"Kak."
Jungkook tidak menoleh. Malas.
"Kak!"
Masih kukuh tidak menoleh.
"Tuli apa gimana sih! Gue manggil woi!" Jungna melempar bantal dengan sekuat tenaga.
"Sampe lo manggil gue untuk pertanyaan unfaedah, lo gue buang ke kolong jembatan."
"KAGA! INI GUE MAU NANYA!"
"YAUDA BURUAN APA!" Sahut Jungkook tidak kalah nyaring.
Lalu terdengar teriakan lain yang berasal dari dapur.
"SEKALI LAGI KALIAN TERIAK, MAMA DATANG BAWA WAJAN BUAT GETOK MULUT KALIAN SATU SATU."
Seketika keduanya merapatkan bibir. Ancaman mamanya bukan sekedar omong kosong.
Jungna dan Jungkook pernah bertengkar hebat hanya perkara satu pensil. Jungna yakin jika Jungkook yang mengambil pensilnya. Sedangkan Jungkook protes karena dirinya dituduh.
Tersulut emosi, saat cek cok mereka sampai berteriak. Kemudian mamanya datang untuk menepuk mulut keduanya. Berhasil, mereka diam.
"Nanya apa sih?" Jungkook memelankan suaranya.
"Taehyung temen lo?"
"Iya kenapa?"
"Gue tau niat dia baik, cuma mau kenalan. Tapi sumpah gue ngga suka sama dia." katanya memekik pelan.
"Kenapa ngga suka?"
"Gue ilfeel sama ketikannya pliss. Nih liat,"
Taehyung
haihi juga
salken yh, taehyung
iya, salken jungna
lgi apa?
duduk aj, kenapa?
owh, gapapa
oke
iyh
"Yang bikin ilfeel paan anying?"
"Ihhh dongo. Gue ilfeel dia make huruf H di akhir kata."
"Cuma tiga loh ini."
"Ya tetep aja gue ilfeel."
"Sinting."
"Gimana ya kak, gue ilfeel ya ilfeel. Ngga dibuat-buat. Dia ngetiknya emang gitu?"
"Iya." jawab Jungkook.
"Kasian ganteng ganteng ketikannya buat gue ilfeel."
"Lebih kasian lagi lo itu typing–shaming."
Jungna mengedikan bahu cuek. Sepertinya ia harus terbiasa dengan ketikan Taehyung yang seperti ini.
"Kok dia bisa dapet nomor lo?" Jungkook penasaran.
"Gue yang kasih." jawabnya enteng.
"Gobloug."
"APASIH?!"
"Jangan sering ngasih nomor ke orang yang ngga lo kenal. Lo kenal dia darimana?"
"Instagram. Dia follow gue duluan trus minta follback. Pas gue cek akunnya ternyata temenan sama lo. Yaudah gue follback."
"Terus?"
"Habis minta follback, dia kenalan bentar terus minta nomor wa. Yauda gue kasih. Trus gini deh, dia kenalan lagi."
"Itu modus namanya."
"Masa?"
"Fiks lo emang bego."
"Bacot bebek sawah." hina Jungna.
"Loh? Bukan buaya lagi?"
"Fyi gue liat di tiktok kalo ternyata buaya itu hewan yang setia. Dia bisa aja cari betina lain, tapi tetep sama pasangannya. Beda sama bebek sawah yang justru kebalikannya." Jungna menjelaskan.
"Ngga elit banget bebek sawah. Kepanjangan lagi nyebutnya. Bagus buaya."
"Buaya terlalu bagus buat lo."
"Bicit jomblo."
"Bicit bebek."
Hai haiii
Jadi di cerita Jungna's Diary ini aku buat cuma tentang kesehariannya aja. Kemungkinan ngga ada konflik di dalamnya. Kalaupun ada, konfliknya pasti ngga berat
Happy reading!
Semoga suka <3
Jangan lupa vote dan komen buat menghargai karya yang sudah di tulis sama athor