"Jakeee! tium sini tiuumm," pekiknya sambil memanyunkan bibirnya.
Sepulang sekolah Jake mampir ke rumah Jungna untuk mengantarkan catatan hari ini. Padahal ia bisa saja mengirim foto, tapi lebih memilih menyerahkan langsung bukunya.
Repot katanya jika harus memfoto tiap halaman.
Tangan Jake langsung menahan wajah gadis dihadapannya yang hendak menyosor kearahnya. Bukannya disuruh masuk malah menyambutnya dengan teriakan.
"Noh pesanannya," ia menyerahkan bukunya.
Jungna bersorak senang, Jake memang selalu bisa diandalkan.
"Ayo masuk dulu."
"Gue langsung pulang aja. Ada janji soalnya."
"Ooh gitu. Trus ini kan besok ada mapelnya, ini gapapa gue pinjem?"
"Gapapa. Besok pagi-pagi gue kesini buat ambil bukunya. Lo jangan kebo," telunjuknya mendorong pelan kening Jungna.
"Ish iya iyaa. Siapa juga yang kebo."
🧋🧋🧋
"Jungna astaghfirullah istipar! Itu si Jake daritadi nungguin lo, mau minta bukunya katanya." ucap Jungkook.
Mendengar kata buku ia terperanjat kaget. Cepat-cepat mengambil buku milik Jake di laci meja belajarnya dan segera turun untuk menghampiri sang pemilik buku.
Saking terkejutnya ia sampai lupa untuk mencuci muka. Sesampainya di ruang tamu, ia melihat Jake duduk tenang di sofa sambil memainkan ponselnya.
Karena langkah Jungna yang berdentum-dentum Jake menoleh dan mendapati Jungna dengan wajah paniknya.
Hampir saja ia menertawakan wajah itu sekarang. Wajah bantal Jungna benar-benar lucu.
"Ini bukunya," katanya sambil menyerahkan buku itu.
Matanya melirik jam dinding. Jam tujuh kurang lewat lima menit. Biasanya Jake datang pukul setengah tujuh. Berapa lama orang ini menunggu?
"Maaf banget gue ketiduran. Udah nunggu lama ya?"
Jake terkekeh, "lumayan."
Mendengarnya semakin membuat Jungna tidak enak hati. Padahal ia yang meminjam, tapi Jake yang datang dan mengambil kembali bukunya.
"Maaf lo jadi telat gini."
"Santai aja, lagian jam pertama sama kedua juga freeclass."
Jungna menggaruk tengkuknya, "maaf ya... gue bener-bener ngga enak sama lo."
"Gapapa, Na. Gausah ngga enak gitu."
Ia masih diam. Jake tersenyum, "Gue pergi sekarang ya? Itu tadi gue beli bubur buat lo sama kakak lo."
"JAKE?! NGAPAIN REPOT-REPOT BELI MAKANAN?"
"Sama-sama. Gue pergi dulu ya, bye."
Jungna meringis. Ia berjalan gontai mengantarkan Jake sampai di depan pagar rumahnya. Sebelum naik ke ke motor besarnya, Jake membalikkan tubuhnya. Membuat Jungna sedikit mendongak menatap bingung.
"Ada yang lupa?"
"Lo jangan lupa cuci muka," ucapnya sambil memakai helm.
Karena rasa paniknya ia sampai lupa mencuci muka, malunya. Sekarang ia berusaha menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Padahal Jake sudah melihat barefacenya.
"Gue pergi dulu. Jangan mentang-mentang libur lo malah males-malesan. Tetep belajar."
"Iyaaaa, cerewet banget kayak ibu-ibu."
"Dinasehatin juga."
Setelahnya Jungna kembali ke dalam rumah. Jungkook duduk di bawah sofa sambil memakan bubur yang dibawa oleh Jake. Orang itu ingin makan sambil menonton televisi. Lagipula di depan sofa ada meja kecil, jadi ia tidak perlu makan di meja makan.
"Sini makan."
"Bentar cuci muka."
Jungkook mengangguk dan tetap meneruskan makannya. Tak lama kemudian Jungna kembali, duduk disamping Jungkook dengan segelas air putih di tangannya. Jungna meneguknya sampai tersisa setengah.
"Lo sama Jake udah pacaran?"
Byuurr
Bukannya sengaja, tapi Jungna benar-benar refleks saking terkejutnya dengan pertanyaan kakaknya.
"Apasih? Biasa aja dong ngga sampe nyembur juga!" omel Jungkook.
"Pertanyaan lo anjir yang ngga masuk akal."
"Ngga masuk akal darimana coba? Kan gue cuma nanya gitu doang."
"Pacaran pacaran your head. Otak lo noh isinya pacaran mulu."
"Sok tau banget bocil."
"Kan emang. Ngga mungkin lah si Jake pacaran ama gue. Udah gila kali dia kalo mau pacaran sama gue."
"Kenapa gitu?" tanyanya penasaran.
Jungna menoleh sekilas kemudian menyuapkan bubur ke dalam mulutnya. "Ngga sebanding kalo gue sama dia."
"Pacaran mah bukan buat perbandingan."
"Dia orangnya fokus sama belajar. Bagus kalo dia belum mikir soal cinta-cinta, bisa ganggu konsentrasinya buat belajar."
Jungkook mendengus pelan, "jangan terlalu serius belajar ah, nyantuy gitu loh. Kalo pacaran mah gapapa asal bisa bagi waktu. Tergantung masing-masing orang. Gue yakin Jake bukan tipe orang yang bakal lalai sama kegiatan atau urusannya."
"Ya... ngga tau. Setau gue Jake belum pernah pacaran, dia juga ngga pernah cerita soal crush atau apapun itu."
"Ooh gitu. Kalo lo sama dia gue setuju aja sih."
"Makin ngelantur ya?!"
Vote komennya teman <3
Follow juga Msyrfh_arbie