1. Awal Yang Baru

1.4K 117 2
                                    

' 2015 '

Teriknya pancaran sinar matahari di siang bolong membakar kulit sekelompok siswa yang berbaris rapih diatas jalanan aspal, keringat yang mengalir hingga ke dagu siswa-siswa itu rupanya tidak mengurangi hukuman yang diberikan oleh senior mereka.

Suara bisik-bisik dari siswa yang lewat terdengar mengasihani, bahkan ada siswa kelas 12 yang sengaja berteriak mengatai sang senior 'gila nggak manusiawi'.

"Jangan lirik-lirik!" peringat salah satu senior laki-laki yang berdiri didepan barisan.

"Malu kalian?" seorang senior perempuan bertanya dari arah belakang.

"MALU KALIAN?" ulangnya dengan lantang.

"SIAP TIDAK." seluruh barisan menjawab dengan mantab dan serempak.

Moonbyul, Lisa, dan Wendy duduk berteduh di trotoar samping sekolah mereka sambil menyedot es kelapa muda, menonton salah satu sahabat mereka yang saat ini berada didalam barisan siswa yang sedang dijemur seperti ikan asin itu : Alnaya Seulgi. Mereka bertiga merasa kasihan pada Seulgi yang baju belakangnya sudah sangat basah karena keringat, terhitung sudah empat puluh lima menit mereka dijemur seperti itu.

"Butuh diginiin berapa kali lagi sih biar Seulgi keluar dari nih organisasi?"

"Nggak ngerti lagi, Lis." Wendy membuang plastik es kelapa nya kedalam kantong kresek yang berisi bungkus snack yang tadi mereka makan.

"Mau sampe kapan kita nontonin? Balik kos dulu aja yok?" Lisa sudah tidak kuat dengan teriknya matahari yang rasanya seperti neraka bocor.

"Ntaran deh, masih pengen nontonin bayi berjemur. Aku masih penasaran, kenapa betah banget dia." Moonbyul memandang kearah dua sahabatnya.

"Mau mandi kan? Pake motorku nih." Wendy memberikan kunci motornya pada Lisa.

"Yaudah aku ke kosan dulu, ntar balik sini lagi." Lisa menerima kunci motor Wendy dan bergegas pergi, ia sudah sangat kegerahan.

Moonbyul dan Wendy kaget saat melihat barisan anak paskib itu mengambil posisi push up diatas aspal yang bisa dibayangkan panasnya seperti apa, mereka berdua menggelengkan kepala. Bahkan Wendy beranjak dari duduknya demi menyentuh aspal yang terkena sinar matahari, wajahnya bergidik menatap Moonbyul.

"Pura-pura pingsan aja kenapa sih, Seul!" gerutu Moonbyul.

Wendy menyenggol lengan Moonbyul, mengkode agar menengok kearah kanan mereka. Terlihat beberapa kakak kelas ikut menonton 'penyiksaan' junior paskibra sekolah itu.

"Kak Sunmi kan itu?"

Wendy mengangguk.

Barisan anak paskibra itu terlihat berhamburan berpindah tempat menuju kearah Wendy dan Moonbyul, sepertinya mereka telah diberi aba-aba untuk berteduh setelah ada beberapa anak yang tangannya kepanasan bahkan ada yang sedikit melepuh. Wendy dan Moonbyul mengamati beberapa anak yang meringis sambil mengibas-ngibaskan tangannya mengantri salep dari senior perempuan yang bertugas membawa obat-obatan.

Seulgi yang melihat kedua sohibnya dengan setia menonton kegiatan 'baris berbaris'nya langsung berjalan gontai menubruk Wendy yang siap sedia menangkap tubuh si beruang.

"Panaaaass..." rengek Seulgi.

"Liat sini tanganmu, bayi!" Moonbyul mengeluarkan kipas kecil berbentuk wajah hamster dan menyalakannya, mengipasi telapak tangan Seulgi yang merah.

Sahabat Masa' Gitu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang