"Gue tau kalo lo friendly, tapi perlu diinget lo itu udah ada cewe. Pantes gandengan kayak kemaren?""Iyaa maaf aku salah, kemaren aku mau lepas gandengannya tapi kamu keburu liat—"
"Sekali lagi lo pake alasan itu, gue minta putus."
Jake diam mengulum bibirnya.
"Kalo udah salah ya bilang salah, gue udah denger alasan lo lebih dari lima kali. Muak tau ngga? Lo pikir gue bakal diem aja ngeliat lo gitu mulu? Mikir Jake. Ga sekali dua kali gue liat lo gandengan tangan sama cewe lain."
"Sorry, my bad."
"Keluar sekarang."
"Na please."
"Gue capek, mau tidur."
"Maaf," ia menggenggam kedua tangan Jungna dengan tatapan memohon.
Kemudian tangan Jake bergerak untuk menyeka air mata di pipi gadis itu.
Jungna bukan tipe orang yang banyak bicara apalagi sampai marah seperti ini kepada Jake. Terlalu banyak berbicara rasanya membuatnya mual.
Dan ini sudah mencapai batasnya. Bahkan Jungna tidak menyadari jika dirinya telah menangis.
Jake membawanya ke pelukannya. Mengusap punggung Jungna yang naik turun karena menangis.
Ia tidak menyuruhnya untuk berhenti. Lebih baik dibiarkan saja sampai perasaan gadisnya lebih tenang.
"Maaf udah buat kamu nangis."
"Lo jahat Jake." cicitnya.
"Maaf."
Baru melerai pelukannya, sebuah bogeman mendarat di pipi kiri Jake. Gadis dihadapannya terkejut dan langsung menoleh ke belakangnya.
Ada Jungkook yang tengah berdiri dengan tangan yang masih mengepal kuat. Bersiap kapan saja untuk kembali melayangkan tinjuannya.
"KAK!"
"Balasan udah buat adek gue nangis."
"Jangan berantem disini," ia menghampiri Jake, sudut bibirnya mengeluarkan darah.
"Kak! Minta maaf cepet!"
"Dih? Yang salah siapa yang minta maaf siapa. Ogah."
"Salah gue Na. It's okay."
"Tuh dengerin."
"Awas ya lo."
Jungkook tetap acuh dan berlalu pergi. Jika masih disini ia takut kembali memukul Jake. Tentu saja tangannya belum puas, satu kali pukulan tidak ada rasanya bagi Jungkook.
"Duduk sini biar aku obatin." Jake mengangguk.
"Jangan marah ke kak Jungkook. Dia ngga salah." ucapnya saat Jungna datang dengan kotak P3K ditangannya.
"Dia yang mukul duluan, berarti salah."
"Kak Jungkook marah gara-gara aku yang udah buat kamu nangis. Wajar kalo kakak kamu marah."
"Tapi kamu sampe luka gini."
"Ini ngga sebanding sama luka yang kamu rasain. Bener kan?"
Jungna tidak menjawab. Apa yang pacarnya katakan ada benarnya. Namun tetap saja ia tidak tega melihat wajah lebam dihadapannya ini.
"Habis ini makan ya? Kita gofood aja."
Hai haiiii
Maaf udah nunggu lamaa (kalo ada yg nungguin)
Udah sebulan baru up😭🙏🏻
Jangan lupa vote sama komennya yaa🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻