"Mau kemana lo?""Cari angin."
"Sama Jake?"
"Ngga."
"Ngga!"
"Hah?"
Jungna berhenti di depan pintu, menatap bingung ke arah Jungkook yang sedang menonton televisi.
"Udah malem, ngga boleh keluar. Kalo sama Jake gapapa."
"Gue emang mau sendiri. Cepet balik kok."
"Mau kemana sih?" Jungkook menoleh.
"Dibilang cari angin."
Moodnya sedang berantakan, ia ingin keluar agar bisa menenangkan diri. Penyebabnya bukan karena Jungna dan Jake bertengkar, tidak.
Tapi karena Jungna menerima banyak dm entah dari fake account atau berbagai komentar jahat di postingannya.
Banyak yang mengatakan jika dirinya biasa saja bahkan berwajah buruk rupa sehingga tidak sebanding dengan Jake yang bisa dibilang hampir sempurna.
Jungna tidak masalah jika orang-orang menjelekkannya. Tetapi jika menjelekkan Jake ia tidak terima.
Ada komentar yang mengatakan,
Ini selera anak emas sekolah? jelek bgt najis wkwk
Are u joking? ayolah lu bisa dapat yg lebih dari cwe tantrum itu
Gw kira dia pinter di segala aspek, tapi ternyata untuk pasangan jake beneran goblok
Ekspetasi gua ketinggian ternyata hahaha
Jujur deh, lu milih orang itu sambil merem kan?😭
Anjir spek dugong awokawok
Hal itu membuat Jungna jadi mengintropeksi diri. Apakah dirinya setidak pantas itu dengan Jake? Sejauh itukah dirinya?
Di jalan yang sepi itu, angin menerpa wajahnya yang tengah mendongak sambil memejamkan mata.
Langkahnya terhenti di depan minimarket yang nampak sepi. Kedua matanya terbuka menampakkan langit yang mendung. Sepertinya hujan akan turun, tidak ada bintang malam ini.
Dan benar saja, beberapa saat kemudian hujan turun begitu derasnya. Jungna segera berteduh di teras minimarket sembari memperhatikan sekitarnya.
Beberapa motor menepi untuk memakai jas hujan. Banyak mobil yang berlalu lalang dibanding motor. Mungkin karena hujan, jadi banyak yang menggunakan mobil.
Sebuah motor yang sedang menuju ke arah minimarket tempat Jungna berdiri menarik perhatiannya.
Sepertinya sepasang kekasih. Mata Jungna terus memperhatikan. Tanpa sadar ia memuji gadis yang sedang dibonceng tersebut. Sangat cantik.
Jika saja Jungna secantik gadis itu, pastinya Jake tidak akan menerima komentar jahat bukan?
Kini ia merasa bersalah karena sudah menerima Jake sebagai kekasihnya. Ia tidak berpikir sejauh ini.
Jujur saja ini adalah pengalaman pertama baginya. Ia masih bingung harus menyikapinya dengan bagaimana.
Jungna tau jika Jake tidak akan mengambil pusing. Tapi dirinya yang jadi pusing.
Sekitar lima menit berdiri, gadis itu memutuskan untuk masuk membeli minum. Tenggorokannya terasa kering.
Tiba-tiba ia teringat Jake yang selalu bingung membeli minuman disini. Ujung-ujungnya mengikuti apa yang Jungna beli.
Favoritnya adalah Nescafé ice black. Jungna masih ingat bagaimana ekspresi Jake saat meminumnya. Ia tertawa kecil. Jake tidak menyukainya karena menurutnya aneh.
Setelah membayar, Jungna duduk di kursi teras minimarket tersebut. Hujan mulai reda.
Sebuah motor berhenti tak jauh darinya, kedua matanya tak lepas untuk menatap siapa yang datang. Bukan, itu bukan motor yang sebelumnya berteduh untuk memakai jas hujan.
Jungna hapal plat nomor itu. Dirinya masih tak bergeming memastikan siapa pemilik motor tersebut.
Jantungnya seolah terhenti saat pengemudi melepas helm full face yang menutupi wajahnya. Itu Jake.
Bersama gadis yang entah siapa, wajahnya nampak asing. Belum juga rasa terkejutnya hilang, momen gadis itu tiba-tiba menggandeng Jake membuatnya muak terus berdiam diri memperhatikan keduanya.
Persetan dengan sabar dan harus mengerti menunggu penjelasan pacarnya, ia kepalang cemburu. Sebelumnya Jake mengatakan jika ada les tambahan.
Jadi ini les tambahan atau jam tambahan dengan gadis lain?
Untuk apa tangan menjijikkan itu menggandeng Jake dengan manja.
"Brengsek," gumamnya sembari meletakkan minumannya dengan keras di meja.
Suara tersebut menarik perhatian Jake. Keduanya saling menatap, tetapi Jungna lebih dulu memutusnya dan langsung pergi dari sana.
Jake terkejut bukan main, ia menghempaskan tangan gadis itu dengan kasar lalu mengejar Jungna.
"Jungna!"
"Shut the fuck up."
"Sayang dengerin dulu."
"Bacot," Jungna terus menghindar.
"Yang kamu liat salah paham, dengerin penjelasan aku dulu please."
"Ngga perlu, lanjutin les tambahan lo itu."
"Jungna, bukan gitu..." Jake memelas.
"Gila ya lo! Gue udah nunggu-nunggu rencana hari ini dari bulan lalu dan lo tiba-tiba bilang gabisa gara-gara ada les tambahan. Dan apa yang gue liat sekarang?"
"Maaf udah ngebatalin janji untuk hari ini, tapi aku ngga bohong kalo ada les tambahan-"
"Brengsek, ternyata sia-sia gue mikirin perasaan lo. Gue ngga suka pembohong. Dan yang lo lakuin sekarang bukan cuma bohong, lo juga selingkuh!"
"Aku ngga selingkuh, dengerin dul-"
"Enyah lo, Jake. Gue muak liat wajah lo."
Hayolohh gelud
Yok bisa yokk, target 10 votee. Komenn jugaa apa aja deh😭😭
Misal ada saran dan masukan jugaa bowleeee