Jungna's Diary | Jake Enhypen

33 - Banyak Es Krim

"Wiss, apanih. Dalam rangka apa kalian bawa makan banyak?" tanya Jungkook

"Ngga ada rangka apa-apa sih. Cuma gue kasian aja sama lo."

"Gue habis baikan sama Jungna." Jake mengoreksi.

Yang disebut namanya mendelik. Jungna hanya malas jika menjelaskannya kepada Jungkook. Orang ini selalu heboh menyangkut tentang Jake.

"Anjir lo pada jadian kapan dah, udah berantem aja."

"Males ah, ngga usah makan lo. Kelaparan aja sana!" tangannya yang kosong sudah ancang ancang ingin memukul Jungkook.

"Ututuuu galaknya adek ku cantik. Lo pawangnya jinakin nih singa betinanya. Kalau gue kenapa kenapa lo tanggung jawab."

Jake termenung. Padahal Jungna adik kandung Jungkook, kenapa harus dirinya yang bertanggung jawab.

"Udah makan aja yuk, janjinya kan sampe sini mau makan bareng."

"Males, ga napsu ada dugong disini."

Walaupun Jungna bilang tidak nafsu untuk makan tapi kakinya tetap melangkah ke dapur untuk menyiapkan makanan yang dibawanya. Jake ragu hendak menyusul sampe dapur, lalu tatapannya beralih kepada Jungkook.

"Susul aja elah, santuy gua mah."

Jake nyengir kemudian ikut menyusul Jungna di dapur. Gadis itu sedang mondar mandir menyiapkan makanan di meja makan. Membuka bungkus makanan yang ada di plastik dan memindahkannya ke piring.

Sadar akan kehadiran Jake, Jungna bingung dan bertanya apa yang akan dilakukan orang itu.

"Bantu nyiapin makanan." ucap Jake.

"Ngga sopan ya lo nyuruh tamu nyiapin makan!" teriak Jungna dengan lantangnya.

"Dasar ngga tau terimakasih!"  Jungkook membalasnya tak kalah nyaring.

"Gue yang mau bantu, jangan marah terus dong."

"No no no, lo harus duduk manis di depan aja nunggu ini selesai. Harusnya dugong yang bantu gue."

"Udah gapapa, kalo debat terus lama selesainya loh."

Jungna pasrah dan membiarkan Jake membantu menyiapkan makanannya. Jake juga membeli beberapa es krim sebagai makanan penutup.

Sepertinya di rumah Jake penuh dengan makanan, orang itu tak tanggung-tanggung membeli makanan ringan ataupun berat.

Keknya kalo gue bareng Jake bakal makmur terus. Jungna membatin.

Sadar pikirannya melantur aneh ia menggeleng kuat. Penyakit 'halu'-nya kumat disaat yang tidak tepat.

"Ortu lo kemana Na?"

"Eh? A–anu lagi diluar kota. Besok baru pulang."

"Ooh, gue udah jarang ketemu sama ortu lo. Pantesan sepi."

"Ntar gue salamin deh." ucapnya sembari berjalan menuju kulkas untuk mengambil es batu.

Saat membuka freezer betapa terkejutnya ia melihat isinya yang penuh dengan es krim. Perasaannya Jake tidak mengambil sebanyak ini saat membayar di kasir.

"Lo mau buka toko es krim?"

Tersangka hanya memasang wajah tanpa dosa. Sialnya Jungna kembali terpana melihatnya. Segera ia memalingkan wajahnya dan berpura-pura mengambil es batu.

"Itung-itung sebagai permintaan maaf gue Na."

"Kebanyakan Jake, sampe penuh gini."

"Lo... ngga suka?"

"Hah?"

"Ngga suka ya?"

Lihat wajah memelas itu. Jungna kesal tapi juga gemas. Gemas karena wajah Jake sangat lucu. Saking lucunya Jungna ingin mencubit pipinya. Tapi tidak mungkin ia melakukan itu, kesal. Jungna malah ingin memukulnya sekarang.

"Gue suka kok, cuma jangan kebanyakan gini. Bisa-bisa malah kak Jungkook yang habisin." bujuknya.

Jake masih tertunduk dengan wajah sedih. Jungna menghampirinya.

"Jangan sedih gitu dong. Makasih ya udah beliin es krim," ucapnya lagi, kepalanya mendongak menatap Jake. Kedua sudut bibirnya terangkat.

Jujur saja Jake merasa tidak enak hati. Ia tidak menyadari jika yang dilakukannya berlebihan. Reflek kedua tangannya terbuka hendak memeluk Jungna. Gadis itu juga menyambut pelukan Jake.

Kemudian entah mengapa sosok Jungkook tiba-tiba berada di dapur. Tidak hanyak Jungkook, tapi Jungna dan Jake sama terkejutnya.

Minuman Jungkook sampai tersembur keluar. Ia tidak berekspetasi akan terjadi hal ini. Tadinya ia ingin ke dapur untuk menyusul Jungna mengapa lama sekali menyiapkan makanan, ternyata ini penyebabnya.

"SORRY GUYS! GUE NGGA LIAT APA-APA KOK!"

Jungkook be like 'ouuu~ I'm blind, no I can't see'