Sunghoon bersahabat dengan empat teman yang selalu menghujatnya berawal dari awal masuk SMA. Berbeda dengan Jungna dan Jake yang sudah berteman sejak taman kanak-kanak, sedangkan Yerin dan Heesung berteman dengan Jungna saat SMP.
Tidak ada yang tau jika Sunghoon memiliki mantan pacar yang sampai sekarang terus ia kenang.
Kalau istilah sekarang gamon.
Mungkin masih terhitung 'cinta monyet'. Namun itu adalah hal pertama untuk Sunghoon.
Hubungannya terjalin cukup lama, yaitu hampir dua tahun. Awal berpacaran dari kelas dua SMP dan berakhir sebelum ujian UNBK.
Yang mengakhiri hubungannya bukan dari Sunghoon, tapi mantan pacarnya. Ia sangat ingat kalimat itu sampai sekarang.
Aku bosan, kamu ngga pernah ada waktu buat berdua. Alasannya selalu belajar, tapi kamu ngga pernah masuk 10 besar.
Selain sakit hati karena putus, Sunghoon juga merasa sakit hati karena mantannya menyangkut-pautkannya dengan nilai akademik.
Jujur saja Sunghoon bukan orang yang pintar tetapi bukan juga orang yang bodoh. Itulah mengapa ia giat belajar agar bisa meningkatkan nilainya. Setidaknya bisa masuk sepuluh besar.
Hal itu tentu ia lakukan agar orang tuanya bangga, dan mantan pacarnya juga bangga dengan dirinya.
Orang tua Sunghoon tidak pernah mempermasalahkan peringkatnya yang tidak pernah masuk sepuluh besar. Karena mereka tau jika Sunghoon berada di kelas yang berisi murid-murid pintar, yang pastinya saingannya sangat ketat.
"Maaf aku jarang merhatiin kamu. UNBK udah deket, aku harus rajin belajar. Maaf... kasih aku kesempatan lagi ya?"
"Aku gamau, aku tetep mau putus."
Setelahnya mantannya pergi meninggalkan dirinya yang hanya mematung menatap kepergiannya.
Kenapa tidak dikejar?
Sunghoon tidak bisa memaksa jika mantannya sudah berkata 'tidak'. Jika hubungan dilandasi karena keterpaksaan pasti saat menjalaninya tidak nyaman.
Dan sejak itu mereka tidak pernah berpapasan lagi padahal masih satu sekolah. Sunghoon tidak pernah mencari atau bertanya dimana keberadaan mantannya kepada teman-temannya, begitupun sebaliknya.
Saat SMA, Sunghoon memilih sekolah yang jauh dari SMP nya dulu. Tujuannya untuk menghindari bertemu mantannya dan move on.
Tapi di cafe yang tidak terlalu ramai ini, justru ia malah melihat perempuan yang sangat ia cintai dulu.
Matanya menangkap di seberang sana sang mantan sedang bergurau dengan pemuda yang ia gandeng erat tangannya.
Rambut lurusnya semakin panjang dan digerai begitu saja. Senyum tawanya masih sama, sayangnya Sunghoon tidak bisa mendengarnya karena terlalu jauh.
Ia masih diam tak bereaksi apapun, tetapi matanya masih terus menatap dua insan tersebut.
Dadanya merasakan sesak. Andai saja kakinya bisa berlari untuk menghampiri gadis itu kemudian memeluknya dan mengucapkan kata rindu. Tapi Sunghoon sadar, gadis itu sudah menemukan kebahagiaannya disana. Ia tidak lebih dan tidak bukan hanyalah masa lalunya.
Kamu makin cantik. Sunghoon membatin.
Ini adalah alasan Sunghoon masih sendiri dan tidak ingin 'dekat' dengan siapapun, karena ia belum selesai dengan masa lalunya.
Masih memperhatikan disebrang jalan sana, tak lama kemudian pasangan itu masuk ke dalam mobil dan pergi. Bahkan mata Sunghoon mengikuti arah mobil itu pergi sampai hilang dari pandangannya.
Ia menghela napas panjang kemudian menatap lampu gantung cafe yang berada tepat di atas kepalanya. Air matanya rasanya akan turun.
Tidak mungkin menangis di tempat umum seperti ini. Apalagi Sunghoon laki-laki, apa kata orang lain nantinya.
Tangannya mengambil selembar tisu dan menyeka cepat kedua matanya. Nyatanya, ia tidak bisa menahan tangisnya.
Sunghoon masih mempunyai rasa yang sama, tapi berharap akan kembali bersama tentu adalah hal yang mustahil.
Jangan memaksa sesuatu yang tidak mungkin jika tidak ingin kembali merasakan sakit.
#sunghoonsadboy
jangan lupa tinggalkan jejak🫰🏻🫰🏻