11. Jimin

73 12 0
                                    

Hujan turun cukup deras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hujan turun cukup deras. Jungna dkk sudah berada di kelas lima menit yang lalu, kecuali Yerin. Belum banyak yang datang, mungkin sedang menunggu hujan reda.

"Cuacanya enak buat tidur lagi."

"Gue malah berencana buat ngga masuk sekolah."balas Sunghoon.

"Ya... siapa yang ngga bakal tergiur buat tidur lagi."

Hening beberapa saat. Sampai suara melengking Yerin menggema di ruang kelas.

"Anjiiiink."

Jake spontan melempar bola kertas tepat ke wajah Yerin yang menghampiri mereka dengan setengah berlari. "Bagus bener congor lu pagi-pagi udah dog aja."

"Iya maap reflek."

"Kenapa sih?" Jungna bertanya.

"Gue dateng bareng kak Jimin bangsaaattt."

"Mulutnya," Jake menghela napas pasrah.

"Anjir lo serius?" Sekarang gadis dihadapan Jake juga ikut-ikutan.

"Halu lo. Masih pagi juga." Heesung mencibir. Menurutnya itu hal yang sangat mustahil.

"Beneran dih! Nih buktinya, jaketnya dia. Aduh mleyot aku maaaass."

"Cerita buduh. Bukan mleyot."

"Jadi gini..."





















Flashback

"Buset nih kerdus gede bener. Mana hujan kayak gini." Yerin bergumam.

Ia sedang membawa kardus yang berisikan peralatan yang dibutuhkan untuk classmeeting minggu depan.

Otaknya masih terus bekerja memikirkan cara agar barang-barang yang ia bawa tidak basah karena air hujan.

Yerin masih berada di ruang piket, jarak dari ruang piket ke kelasnya lumayan jauh.

Sampai akhirnya ada yang menepuk pelan pundaknya. Jantungnya hampir merosot. Itu Jimin.

Sialan. Ganteng banget. Gumamnya pelan.

"Mau bareng? Gue ada payung."

"E–eh? Gapapa?"

"Gapapa, santuy aja. Kasian lo kesusahan bawanya."

Yerin salting mampus. Ingin menyublim.

Jimin menaruh payungnya lebih dulu kemudian melepas jaket yang dikenakannya dan memakaikannya kepada Yerin.

"Payung gue kecil, ngga menjamin lo ngga bakal basah. Jadi pake jaket gue dulu."

"Thanks."

Lalu keduanya berjalan berdampingan dengan langkah yang pelan. Tidak ada obrolan lagi, hanya terus melangkah sampai tiba di lorong kelas Yerin.

Yerin menutup payungnya. Jimin bilang untuk menyimpannya di kantung samping tasnya. Tempat air minum.

Setelahnya ia hendak membuka jaket milik Jimin, tapi Jimin mencegahnya.

"Pake aja dulu, ntar aja dibalikinnya."

"Loh? Kenapa?" Yerin bingung.

"Gapapa. Ini barangnya mau dibawa ke ruang OSIS?"

"Iya dibawa ke ruang OSIS."

"Barang ini biar gue aja yang bawa, lo langsung ke kelas."

"Jangannn, nanti ngerepotin. Gue aja yang bawa," Yerin hendak mengambilnya kembali, tetapi Jimin menghindar.

"Udah. Nurut," ucapnya berjalan meninggalkan Yerin yang mematung.









"Gue hampir teriak anjrit. Syok berat tiba-tiba kak Jimin notice gue."

"Aseekkk, tanda tanda nih ekhem." Jungna berdehem.

Di saat Jungna memberi respon positif, tidak dengan Heesung. "Jangan geer dulu lo. Siapa tau orangnya emang friendly, baik ke semua orang."

"Jangan buat gue overthinking dong. Gue baru aja seneng masa lo julid gitu. Ngga kasian?" kata Yerin dengan nada memelas.

"G." -Heesung.

Jake dan Sunghoon tertawa pelan mendengar Yerin yang misuh-misuh. Dua orang ini tidak pernah akur.

"Tapi Yer, yang dibilang Heesung ada benernya. Lo boleh seneng tapi jangan berlebihan. Takutnya ngga sesuai sama ekspetasi yang ada di imajinasi lo. Ujung-ujungnya lo yang sakit. Sewajarnya aja." Sunghoon memberi nasehat. Gadis itu mengangguk mengerti. Ia tidak boleh merespon berlebihan.

"Thanks, Hoon udah ngingetin gue."

"Iyaa santuy."

"Btw, tuh jaket mau dikembaliin kapan?"

"Iya juga ya? Gue balikin kapan?" Yerin balik bertanya kepada Jake.

"Yang di pikiran gue, si kak Jimin sengaja minjemin jaketnya supaya bisa ketemu lagi sama lo." Opini Jungna.

"Dahlah. Mau resign dari bumi. Bye semua."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.































Vote komen juseyooo

Vote komen juseyooo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jungna's Diary | Jake EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang