55 - Ketemu

39 4 2
                                    

"Lo ngga tau Jungna dimana?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo ngga tau Jungna dimana?"

"Ngga bang, tadi dia pulang sendiri. Keliatan buru-buru gitu, gue kira pulang bareng lo."

"Tuh anak sampe sekarang ngga pulang anjir. Hpnya juga mati."

"Lah? Trus giman—"

"Udah dulu, gue mau lanjut nyari. Thanks, Jake."

"Astaga dek kamu kemana sih," Jungkook memutar stir mobilnya, kembali mencari keberadaan Jungna yang entah dimana.

Sementara itu Jake langsung mengabari hal ini di grup yang berisikan mereka berlima. Bermaksud agar membantu mencari.

Jake sudah kelewat panik. Mengetik pesanpun sampai typo, tangannya sudah bergetar karena takut hal buruk terjadi.

Ia melajukan motornya melewati jalanan yang mulai sepi, sesekali menepi untuk melihat orang yang berlalu lalang. Tapi hasilnya nihil, tidak ada sosok Jungna.

Satu jam berlalu masih belum ada tanda-tanda keberadaan Jungna. Jake melepas helmnya, menyisir rambutnya ke belakang, kepalanya semakin pusing.

Jantungnya berdetak lebih cepat. Padahal dirinya tidak ingin memikirkan hal buruk apapun tentang Jungna. Tetapi terlintas begitu saja skenario terburuk di otaknya.

Di keheningannya, suara tawa menyentak Jake yang spontan membuatnya menoleh ke arah sumber suara.

Disebrang jalan, gadis itu tersenyum lebar kepada kucing jalanan yang sedang makan dihadapannya. Keadaan gadis itu cukup membuatnya khawatir. Kemeja sekolahnya kotor, tangan dan lututnya terluka yang entah apa penyebabnya.

Padahal Jungna sangat cengeng hanya karena luka kecil. Tapi bahkan kali ini ia masih bisa tertawa sambil melihat kucing itu makan dihadapannya.

Dengan langkah gontai Jake menghampiri Jungna. Tangannya yang masih memegang helm terlepas membuat Jungna terkejut karena tiba-tiba seseorang tengah berdiri dihadapannya.

"Jake? Eh kenapa?" tanyanya, yang melihat raut wajah pemuda ini yang cukup kacau.

Tanpa membalas apapun, tangannya langsung merengkuh tubuh gadis itu. Mati-matian Jake menahannya, tapi pertahanannya tetap runtuh. Tangisannya tidak bisa ia tahan lagi.

"Please jangan hilang, Jungna. Please.. please.. please...." lirihnya.

"Lo buat gue ketakutan denger kabar lo hilang. Tetep bareng gue sampai kapanpun..."

"Jake kenap—"

"Gue hampir mati rasanya liat lo gini, Na," Jake terisak. Suaranya melirih. Antara lega dan takut masih bercampur aduk.

"Jangan kemana-mana, gue ngga bisa tanpa lo. Bisa-bisa gue gila."

"Iya maaf udah hilang tanpa kabar, gue salah."

"Ngga, lo ngga boleh hilang Jungna. Tetep temenin gue sampai kapanpun," tangannya mempererat pelukannya.

"I–iya."

Entah hanya perasaannya saja, tapi Jungna merasa jika sekarang ia tengah mendapatkan pengakuan cinta.

Ah ngga mungkin. Batinnya

"Gue sayang lo."

Baiklah. Tiga kata yang terdengar di telinganya cukup membuat tubuhnya mematung. Perutnya seperti terdapat banyak kupu-kupu yang berterbangan disana. Jungna bingung tapi sekaligus senang.

"Gue sayang lo lebih dari apapun," Jake melerai pelukannya, kini tangannya berada di bahu gadis itu.

"Rasanya bukan waktu yang tepat buat bilang ini. Tapi gue rasa waktu yang tepat masih lama, gue ngga mau nunda lagi. Lebih cepat lebih baik kan?"

Jungna hanya bisa menatap manik indah itu di tengah gelapnya malam. Bibirnya terasa terkunci, tidak bisa mengucapkan sepatah kata apapun.

"I love you. Lo mau nerima gue jadi pacar lo?"

 Lo mau nerima gue jadi pacar lo?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











































Halooooo

Jangan lupa tinggalkan jejak cintaaa🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻

Jungna's Diary | Jake EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang