ㅤ
Irene keluar dari pintu gedung, matanya menatap lurus kearah langit yang tertutup awan mendung, memperhatikan rinai hujan yang turun dari atas sana, sedikit menggembungkan pipinya karena kesal, ia sedang tidak membawa kendaraan sekarang. Tersadar bahwa ponsel di saku jaketnya bergetar, Irene segera mengambilnya.
ㅤ
ㅤKak Bear 🐻
On your left-
ㅤ
ㅤIrene mengerutkan keningnya membaca pesan dari si gadis beruang, namun secara naluriah ia menolehkan kepalanya kearah kiri. Pupil matanya membesar setelah menangkap siluet gadis bermata sipit yang baru saja mengiriminya pesan, senyum di bibir keduanya merekah.
ㅤ
ㅤ
"Kak Seulgi dari mana?" Irene bertanya begitu Seulgi masuk kedalam mobil.
"Dari kosnya Moonbyul." jawab Seulgi sembari meletakkan payung basahnya kebelakang.
"Ini mobilnya kak Byul kan?"
"Iya, keren kan habis dimodif?"
"Kak Seulgi pinjem buat jemput aku?" Irene menatap Seulgi penuh haru.
Seulgi yang ditatap seperti itu terkekeh, tangannya terangkat menangkup kedua pipi Irene gemas.
"Iya, cantik..."
Wajah Irene memanas, sudut bibirnya berkedut, tersenyum manis membalas senyuman Seulgi.
"Isi bensin dulu ya." Seulgi memakai seatbelt dan mulai menyalakan mesin mobil hatchback itu.
ㅤ
ㅤDi sepanjang jalan Irene berkali-kali mencuri pandang kearah Seulgi yang fokus menyetir, ini pertama kalinya Irene melihat Seulgi menyetir mobil. Seulgi terlihat sangat keren dimatanya, walaupun Seulgi lebih sering terlihat menggemaskan namun karismanya jangan diragukan lagi.
"Kak Seulgi mau langsung pulang?"
Mobil mereka mulai memasuki area komplek Irene, hujan di luar sana tinggal tersisa gerimis. Seulgi memandang lega kearah langit, ia harap petang nanti hujan benar-benar reda.
"Nanti jam lima penurunan bendera, kalo bisa aku mau dateng."
"Di rumahku aja dulu, aku dirumah sendirian." Irene mengeluarkan puppy eye-nya membuat Seulgi terkekeh gemas.
"Iya.. tapi aku numpang nyetrika seragam ya?" Seulgi memandang sekilas kearah Irene.
"Aku setrikain sekalian, kak."
Honda jazz putih yang mereka tumpangi berhenti didepan gerbang bercat putih, Irene turun dari mobil bergegas membuka gembok dan gerbang.
Seulgi menurunkan kaca jendelanya,
"Kamu masuk! Aku aja yang nutup gerbangnya!"
Irene menuruti omongan gadis yang lebih tua itu dan berlari ke teras berlindung dari gerimis. Setelah memarkirkan mobil kesayangan Moonbyul itu Seulgi menutup gerbang, lalu berlari kecil ke teras menyusul Irene yang sedang membuka pintu rumah.
ㅤ
ㅤ"Mau handuk?"
Seulgi mendudukkan dirinya di sofa ruang tv, menggeleng atas pertanyaan Irene, tangannya dengan cepat mengeluarkan seragam osisnya dari dalam tas.
"Mau nyetrika ini aja."
"Sini aku setrikain." Irene mengambil seragam milik Seulgi setelah melepas jaketnya, kakinya melangkah menuju meja setrika yang tidak jauh dari sana.
"Kak Seulgi mau minum apa?"
"Air putih aja aku ambil sendiri."
Seulgi melangkahkan kakinya menuju dapur, mengambil gelas dari rak lalu mengisinya dengan air hangat di dispenser. Seulgi sudah berkali-kali kerumah Irene hingga ia sudah hafal betul seluk beluk rumah Irene.
Setelah meneguk habis minumannya, Seulgi meletakkan gelas yang sudah kosong itu ke washtafel lalu berjalan kearah Irene yang berdiri membelakanginya, sedang menyetrika seragam milik Seulgi.
"Rene?"
"Hm?"
Seulgi melingkarkan tanganya di perut Irene, memeluk kelinci kecilnya dari belakang. Irene yang tidak terlalu terkejut terus melanjutkan kegiatan menyetrikanya, sedangkan Seulgi menempelkan keningnya di pundak Irene.
"Kenapa kak?"
Seulgi tidak menjawab, ia tengah menikmati kehangatan dari tubuh Irene, menemukan ketenangan saat menghirup aroma parfum yang menguar dari tubuh gadis dalam pelukannya.
Irene mengusap pelan tangan Seulgi yang bertengger di perutnya, tangannya yang lain masih setia melicinkan pakaian yang akan Seulgi kenakan setelah ini.
"Aku harus gimana?"
"Hm?"
"Kak Sunmi..."
Irene meletakkan setrika panas itu keatas tatakannya, menggantungkan baju Seulgi dengan hanger. Ia melonggarkan pelukan Seulgi lalu berbalik dan memeluk tubuh Seulgi yang lebih besar darinya, mereka berpelukan saling menyamankan diri.
"Kalo kak Seulgi suka, kak Seulgi nyaman.. nggak ada salahnya dicoba dulu kan?"
Irene menempelkan pipi kirinya pada bahu kanan Seulgi, kepala Seulgi bersandar di kepala Irene, perbedaan tinggi badan keduanya membuat pelukan mereka terasa sangat nyaman.
Pikiran Seulgi berkecamuk, ia tau pasti siapa yang benar-benar ia inginkan. Tapi sayangnya ia tidak bisa mengatakan itu dengan jujur, ia tidak ingin menghancurkan hubungan baiknya dengan Irene. Biarlah Irene menganggapnya hanya sebatas sahabat, asalkan Irene bisa terus berada disisinya.
"Jaehyun masih gangguin kamu nggak?" Seulgi tidak merespon omongan terakhir Irene.
"Udah enggak kok."
"Bagus deh, mau baku hantam sama kak Bogum apa?!"
Irene terkekeh dan mempererat pelukannya, dibalas dengan Seulgi yang menggesekkan pipinya pada kening Irene.
Untuk beberapa saat mereka terdiam, lebih memilih menikmati momen kehangatan mereka. Menikmati debaran jantung yang terburu namun terasa nyaman, serta gelitik kupu-kupu yang berterbangan didalam perut mereka.
"Sayang kak Bear..."
"Sayang Bunny juga..."
ㅤ
ㅤ
ㅤ
—
💬 : Yaha.. Beneran prenjon, kesian
🐻 : Iri tanda tak mampu 😼
ㅤ
Permulaan 👏
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Masa' Gitu?
Hayran KurguBagaimanakah kisah persahabatan Alnaya Seulgi dan Irene Elenora pada masa SMA mereka? Season 2 dari Middle School. Better you read Middle School first 😉