31- Penjelasan

52 11 0
                                    

Jake pov

"Ini perasaan gue aja apa gimana ya. Kayaknya beberapa hari ini gue ngga ada ngobrol sama Jungna."

"Salah bodoh. Bukan ngga ada ngobrol sama Jungna tapi lo dijauhin sama ayang gue." Heesung mengoreksi perkataan Jake.

"Gue salah apa sampe diajuin?"

"Katanya pintar, kau pikir lah sendiri," lagi-lagi ia menyahut tak peduli, fokus dengan ponselnya.

"Kalo gue tau gue ngga bakal nanya."

"Berarti lo bego."

"Lo kenapa dah daritadi nyari ribut?" Jake mulai emosi.

"Bego beneran? Gue daritadi jawab omongan lo."

"Lo nyari ribut, ngga ngebantu sama sekali."

Heesung tidak perduli. Perasaannya benar-benar kacau jika Jake menanyakan hal itu. Jake masih belum sadar apa yang membuat Jungna murung beberapa hari ini. Saking kesalnya mau menyampaikan kesalahan Jake pun rasanya Heesung ingin menonjok wajah merasa tak berdosa itu.

"Jangan tanya ke Heesung, kenapa ngga lo tanya langsung ke orangnya. Bukannya bagus kalo kalian ada bahan pembicaraan?" Sunghoon menengahi.

"Gue yakin kalo dia ngehindarin gue, pasti dia bakal nolak kalo gue ajak ketemu."

"Yaudah gini, gue yang ngajak Jungna ketemuan. Nanti lo yang datang."

"Sekarang?"

"Lebih cepat lebih baik. Ketemuan di cafe deket rumahnya aja biar dia dianter sama bang JK. Lo ngga usah jemput. Dah sana otw, jangan sampe dia duluan yang datang," Sunghoon baru saja memberi tau Jungna untuk pertemuan ini.

Jake tampak murung karena tidak bisa menjemput Jungna. Ia sudah terbiasa untuk menjemput gadis itu jika akan keluar bersama.

Saat Jake pergi tersisalah Sunghoon dan Heesung di ruang tamu. Mereka sedang berada di rumah Jake. Walaupun Heesung sedang sensi dengan Jake ia tetap pergi ke rumah sahabatnya ini. Motivasinya untuk ke rumah Jake adalah memukulinya sampai sadar. Alhamdulillah akal sehatnya masih berfungsi. Tentu saja ditolong oleh Sunghoon yang langsung menengahi adu mulut mereka tadi. Entah jika terus berlanjut akan ada adu jotos diantara keduanya.

Di lain tempat, Jake menunggu sekitar sepuluh menit kemudian melihat gadis yang mengenakan sweater berwarna hitam celingak-celinguk melihat. Itu Jungna.

Saat tatapan keduanya bertemu, Jungna tersenyum tipis dan tampak ragu menghampiri Jake. Sudah ada dua minuman yang tersedia di meja, ada dua americano.

"Gue mau ketemu sama Sunghoon, kebetulan banget ketemu ya."

"Sebenernya gue yang mau ketemu."

"O-oh gitu, kenapa Jake?"

"Gue ngerasa akhir-akhir ini lo ngejauh, kita juga udah jarang banget ngobrol. Gue... ada buat salah?"

Jungna terdiam sejenak bingung harus menjawab apa. Padahal ia sudah mempersiapkan jawaban untuk ini, tapi tetap saja rasanya sangat sulit untuk mengucapkannya.

"Sebenarnya jujur gue merasa hubungan lo sama Eumji ngga terlihat baru kenal beberapa hari lalu. Kalian keliatan deket seolah udah kenal lama."

"Ooh... Eumji. Kata bunda dia jadi sepupu jauh gue. Eumji juga baru bilang itu di hari gue kenalin dia ke kalian. Gue lupa ngasih tau ke lo, sorry..."

Gadis di hadapan Jake tidak merespon apapun, hanya menyeruput minumannya sembari mengulum bibir. Ia tidak menyangka jika hal ini bisa membuat Jungna menjauhinya selama beberapa hari. Hubungan mereka tidak bisa terus seperti ini. Jake harus segera memperbaikinya.

"Jalan yuk."




🧋🧋🧋








Vote komennya manieess😽😽

Jungna's Diary | Jake EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang