," Eunwoo terkekeh.
Jungna ambyar.
Lagi-lagi senyum itu. Kali ini ia mendengar suara tertawanya.
Tuhan... jika Engkau sengaja mempertemukan hamba dengan laki-laki seperti Eunwoo, tolong berikanlah juga hamba kekuatan untuk tetap kuat melihat senyumnya. Ucapnya dalam hati.
Jangan lupa vote dan komennya💗